Part 18 hadir, semoga hari ini suka🍃
Jangankan lupa bantu promosi dan vote ya kawand!Selamat membaca🐬
📿 📿 📿
••
“Seperti lemari yang terisi penuh oleh banyak baju. Begitupun juga hatiku, terisi penuh oleh namamu.”— Pemuda Ali🌾✨
••
Seperti ucapan Hanum kemarin. Hari ini dia kembali mengajar ke sekolah. Di sambut hangat guru-guru dan juga anak muridnya yang sudah akrab dengannya.
Merasakannya, membuat perempuan itu tersenyum haru. Hanum memiliki lebih banyak orang untuk ia sayangi.
Saat ia mendekati kelas, tumben sekali siswa-siswinya tenang di tempat duduk masing-masing. Hanum curiga akan sesuatu, perempuan itu bergegas masuk.
Tidak terjadi apapun, mereka hanya duduk dan menatap Hanum yang berdiam di ambang pintu.
"Wah, tumben banget kalian—"
DWAR!
"WELCOME BACK IBU!"
"KITA KANGEN BANGET!"
Hanum tersenyum haru; menutup mulutnya tak menyangka. Dengan bening-bening kristal yang siap turun, perempuan itu menyambut hangat setiap anak perempuan yang menyerbu' memeluknya.
Ia tenggelam oleh lautan manusia itu.
Hanum tertawa kecil, bahagia dan tersentuh atas tindakan muridnya, yang selalu membuat pusing kepala.
"Ibu, kalau sakit jangan lama-lama! Kita kangen!"
"Bener tahu bu! Kita juga kangen praktik di lab."
Hanum tersenyum meledek, lalu membalas ucapan mereka. "Ibu ngangenin ya?" ucapnya, sambil tertawa.
"IYAA!"
"Kayanya ibu bakal di buat pusing tujuh keliling lagi nih, sama kalian," katanya, bergurau.
"IYA DONG!"
Lalu, selesai itu, mereka tertawa. Hanum juga di berikan oleh-oleh kecil serta kueh ulangtahun berukuran sedang. Oleh-olehnya ia terima untuk di bawa pulang, sedangkan kuenya, Hanum memutuskan untuk di makan bersama.
Jadilah, saat jam pelajarannya itu, Hanum tak memberi materi. Jam kosong sampai kelas Hanum selesai.
Mereka bercerita banyak hal, tampak seru dan bergembira. Hanum telah menjadi guru yang baik. Terbukti dari murid-muridnya yang sangat bersikap demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Nikah Yuk!" √
Conto[WELCOME TO MY STORY!] *** #02 puisi dari 73,5rb cerita 2024 "Bagaimana aku tidak jatuh cinta? Dia mulia dengan gamis panjangnya. Dia tetap menunduk seperti padi, meski ribuan orang melihatnya dengan suka. Dia membuatku meminta pada Allah untuk bisa...