♡25

426 72 23
                                    

☆☆

Suara kecapan bibir beradu bibir pun terdengar.

Yasmine agak kaget. Namun dia sendiri pun suka, tidak dapat menolak sensasi cumbuan Ratna. Dan kini cumbuan mesra nan intim turut dia lakukan. Bahkan hasrat terasa semakin menuntut. Membuat keduanya saling bercumbu bibir semakin panas. Hawa di ruang kamar ini pun turut terasa gerah..

Tok tok tok
Suara ketukan pintu dari luar kamar muncul mengagetkan mereka berdua. Segera mereka rapihkan rambut masing-masing.

"Ratna.." panggil Rokayah di depan pintu yang masih tertutup.

"Emak.." gumam Rokayah.

Yasmine kebingungan. Apa yang harus dia lakukan.

"Hhh.. non Yasmine tunggu saja disini..!"

"Iya, Ratna."
Tapi setelah Ratna hendak membuka pintu, dia langsung merunduk bersembunyi didekat ranjang kasur.

Ratna membuka pintu kamar dengan wajah tersenyum. "Muhun, mak.."

Rokayah, "Sinarieun jam sakieu di kamer keneh? Aya naon?"
( Tumben jam segini masih di kamar? Ada apa? )

"Neme beres ibak, mak. Tadi abi gugah na rada telat."
( Baru beres mandi, mak. Tadi saya bangun nya agak telat.)

"Ohh.. Hayuk, atuh.. Geura sarapan heula!"
( Oh.. Ayo, atuh.. Cepat sarapan dulu! )

"Muhun, mak.."

Ratna kembali ke dekat ranjang kasur. Kemudian tertawa kecil.
"Emak saya sudah pergi, non.." katanya pada Yasmine yang masih duduk di lantai untuk bersembunyi.

Yasmine tersenyum. Lalu berdiri.
"Ayo, kamu sarapan dulu, Ratna.. Aku juga mau mandi."

Cup
Dia kecup bibir Ratna.
"Selamat ulang tahun.."

Mata Ratna mengerjap. Merasa bahagia sekaligus kaget.
"Bagaimana non Yasmine tau tanggal lahir saya?"

Namun Yasmine telah kabur pergi dari kamarnya.




Angin berhembus damai sekali pagi ini. Menyertai kegiatan Yasmine dan Ratna yang kini telah berada di persawahan. Mereka berangkat pergi dari rumah sekitar pukul sembilan pagi, setelah Ratna menyelesaikan pekerjaan.
Kaki mereka berjalan di setapak jalan sawah yang sebagian sawahnya sudah dipanen, juga ada yang belum dipanen. Sesekali Ratna menuntun Yasmine yang kadang kesulitan berjalan di atas jalan kecil nan sebagian becek itu. Juga, beberapa petani yang tengah berkelakar memanen padi pun turut memperhatikan kemunculan mereka berdua. Khususnya Yasmine. Baru kali ini mereka melihat ada noni Belanda turun ke persawahan. Lalu mereka hanya mengangguk membalas senyum sapaan Yasmine dari jauh.

"Ratna," panggil Yasmine.

"Iya, non,"

"Kenapa mereka semua memperhatikan ku seperti itu, ya?"

Sambil menuntun kekasihnya, Ratna menjawab, "Karena mereka baru pertama kali melihat seorang bidadari."

"Huh? Bidadari?" Yasmine tidak paham.

"Iya.. Bidadari yang sekarang sedang berjalan bersama saya." jelas Ratna dengan pandangan yang entah kemana.

Hhuft. Yasmine harus menahan diri yang salah tingkah.

"Tapi Ratna, aku ingin menjadi manusia biasa saja.." ungkapnya kemudian.

Langkah Ratna terhenti. Balik badan memandang Yasmine.
"Kenapa, non?"

"Karena dengan menjadi manusia biasa aku bisa hidup di planet bumi ini bersama orang yang aku cintai."

Ratna sudah menahan senyumnya yang disebabkan hati berbunga-bunga.
"Memang nya siapa orang yang non Yasmine cintai?"

Something [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang