Chapter 16

482 65 4
                                    

"Pohon Shinsu"

Ino menatap penuh pada Kiba yang berhasil menyelinap masuk ke kamarnya. Lelaki bersurai coklat berantakan itu berani sekali mendatanginya disaat semua orang sibuk mempersiapkan acara pernikahannya.

"Itu pohon yang besar dengan kekuatan besar pula. Para Ootsutsuki sialan itu memperkuat diri dengan mengekstrak pil dewa melalui pohon itu" jelas Kiba tak habis pikir. Tangannya dengan cekatan melepas boots nya. Merebahkan diri seenaknya di ranjang milik Ino.

"Kau datang hanya untuk memberitahu informasi itu" ucap Ino memberengut kesal. Dirinya sudah cukup lelah dengan segala hal mengenai pernikahan. Dan Kiba, lelaki itu hanya membahas tentang pekerjaannya.

Ino mendengus kasar. Lelaki itu tidak terlihat merindukannya. Tidak pula tertarik pada Ino yang hanya mengenakan kimono tipis. Ya, Kiba memang selalu seperti itu.

"Kemarilah" seru Kiba menepuk pelan kasur di sebelahnya. Meminta Ino untuk menghampirinya.

Ino dengan senyum kecil segera merebahkan diri di samping Kiba, menjadikan lengan kekasihnya itu sebagai bantalan.

"Kiba"

"Hmm"

"Aku tidak ingin menikah" lirih Ino yang sedikit menggeser tubuhnya menghadap Kiba. Kedua netra itu beradu pandang. "Aku hanya ingin menikah denganmu" lanjut Ino setengah frustasi.

Kiba terkekeh, jemari besarnya mengelus pipi Ino. Mendaratkan kecupan singkat pada bibir tipis Ino. Kiba yang hendak menarik diri di kejutkan pada gerakan cepat Ino yang memangut bibirnya. Kiba tersenyum di balik ciuman panas itu, menyentuh leher jenjang kekasihnya dan saling memangut satu sama lain.

Ino merasakan Kiba menarik tubuhnya untuk bangkit duduk. Mereka saling memangut, Ino merasa senang karena ini pertama kalinya Kiba berinisiatif membalas ciumannya dengan lebih intens.

Ia melenguh saat jemari Kiba menyusuri lehernya, menyentuh tipis-tipis tulang selangkanya.

"Mmmhh" lenguh Ino yang hampir menggila saat kecupan-kecupan kecil di layangkan Kiba pada leher putihnya. Ino hampir berteriak kegirangan saat jemari besar sang Inuzuka menyingkap sedikit kimononya, memperlihatkan tubuh atasnya dengan payudara sedikit menyembul.

Kiba mengangkat tubuh Ino ke atas pangkuannya dan berbisik, "aku ingin memilikimu" ucapnya dipenuhi kabut nafsu. Kiba mendaratkan kecupan yang cukup lama di atas dada Ino yang hampir tersingkap.

Braaaaakkk

Ino terperanjat kaget, menatap syok dua orang yang membelalak lebar ke arahnya. Ayahnya dan Shikamaru Nara.

Ino dengan gemetar segera bangkit dari tubuh Kiba. Di ikuti Kiba yang terlihat tenang. Meneguk ludah kering Ino melirik takut pada Ayahnya. Masa bodoh pada Shikamaru yang berwajah datar. Ini bukan pertama kalinya ia kepergok oleh lelaki itu. Hanya malam ini sedikit berbeda, mereka hampir bercinta, jika saja tidak ketahuan.

"Otou...san" lirih Ino.

Inoichi sendiri dengan cepat melayangkan sebuah tamparan untuk putri semata wayang yang telah mempermalukannya itu. Ino memejamkan matanya erat.

Plaaaaak

Pipi Kiba terasa panas karena tamparan yang akan Inoichi berikan pada Ino. Mana bisa ia membiarkan Ino disakiti, apalagi oleh ayahnya sendiri. Kiba juga tidak ingin, Inoichi merasakan penyesalan karena telah melukai putrinya sendiri.

Ino membuka matanya hanya untuk melihat Kiba lah yang menggantikan tamparan itu.

"Ki..kiba" seru Ino menyentuh pipi yang bercetak merah itu. Ayahnya tidak main-main untuk menyakitinya.

Hear MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang