01. "Ibu, Nikah Yuk!"

231 15 12
                                    

Halo

Welcome to readers NY!‼️📿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Welcome to readers NY!‼️📿

New stories, bergenre religi kedua yg aku buat. Semoga bisa aku tuntaskan dengan baik, AAMIIN(⁠༎ຶ⁠ ⁠෴⁠ ⁠༎ຶ⁠)

Aku bukan author yang imajinasinya keren, jadi mohon untuk maklum yaa gaess:) Alur cerita yg ku buat pun sering berantakan, hiks. Mohon bantuannya yaaakkk

Semoga soekakkk yaaa, happy reading!📿

~~~

“Muhammad Ali Elvern.”

“Hadir bu, siap berdiri bersama di atas pelaminan~!”

Hanum menghela nafas, membiarkan anak didiknya yang satu itu berceloteh seperti biasa– yah, meski dia sendiri merasa pusing dengan tingkah laku lelaki bernama Ali tersebut.

Guru muda itu mengabsen kembali pada deretan siswa lainnya. Hingga tiba di nama terakhir, Hanum kembali menghela.

Oh, ayolah– kenapa murid dari kelas 12 Farmasi ini sangat berisik? Seolah kehadirannya tidak ada, mereka membuat keributan tersendiri di tempat masing-masing.

Tuk tuk tuk

Hanum membuat keramaian langsung mereda dengan memukul white board, menggunakan spidol.

“Baik, perhatikan ya. Jangan mengobrol lagi.” Hanum sedikit meninggikan suaranya.

“Karena di kelas ini materi tentang membuat obat dari tumbuhan udah selesai. Ibu mau kalian praktik langsung ke lab. Untuk bahan yang ibu suruh bawa, sudah aman?”

“Aman, bu!” serempak siswa kompak.

“Jangankan bahan praktik, perasaan saya aja selalu di bawa buat ibu-!” seru Ali dengan tampang slengean.

“Huu!”

“Anjay, kode keras-!!”

“Pepet teros sampe dapet!”

Seruan-seruan yang langsung mengudara – membuat keributan berkepanjangan di dalam ruang kelas 12 Farmasi B ini.

Hanum memejamkan mata sambil tertawa kecil. Setiap kali memasuki kelas ini, akan selalu ada sorakan yang melayang ke arahnya. Meski hanya sekedar bercanda, tetapi Hanum rasanya mau resign sebagai guru.

– Melelahkan pikirannya yang terserang sakit kepala dadakan.

“Cukup, sekarang ayo keluar. Kelasnya ibu hari ini cuman satu jam tiga puluh menit.”

“Siap, ibu negara!” Ali menyeletuk seenaknya lagi– dengan suara tengil dan wajah tertawa.

“Ayo woi, cepetan keluar!” komando Ali langsung di patuhi serempak oleh teman sekelas.

"Nikah Yuk!" √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang