Chapter 24

359 52 12
                                    

Hinata melirik suaminya dengan gelisah saat para tetua kerajaan terus menanyakan keadaan Sakura Haruno.
Entah darimana informasi mengenai keadaan sang Miko bocor. Satu hal yang Hinata yakini, ada mata-mata dalam istana Miko.

"Jika Miko-sama dalam keadaan baik-baik saja, tentu bukanlah hal sulit untuk menghadirkannya pada festival pemberkatan" ujar Danzo dengan senyum lebar.

Naruto memicing.
"Itu tidak perlu. Saat ini Sakura Haruno tengah fokus bermeditasi demi kerajaan. Bukanlah hal yang pantas untuk mengganggu ketenangan sang Miko" tandas Naruto tegas.

Beberapa petinggi termasuk Tsunade dan Kakashi mengangguk setuju.

"Yang Mulia, menghadirkan Miko-sama merupakan hal yang baik bagi rakyat beserta kerajaan ini. Terlebih pemberkatan seluruh wilayah kerajaan tidak mudah untuk dilakukan oleh pendeta agung biasa. Jika Miko-sama yang turun tangan langsung, itu bukanlah apa-apa". Lagi Danzo berusaha memprovokasi keadaan.

"Kelihatannya kau tidak cukup percaya pada para pendeta agung. Sudah selayaknya bagi pemimpin seperti kita untuk memberi kesempatan pada yang lainnya untuk unjuk kemampuan" ujar Naruto dengan tenang.

Perkataannya itu di sambut oleh pro dan kontra. Sementara Danzo menggertakkan giginya kesal.

"Mengapa Yang Mulia begitu menentang ide hamba?". Danzo tersenyum licik menatap Naruto. "Apakah benar adanya rumor yang beredar, bahwa Miko-sama saat ini terluka parah dan tidak sadarkan diri" tembak Danzo yang membuat seisi ruangan menahan nafas. Kasak kusuk terjadi dengan cepat.

Naruto hampir menggeram kesal.

Sreeett

Sasuke Uchiha menarik kursi, berniat meninggalkan ruangan.

"Apa yang hendak kau lakukan Jendral Uchiha?" Daimyo kerajaan yang sedari tadi bungkam, membuka mulutnya atas sikap lancang Sasuke.

Sasuke menatap tajam para petinggi.
"Aku tidak datang kesini hanya untuk mendengar omong kosong kalian" balas Sasuke dingin.

"Lancang" pekik Koharu Utatane, salah satu tetua desa yang berpengaruh. "Hanya karena kau mengemban nama Uchiha, bukan berarti kau bisa bersikap seenaknya disini"

Sasuke menoleh singkat.
"Lalu apa yang kau inginkan?" Desisnya tak suka. Sasuke sama sekali tidak berusaha untuk menutupi ketidaksukaannya terhadap petinggi kerajaan.

"Jika saja Yang Mulia Raja mengabulkan keinginan para tetua, tentu tidak diperlukan perdebatan ini" kali ini Homura Mitokado yang menyuarakan pendapatnya.

Sasuke mendelik tak suka.
"Kenapa Yang Mulia harus menuruti kalian?"

"Sasuke, hentikan" pinta Naruto dengan tegas. Sasuke menatap Naruto tidak setuju. Baginya Naruto terlalu lembek. Diskusi hanya akan menghasilkan orang-orang seperti Danzo.

Naruto menatap tajam para petinggi.
"Keputusanku tidak akan berubah. Para pendeta yang akan melakukan prosesi pemberkatan. Miko hanya akan fokus pada meditasinya". Naruto menutup rapat begitu saja.

"Apakah rumor itu benar, Yang Mulia"

Seisi ruangan menatap Danzo penasaran. Kiba dan Shikamaru mengeluh lelah pada luak tua itu. Neji tampak bosan pada rapat kali ini.

"Apa yang..."

Ucapan Naruto terhenti saat melihat Danzo memasang tampang prihatin.

"Miko-sama bermeditasi karena berusaha menyucikan diri, agar kemurniannya terjaga"

"A..APAA"

Daimyo menoleh cepat pada Naruto yang ternganga tak percaya. Sasuke jelas tak percaya Danzo mengatakan hal seperti itu di rapat ini.

Hear MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang