☆jangan lupa selalu vote ya
☆
Lilin-lilin gereja menyala anggun dibawah kubah indah berlukiskan semesta dan para malaikat kecil. Suasana begitu hening dan khidmat. Di dalam, sejumlah orang sudah memenuhi barisan bangku jemaat. Semua duduk menyaksikan sepasang calon pengantin pria-wanita telah siap melakukan prosesi pemberkatan bersama seorang pendeta di depan mereka berdua.
Sepeda berhenti di halaman gereja. Ratna buka jaket nya. Menampakkan kemeja putih bersih dikenakannya dengan rapih.
Mata Yasmine mengedar ke sekeliling, menatap Ratna bertanta-tanya.
"Kita mau menghadiri pernikahan siapa?"Ratna mengajaknya bergegas melangkah pergi ke dalam gereja seraya menjawab, "Bukan.. Ayo, masuk saja..!"
Walau masih bingung, Yasmine menurut.
Mereka melangkah masuk pelan-pelan agar tak mengundang perhatian orang-orang. Kemudian duduk di bangku paling belakang.Baru saja duduk, Yasmine dibuat terdiam kaget ketika mendengar Ratna berbicara pelan, "Hari ini, kita juga akan menikah," seraya menggenggam lembut tangannya.
Wajahnya tercengang.
Sedangkan Ratna tersenyum, memandangnya begitu manis.
"Apa kamu mau?""A-a.. a-"
Yasmine malah sempat gagap. Kepalanya pun segera mengangguk cepat.
Bersama rasa haru dia menjawab, "Ya.. aku mau.."Kemarin, Ratna mendengar kabar dari orang sekitar, kalau hari ini, di gereja terdekat rumah nya akan ada yang menyelenggarakan pemberkatan pernikahan. Maka hari ini, ke sinilah dia membawa Yasmine. Duduk berdua sembari saling berpegangan. Mendengarkan baik-baik pendeta berbicara di depan pasangan pengantin.
Pendeta menuntun kedua mempelai mengucap janji pernikahan, "Saya mengambil engkau sebagai istri atau suami."
( Diucap ulang oleh kedua mempelai pengantin,) begitu seterusnya.
Sembari saling berhadapan, Ratna dan Yasmine turut melakukannya, seakan mereka adalah pasangan pengantin hari ini. Mengucap sumpah janji suci sepenuh hati di hadapan Tuhan.
"Saya berjanji untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya."
"Pada waktu susah maupun senang, kelimpahan maupun kekurangan, sehat maupun sakit."
"Untuk saling mengasihi dan menghargai sampai maut memisahkan kita."
"Sesuai dengan hukum Allah yang kudus, inilah janji setiaku."
Dengan demikian janji pernikahan sangatlah penting karena sepasang ciptaan Tuhan ditakdirkan bersama dan mengikatkan janji suci sehidup semati atas nama Kristus yang penuh cinta kasih. Dengan demikian pengucapan janji merupakan tanda janji persekutuan abadi di hadapan Tuhan. Setelah janji diucapkan, sepasang manusia pun akan ditabiskan secara resmi menjadi pasangan. Janji tersebut harus dipegang sampai nanti ajal menjemput.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something [END]
General FictionYou're a sunday morning kind of beauty Hindia Belanda, Jawa Barat, Tasikmalaya. 1943. Tidak ada yang tau, jika seekor kucing liar hadir, menjembatani mereka berdua pada suatu takdir. Sesuatu diantara dia & dia, sesuatu diantara mereka & kehidupan. Y...