14. Cintaku Tetap Kamu

52 9 5
                                    

Part 14 hadir, semoga selesai sampai akhir AAMIIN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 14 hadir, semoga selesai sampai akhir AAMIIN. Selamat membaca, semoga suka yaa🌾✨

Warning‼️
Babnya acak-acakan, tolong perhatikan setiap babnya sebelum membaca. Maaf untuk ketidaknyamanan nyaa teman-teman:((🙏

Semoga tetap baca sampai akhir yaa(⁠・⁠∀⁠・⁠)

♡⁠(⁠>⁠ ⁠ਊ⁠ ⁠<⁠)⁠♡
^
^

"Kasih sayang orang tua tak akan habis, meski usianya sudah semakin menipis." - Catatan Hanum🍃

📿📿📿

Seperti yang sudah di janjikan kemarin. Salah satu orang tua Ali harus datang, dan saat ini, yang hadir adalah abahnya; Ayman. Ali benar-benar tidak siap lahir batin mendapati tatapan tajam sang ayah.

Saat baru datang saja. Ayman langsung menghunuskan matanya ke arah Ali. Memberikan suasana horor untuk pemuda itu.

Kemudian, saat Ali duduk di samping abahnya, ketika sedang berhadapan dengan guru BK. Abahnya yang lebih Ali takutkan.

"Ali, abah mau balikin kamu lagi ke rahim umma. Tapi enggak bisa." Tampaknya Ayman kelelahan dengan sikap putranya.

Raut wajah tuanya yang di sertai jenggot sedikit panjang itu, menunjukkan kelelahan dan frustasi. Bisa-bisa jika begini, Ali akan di coret langsung dari kartu keluarga.

"Ya enggak bisalah abah! Ali kan udah Allah takdirkan buat menyapa dunia. Hehehe." Ali membalas gurau sambil cekikikan canggung.

Ayman langsung menatapnya - menyorot tajam, dengan mimik wajahnya yang dingin.

Merinding euy!

"Maaf bah, Ali salah lagi. Tapi bukan Ali yang cari gara-gara duluan. Ali juga cuman lempar dia pake tong sampah, terus nonjok mukanya."

"Cuman? Cuman itu menurut kamu gimana, Li?" Ayman ingin resign sebagai orang tua Ali. Tetapi tidak bisa.

Pemuda itu. Yang di beri nama dengan tulus dan hati-hati, yang dilahirkan dengan penuh kasih sayang. Ketika keluar, langsung Ayman gendong dan di dengarkan suara adzan oleh suaranya sendiri. Namun, mengapa bisa sangat menguji kesabarannya?

Setiap harinya. Akan selalu ada hal yang anak itu perbuat.

"Ali nggak sampe bikin dia pingsan. Ali masih nahan diri, soalnya bu Hanum kesusahan waktu lerai."

Menarik nafas sebisanya, Ayman menengok ke arah anaknya. Menyorot matanya intens.

"Belajar yang bener! Jangan nikah terus yang otak kamu pikirin!"

"Ali pintar, bah."

Dan selalu saja pertanyaan Ayman, akan anak itu jawab.

Ya sudahlah, mungkin Ali adalah ujian untuknya agar menjadi orang tua yang sabar.

&quot;Nikah Yuk!&quot; √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang