☆☆
Di tengah keramaian para pengungsi dari Hindia Belanda,
"FREDDIE..!" teriakan panggilan seorang ibu-ibu menarik perhatian Freddie bersama yang lain.Freddie menemukan wajah ibu dan ayahnya dari kejauhan.
"MAMA! PAPA..!" Dia lambaikan tangan.Lalu beralih pada Hendrick.
"Mereka orangtua ku. Aku pamit pergi."Hendrick cukup kaget dengan perpisahan yang tiba-tiba ini.
"Iya, Freddie." Itu lah yang dapat dia katakan."Semoga kalian juga dapat segera pulang ke rumah," ucap Freddie pada Hendrick, Yasmine, dan Ratna.
"Sampai berjumpa kembali, Freddie.." ucap Yasmine.
Ratna, "Iya, sampai jumpa.."
Hendrick tersenyum, "Senang bertemu dengan mu."
Awalnya Freddie biasa saja, tapi entah kenapa dia menjadi tidak dapat berlama-lama melihat senyuman Hendrick. Dia pun mengangguk. Kemudian bergegas pergi.
Di Amsterdam, dan beberapa kota lain, pemerintahan Belanda telah menyiapkan perumahan penampungan bagi mereka dari Hindia Belanda. Konsep nya menyerupai apartemen. Selain itu, bagi mereka yang ingin tinggal di tempat sesuai keinginan, bisa menyewa rumah kontrakan, dimanapun mereka suka.
Banyak dari para warga pindahan Hindia Belanda yang merasa tidak nyaman pada situasi masa kini. Dulu di Hindia Belanda, mereka termasuk orang-orang yang berjaya, sekarang di Belanda, sudah berbeda. Semua harus menata ulang lagi kehidupan. Tak hanya soal materi. Namun juga soal apapun yang telah tertanam sejak diri mereka berada begitu lama di Hindia Belanda. Bahkan banyak mereka yang sama sekali belum pernah ke sini.
Setelah tinggal dua hari di perumahan untuk beristirahat, esoknya Hendrick mengajak Yasmine dan Ratna pergi ke rumah. Rumah orangtua Hendrick dan ayah Yasmine, yang telah tiada empat tahun silam.
Sekitar setengah jam dari perumahan dengan menggunakan taksi, mereka sampai di sebuah rumah besar tak berpenghuni, memiliki halaman cukup luas yang banyak ditumbuhi tanaman bunga. Yasmine terkesima melihat rumah itu, tampak tak banyak berubah dari belasan tahun lalu sewaktu dia kesini.
Seorang kakek-kakek datang menghampiri Hendrick, menyerahkan kunci rumah pada nya. Beliau merupakan tetangga yang berbaik hati mengurus halaman rumah ini.
Mereka sempat berbincang ramah. Kemudian kakek itu kembali pulang.
"Ayo, kita masuk!" seru Hendrick pada semua.
Yasmine menghirup udara dalam-dalam. Hati masih berat mengingat dirinya telah meninggalkan tanah air.
Dengan semangat yang tersisa, terucap kata, "Kita akan memulai kehidupan baru disini,"Ratna genggam tangannya. Menyalurkan perasaan dukungan, semangat untuk Yasmine.
Bagaimana pun kehidupan terus berlanjut. Walau tanah Belanda asing baginya, apalagi Ratna. Bagi Yasmine, tanah air nya adalah Hindia Belanda. Dan hatinya tetap masih berada di Hindia Belanda. Entah berapa untuk lama...
Tahun berganti.
Belanda, April 1946
Tak semua pengungsi dari Hindia Belanda datang ke Belanda mempunyai uang banyak. Bahkan miskin. Bersyukur pemerintahan sangat membantu keadaan mereka. Selain telah disediakan fasilitas perumahan dan tunjangan keuangan, mereka juga diberikan pelatihan kejuruan untuk bekal mencari kerja. Ada juga sebagian yang beruntung memiliki kenalan di Amsterdam, dapat membantu mempermudah proses mendapatkan pekerjaan. Seperti Hendrick dan Yasmine. Setelah tiga minggu di Belanda, Hendrick diterima bekerja sebagai administrator di sebuah pabrik koran. Dimana administrator disini tidak seperti kedudukan administator perkebunan di Hindia. Disini jabatan Hendrick terhitung lebih bawah. Dia tidak masalah walaupun harus menjadi pekerja bawahan, jauh berbeda ketika di Hindia Belanda. Jika Yasmine, empat bulan kemudian dia baru bekerja. Diterima menjadi pegawai perpustakaan. Tetap Yasmine syukuri. Tidak mudah bagi mereka yang seumur hidup menjadi warga Hindia Belanda untuk belajar menerima dengan cepat hal-hal baru disini, menyesuaikan diri menjadi warga Belanda.
Sementara di rumah, Ratna ditemani seorang asisten rumah tangga. Anneke, seorang ibu-ibu berusia lima puluh sembilan tahun, yang merupakan istri dari tetangga baik hati yang menjaga kunci rumah ini selama tidak berpenghuni. Kebetulan, Anneke memang berpengalaman menjadi asisten rumah tangga. Di masa usia tak lagi muda ini, dia hanya akan bekerja disaat ada pesanan yang ingin menggunakan jasa nya mengurus, menjaga rumah. Dan sekarang, dari setiap pagi sampai sore pukul tiga, dia akan bekerja di rumah keluarga Hendrick, menemani Ratna tepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something [END]
General FictionYou're a sunday morning kind of beauty Hindia Belanda, Jawa Barat, Tasikmalaya. 1943. Tidak ada yang tau, jika seekor kucing liar hadir, menjembatani mereka berdua pada suatu takdir. Sesuatu diantara dia & dia, sesuatu diantara mereka & kehidupan. Y...