Warning sekejap kawan‼️
Part kali ini terdapat kata-kata kasar. Sengaja di post malam hari juga. Mohon maaf, jika merasa tak nyaman :(🙏
Part 12 hadir, semoga selesai sampai akhir. AAMIIN. Selamat membaca, semoga suka🌾✨
♡(> ਊ <)♡
"Aku takjub. Dia cantik layaknya rembulan. Namun juga mulia layaknya matahari - yang bahkan sepasang mataku tak sanggup menatapnya dengan lama."- Pemuda Ali
📿📿📿
Di hari senin ini, selesai upacara ini. Hanum selaku wali kelas dari kelas 12 Farmasi, masuk ke dalam kelas, dengan keadaan kelas yang jauh dari kata tenang.
Pagi-pagi sekali, meja-meja tak beraturan, kursi-kursi berserakan dimana-mana- bahkan sampai keluar kelas. Bising suara setiap murid terdengar jelas. Tak satupun di antara mereka yang tenang- kecuali, satu perempuan yang duduk tenang di bangku paling depan- dekat dengan meja guru, pada bagian pojok.
Hanum menghela nafas, dia berdiri di depan sambil menatap tajam murid didiknya. Keadaan ramai itu, seketika sedikit terkendali. Mereka kembali duduk di tempat masing-masing, dengan sebagian murid perempuan yang masih memiliki jajanan di atas meja.
"Siapa yang piket hari ini? Kenapa kelas masih kotor?" tegur Hanum, pada setiap murid.
"Ali, bu! Dia belum piket!" Satu siswi menjawab, sambil menunjuk Ali dengan penuh kesal.
Lantas, Hanum menatap Ali, lelaki itu tadi masih menghadap ke belakang; sedang mengobrol, sebelum akhirnya memutar tubuh dengan menghadap ke depan.
Ali menyengir. "Selamat pagi ibu. Pagi-pagi udah bikin bagian organ tubuh saya berdetak lebih cepet, aja nih."
"Huu!"
Ali mendapat sorakan dari teman sekelasnya. Mereka bukan bosan, dan tidak aneh juga dengan sikap Ali yang begitu berani- secara terang-terangan menunjukkannya ketertarikannya pada sang guru.
Tuk! Tuk!
Hanum membuat kegaduhan kembali redup, dia membuat semua mata murid menatapnya.
Setelah menghela nafas pelan. Dia menyunggingkan senyum. Dan berkata. "Kita mulai pembelajarannya ya."
📿📿📿
Selesai kelasnya, Hanum membereskan buku paket yang ia bawa, serta absensi kelas. Perempuan itu menatap seluruh anak muridnya, menatap mereka satu persatu yang mulai berisik kembali.
"Oke, ibu akhiri ya. Terimakasih."
Saat Hanum akan melangkah keluar, anak-anak murid lain rusuh, mereka berteriak dan memanggil.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Nikah Yuk!" √
Short Story[WELCOME TO MY STORY!] *** #02 puisi dari 73,5rb cerita 2024 "Bagaimana aku tidak jatuh cinta? Dia mulia dengan gamis panjangnya. Dia tetap menunduk seperti padi, meski ribuan orang melihatnya dengan suka. Dia membuatku meminta pada Allah untuk bisa...