♡29

330 64 13
                                    

☆jangan lupa selalu Vote setiap nya ya♡

Perayaan tahun baru Cina atau Hari Raya Imlek bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia merayakan telah tiba. Termasuk warga keturunan Tionghoa di Hindia Belanda. Rumah besar nyonya Fen tampak cukup meriah dengan dekorasi khas Imlek. Nampak di luar, semakin indah dengan banyak lampion berjejer rapih, tergantung begitu cantik. Di kedua sisi pintu utama rumah terdapat hiasan dua payung mini cantik bermotif bunga yang terbuat dari kertas tebal. Salahsatu kerajinan khas daerah Tasikmalaya.
Hari ini Ratna ikut sibuk di dapur bersama pembantu lain. Menyiapkan bahan jamuan untuk para tamu yang bergiliran berkunjung ke rumah nyonya Fen untuk menyampaikan ucapan perayaan Imlek. Tak terlewatkan, keluarga nyonya Fen yang hari ini kompak berbusana khas Tionghoa, juga menerima banyak bingkisan dari para tamu yang berkunjung. Terlihat di ruang depan, keluarga nyonya Fen sedang menerima tamu keluarga Tionghoa dari kota tetangga.

"Ratna, punten pangmereskeun sesa-sesa di meja ruang tengah, nya!" ujar Nur pada Ratna.
( Ratna, tolong bereskan sisa-sisa di meja ruang tengah, ya! )

"Siap, bu!" Ratna langsung beranjak pergi.

Sampai di ruang tengah, dia langsung membereskan piring-piring kosong bekas menjamu, dan tak lupa merapihkan kembali meja yang terhidang banyak jamuan. Seperti kue keranjang, kuaci, kue mangkuk, lumpia, tang yuan, dan aneka jamuan khas lainnya.
Mendengar bunyi ketukan sepatu, Ratna menengok, dan mendapati Yasmine yang nampaknya sehabis kembali dari kamar. Ratna terdiam, melihat kekasihnya yang terlihat semakin mempesona dengan pakaian khas wanita Tionghoa berwarna putih gading, bermotif bunga lily. Pakaian itu membuat lekukan tubuh Yasmine terlihat semakin indah. Memandang wajah Yasmin yang tersenyum cantik, membuatnya semakin terkesima.

"Ratna.." sapa Yasmine sambil menghampiri.

"Non Yasmine sangat cantik.." ucap Ratna spontan.

Tawa kecil Yasmine keluar.
"Terimakasih.. Kamu sudah mengucapkannya tiga kali sejak tadi pagi."

"Hhehehe. Ah, begitu ya.. Saya tidak ingat. Yang saya ingat hanya kekasih saya sangat cantik." tutur nya terlalu jujur.

Yasmine jadi tersenyum malu-malu. Kepalanya mengangguk, dan berkata, "Semangat, ya.."

Cup

Ya.. bibir Yasmine sempat mencium kilat pipi Ratna.

Syok. Mata nona Zhao melebar saat tak sengaja melihat anaknya mencium pipi Ratna. Pembantu di rumah ini. Niat nya hendak pergi ke dalam ruangan utama menjadi batal. Dia segera kembali ke ruang depan.

Ratna yang sempat terkejut dan bengong, mendengar Yasmine mengatakan, "Aku harus kembali ke depan. Semangat, sayang!"
Setelah itu dia tersenyum-senyum sendirian. Terus seperti itu meski sambil menyelesaikan pekerjaan nya membereskan meja.

Menerima tamu telah selesai. Sekarang halaman depan rumah nyonya Fen telah terlihat ramai. Banyak orang sedang mengantri dalam dua barisan untuk menunggu giliran menerima angpao dan sembako. Mereka adalah para buruh pabrik dan buruh perkebunan keluarga nyonya Fen. Para pembantu berdiri di belakang para majikan untuk membantu mengambilkan sembako, termasuk Ratna. Dia berdiri di belakang Yasmine yang bertugas membagikan sembako, sementara nyonya Fen membagikan angpao. Begitu pula dengan orang tua Yasmine di depan barisan satu nya lagi. Acara besar ini sudah menjadi bagian dari kebiasaan perayaan Imlek keluarga nyonya Fen dari dulu bersama mendiang suami, semenjak tiga puluh enam tahun yang lalu. Sekarang, mungkin ada sekitar dua ratus lebih yang mengantri. Setiap orang pun tampak bersemangat meski harus  mengantri dengan sabar. Di tengah berjalannya acara ini, Ratna harus sesekali merasa kesal, tidak nyaman, ketika ada beberapa buruh laki-laki yang senang sekali memperhatikan kekasihnya, Yasmine. Tidak ada yang salah memang.. hanya saja dia tetap saja merasa tidak tahan atas sikap posesif nya.
Dalam batin Ratna, 'Resiko punya kekasih secantik itu..
Sabar, Ratna! Mereka hanya bertemu Yasmine satu kali ini saja.. Sedangkan kamu bisa setiap hari melihatnya '

Seharian ini keluarga nyonya Fen sangat sibuk. Ratna mengira saat malam hari tiba mereka semua akan langsung bersantai, ternyata tidak. Malam itu sekitar pukul setengah delapan malam, rumah nyonya Fen kedatangan tamu dari jauh.  Ratna yang ketika itu sedang berada di luar, masih membereskan halaman, melihat sebuah mobil bagus nan mengkilap. Pasti sangat mahal. Mobil itu memasuki halaman rumah nyonya Fen. Mobil berukuran lumayan besar itu ditumpangi satu keluarga Belanda beranggotakan suami-istri, dan dua anak laki-laki. Ratna pun segera pergi menyambut para tamu.
"Selamat malam,"

Keluarga itu kompak terdiam. Memandang Ratna keheranan. Mereka pikir, penampakan fisik gadis di hadapan sekarang ini sama seperti mereka. Tetapi mengapa penampilan dia berbeda jauh. Malah sangat terlihat sama dengan orang-orang kelas bawah, atau pribumi.

Tentu saja Ratna mengerti betul, mengapa mereka semua memandang dirinya seperti itu.

"Siapa kamu?" tanya pria paruh baya berkumis coklat, disamping istrinya.

Dengan tenang Ratna menjawab, "Saya pekerja di rumah ini, tuan.."

Keempat orang itu tampak tersentak kaget, namun tetap nampak tidak begitu ingin peduli.

Seorang perempuan paruh baya berjaket bulu hitam menyahuti. "Beritahukan pada tuan mu, kami keluarga tuan Fergusson telah sampai."

"Baik, nyonya." ucapnya sambil membungkukkan badan sebentar, lalu pergi ke dalam rumah.

Tiba di ruang keluarga, Ratna melapor pada tuan Lissone yang sedang berkumpul dengan yang lain. Semua anggota keluarga pun pergi keluar, termasuk Nur dan mang Jaja.

Di depan rumah.

"Selamat datang.." ucap tuan Lissone bersemangat. Lalu menyalami tamu nya satu persatu. Diikuti istri, mertua, dan sang anak, Yasmine.

"Terimakasih, sudah datang kemari.. Kami senang dengan kedatangan kalian. Saya harap perjalanan nya lancar." ini suara nona Zhao.

Istri tuan Fergusson bernama Mrs. Elena menjawab, "Pemandangan di daerah ini sangat bagus. Udara nya pun sangat segar. Kami begitu gembira menikmati nya. Iya, kan, anak-anak?!" Dia melempar pandang pada dua putra nya.

"Iya, mami. Betul sekali.." sahut putra sulung nya.
"Yasmine pasti sangat betah tinggal disini," lanjutnya disertai senyum.

Yang namanya disebut langsung menoleh. Begitu juga dengan kekasih rahasia nya. Ratna yang saat itu sedang menurunkan koper keluarga tuan Fergusson turut melirik saat mendengar nama kekasih nya disebut seorang pemuda yang dia tidak tau siapa. Selanjutnya, entah mengapa hati Ratna merasa ada sesuatu yang tidak mengenakkan. Masa begitu saja dia harus cemburu..?

Ruang makan sangat ramai dengan kursi yang terisi penuh oleh keluarga nyonya Fen dan keluarga Fergusson. Semua menikmati makan malam dengan ceria. Kecuali Yasmine. Gadis itu lebih banyak diam. Selain karena dirinya tidak tertarik dengan obrolan, dia tidak nyaman dengan tingkah Andrew yang selalu mencuri pandang memperhatikannya dengan tatapan yang... eerghh.. membuat nya risih. Tidak tahan berlama-lama di meja makan. Tetapi, jika dia meminta izin pergi lebih dulu menyudahi makan malam, orangtua nya tidak akan mengizinkan.

"O ya, siapa gadis muda bertubuh tinggi yang bekerja di rumah anda nyonya Fen?" tanya tuan Fergusson teringat sosok Ratna.

Nyonya Fen, "Dia bernama Ratna."

"Saya paham. Pasti kalian heran dengan sosok gadis itu," kata tuan Lissone.

"Yes, tuan Lissone," sahut Mrs.Elena. "Bagaimana bisa dia menjadi seperti itu?"

"Sangat terlihat menyedihkan," timpal Andrew pelan.

Menciptakan gejolak emosi di dada Yasmine yang terkejut oleh penuturannya. Kekasihnya baru saja dicemooh. Jika tidak terpikir tentang sopan santun menerima tamu, pasti dia akan segera mengusir tamu itu. Tapi dia sadar bahwa dirinya tidak lebih berhak dari orangtua dan nenek nya.

Tuan Lissone menjawab, "Ibu nya orang kampung.. Ya.. you know.. anak haram kompeni."

Mata Yasmine melebar. Tersentak kaget ayahnya mengatakan hal itu.
"Daddy..." protes nya spontan.

"Waarom, schat?"
( Kenapa, sayang? ) tanya sang ayah tidak paham.

"Ratna is mijn goede vriend!"
( Ratna adalah teman baik ku ) tegas Yasmine.

Andrew yang terlalu tidak menyangka. "Ben je serieus?"
( Kau serius? )

Tapi Yasmine telah melenggang setelah mengatakan permisi, mengabaikan pertanyaannya.

Hayuk, lanjut.. tapi klik vote dulu ♡☆♡

Something [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang