♡14

460 88 23
                                    

☆☆

Yasmine membisu.
Tidak kah Ratna mengerti jika ucapannya itu menyebabkan jantung Yasmine berisik berdebar-debar begitu heboh..

Untuk berusaha menyembunyikan salah tingkahnya, terbesit sebuah ide pertanyaan di benak Yasmine, "Hm.. jadi.. jika wajahku tidak sedang merona itu tidak cantik dan menggemaskan, begitu?"

Mata Ratna mengerjap panik.
"Eh.. bukan atuh, non.."
Spontan badannya bergeser semakin merapat di samping Yasmine.
"Tentu saja non Yasmine selalu cantik nan menggemaskan. Kapanpun. Jadi, ketika merona wajah non tambah cantik."

Tawa kecil Yasmine keluar, membuat suasana di hati Ratna tidak lagi se tegang barusan.

"Eh! Kembang api!" riang Yasmine saat telinga nya mendengar bunyi kembang api yang telah ditembakkan ke angkasa oleh orang-orang di halaman depan rumah.

Maka langit malam dihadapan mereka berdua menjadi terang, dihiasi cantiknya ledakan kembang api yang terlihat besar seperti bunga raksasa yang menyala.

Mulut Ratna terbuka. Berdecak kagum menyaksikan ledakan-ledakan kembang api di atas langit.

"Cantik sekali ya.." kagum Yasmine memandangi langit.

Sementara Ratna menoleh, memandang gadis di sampingnya penuh puja.
"Non Yasmine jauh lebih cantik.." ucap Ratna tanpa sungkan. Tanpa sedetik pun mengalihkan pandangan.

Tegang. Yasmine hanya dapat membisu, beradu pandang dengan si gadis kebun.

Deg deg deg deg deg deg
Detak jantung keduanya sangat kacau. Ribut bertalu-bertalu. Tapi diri tidak ingin berhenti saling menikmati keelokan rupa di hadapan masing-masing.
Sepasang mata teduh yang menyesatkan, dan sepasang mata tajam yang menghanyutkan.
Keduanya terlena hingga terasa seperti ada yang ingin meledak-ledak di dada. Namun sebelum itu benar-benar meledak, indera pendengaran mereka berdua menangkap suara seorang wanita dari dalam rumah memanggil nama Yasmine.

Yasmine berdiri, sangat terkejut mengetahui sang ibu, nona Zhao, sedang mencari nya. Begitu pun Ratna, ikut berdiri kebingungan.

"Aku harus masuk dulu ke kamar. Bantu aku!" kata Yasmine terburu-buru menuju jendela.

Segera Ratna bantu mengangkat si nona Belanda melewati jendela kamar.

Sebelum menutup jendela, Yasmine bilang, "Kamu tunggu dulu disini, oke!"

"Huhh..." Yasmine menghela nafas sejenak sebelum membuka pintu kamar.
Untung saja ibunya belum membuka pintu.

"Yasmine.. Yasmine.." suara nona Zhao dibalik pintu.

Pintu dibuka.
"Iya, mami.."

"Kamu sedang apa di kamar sendirian? Ibu tidak melihat mu bersama kami di depan rumah."

Mimik wajah Yasmine seolah lemas.
"Aku tadi harus ke kamar mandi, mami.."
Satu tangan memegang perutnya.

Mengundang ekspresi khawatir di wajah sang ibu.
"Perut mu baik-baik saja, nak?"

"I don't think so, mami,"
( Aku pikir tidak demikian, mami ) jawab Yasmine sembari duduk di kasur.

Nona Zhao geleng-geleng kepala. "Hahh.. pasti karena tadi kamu makan sosis dan daging panggang terlalu banyak, kan?!"

Kepala Yasmine mengangguk.

"Kalau begitu kamu istirahat saja di kamar. Nanti mami akan suruh Tati buatkan minuman hangat untuk mu."

"Oke, mam.."

"Mami harus kembali dengan yang lain. Mami keluar ya.."

Yasmine mengangguk lemas.

Something [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang