Chapter 10

473 57 4
                                    

Shion menatap sendu pintu besar di hadapannya. Lagi-lagi Gaara menolak bertemu. Ia menarik nafas dalam mencoba menghilangkan sesak yang kerap melanda.

"Apa yang kau lakukan disini"

Shion terperanjat kaget, ia berbalik dengan cepat dan menemukan Ino Yamanaka menatapnya tajam.

"A..aku hanya ingin bertemu dengan Gaara-sama" lirih Shion. Ia meremat kedua sisi kain kimono ungunya saat Ino mendekatinya dengan tangan bersedekap di dada.

"Jika aku jadi kau, aku akan memilih duduk diam di kediamanmu ketimbang berkeliaran disini" cetus Ino tajam. "Saat ini kau bukan lagi kekasih Gaara, melainkan selir Naruto-sama" pungkas ino.

"Aku tahu itu"

"Kurasa kau tidak mengerti. Hei, nona Ootsutsuki. Bagaimana bisa kau berkeliaran di pintu kamar lelaki lain saat kau sudah bersuami" tandas Ino yang mulai hilang kesabaran. Apa wanita di depannya ini tidak menggunakan akalnya.

Ino muak saat orang-orang mulai menggosipkan selir raja yang tergila-gila pada lelaki lain. Ya, bukannya ia peduli pada musuhnya ini. Ia hanya tidak suka terjadi kekacauan dalam istana yang damai ini.

Shion hanya mampu terdiam. Perkataan Ino Yamanaka benar. Tapi sesungguhnya ia tidak benar-benar menjadi seorang istri. Naruto Uzumaki telah mengatakan padanya mengenai hubungan mereka kelak.

'Aku menerima kedatanganmu kemari, hanya karena perjanjian damai di antara dua kerajaan yang selalu berselisih, Shion-hime'

'Aku harap kau mengerti'

'Hanya Hinata Hyuuga yang akan menjadi ratuku'

'Aku minta kau tidak menginginkan posisi lebih dari selirku saja'

Shion tidak mengharapkan perhatian apapun dari raja. Ia cukup tahu diri dalam hal ini. Tapi, setidaknya ia bisa bertemu dengan Gaara dan menjelaskan bahwa dirinya tidak mengetahui rencana keluarganya. Itu saja.

Lalu apa, batinnya.

Ibunya mengorbankannya.

Hubungannya dengan Naruto Uzumaki hanya formalitas belaka.

Dan Gaara...

Lelaki itu telah membuangnya.

Tidak ada yang benar-benar menginginkannya. Namun, setidaknya Yang Mulia raja mau menampungnya.

"Apa yang kau lamunkan" sentak Ino sebal. Ia memicing tajam pada Shion yang mengerjab kaget. Mata violet itu berembun.

"Maafkan aku" lirih Shion lemah yang disambut Ino dengan dengusan kasar.

"Ino"

Ino yang hendak membuka mulutnya, memutar tubuh ke asal suara yang familiar di telinga. Kiba Inuzuka.

"Kiba" seru Ino dengan senyum lebar.

"Apa yang kau lakukan disini" tanyanya setelah ia berhasil mendekati Ino yang bersama Shion.

"Hanya tidak sengaja lewat" ujar Ino santai. Ia ingin sekali merengkuh lengan Kiba dan berjalan beriringan.

"Dan merundung selir Yang Mulia" ujar Kiba dengan tatapan menyelidik. Kiba melirik ke arah Shion yang terlihat menyedihkan. Seperti kalah perang.

Ino terbelalak, "apa yang kau bicarakan"

Kiba bisa merasakan nada tersinggung dari celah bibir Ino. Wanita itu nampak cantik dengan kimono biru dan rambut terurai, disertai jepit kupu-kupu di samping telinganya.

"Aku hanya tidak suka kau menindasnya" ucap Kiba santai.

Ino menatap nyalang kekasihnya itu.
"Apa aku terlihat seperti wanita bar-bar" ketus Ino tak terima.

"Ya, mengingat terakhir kali kita bertemu tentu...agghkk" kiba memekik kencang saat tulang keringnya beradu dengan sepatu tinggi milik Ino. Sementara Ino melenggang tanpa dosa meninggalkan Kiba yang memanggil namanya.

"Dasar Kiba bodoh" maki Ino kesal.

Kiba mengusap tulang keringnya. Rasa sakitnya mulai mereda, netranya beralih pada Shion yang tidak bergeming.

Tidak ada yang salah mengenai Shion, ia sendiri lah yang mengamati gerak-gerik wanita itu selama ini. Wanita itu nampak tenang walau kadang gegabah juga jika menyangkut Gaara Sabaku.

"Ini hanya saranku, tapi bersikaplah hati-hati" ucap Kiba sebelum berlari menyusul Ino.

***

Sakura dengan riang membuka pintu kamarnya menuju keluar, ia tersenyum sumringah hingan kedua matanya menyipit.

Ia memutar tubuhnya, meliuk indah membuat rambut musim semi miliknya berayun, ia biarkan rambutnya sedikit bergelombang dengan di ikat ujungnya. Ia mengenakan atasan putih yang lengannya mengembang hinga ke tangan. Rok merah memeluk ketat pinggangnya melebar hingga ke mata kaki. Pakaiannya berayun mengikuti gerak tubuhnya. Ia masih tersenyum lebar saat berhenti tepat di depan Sasuke Uchiha. Eh...

Mata emeraldnya membola kaget. Binarnya menghilang seiring senyumnya yang pupus. Terlebih dibawah tatapan datar Sasuke yang tegak lurus dengan bersedekap dada.

Mengapa lelaki ini berada disini

Emeraldnya mengikuti gerak Sasuke yang membuka kedua lengannya, berjalan melewati Sakura begitu saja.

Malu.

Sakura malu sekali. Niat hati ingin memperlihatkan penampilannya di hadapan Gaara, ia malah bertingkah aneh di depan Sasuke.

"Gaara tidak akan menjagamu untuk beberapa hari kedepan"

"Eh.. Apa" ucap Sakura tergagap. Ia mengikuti langkah Sasuke yang lebar.

Kenapa jalannya cepat sekali sih

Sakura membatin kesal sambil sesekali menggerutu. Berbeda dengan Gaara yang selalu beriringan dengannya, Sasuke adalah bentuk jahat dari pelindung yang semena-mena.

Bruukk

"Aww"

Sakura memekik sambil menyentuh hidungnya yang menabrak punggung Sasuke.

"Bisakah kau lebih hati-hati" desis Sasuke yang mengabaikan pelototan tajam dari Sakura yang masih meringis kesakitan.

Sasuke hendak menyentuh hidung Sakura saat sebuah suara nyaring mengagetkan keduanya.
Sakura sendiri hanya menatap diam tangan milik Sasuke.

"Apa kalian sedang menuju Aula api" cecar Ino Yamanaka yang di ikuti Shikamaru dan juga Kiba.

Sakura mengernyit melihat itu, namun tidak berkomentar apa-apa. Ia mengangguk sebagai jawaban.

Sasuke memilih bergeming. Membiarkan Sakura dan Ino memimpin jalan.

"Aku tidak tahu sama sekali jika Gaara kembali ke kerajaan Suna" ucap Sakura setelah mendengar penjelasan Ino.

"Yah, ada laporan aneh yang ia terima dari Suna" bisik Ino pelan. "Tapi jika melihat gelagat Naruto-sama kurasa itu bukan hal yang berbahaya"

Sakura mengangguk.

"Ne... Saku, bukankah hari ini kau nampak cantik sekali" puji Ino mengedipkan mata ke arah Sakura yang memerah.

"Terimakasih" ucapnya malu-malu. Netranya melirik kearah Sasuke yang ternyata juga menatapnya. Semburat halus mewarnai pipinya.

"Ah.. Itu karin" tunjuk Ino yang membalas lambaian tangan Karin. Ino menarik Sakura untuk segera menuju ke arah Karin.

Cup

Emerald Sakura membola saat kecupan singkat itu mendarat di bibir milik Sasuke Uchiha.

Obsidian dan emerald saling menatap untuk waktu yang cukup lama, sebelum Sakura memutus kontak mata. Ia beralih menatap pasangan pengantin yang akan segera mengucap janji suci khas negara Hi, Konoha.

Sakura berusaha menghalau desir aneh yang hinggap di dirinya.

Perasaan apa ini, Kami-sama.

Tbc

Nb: style sakura ada pada media di atas ya gaes...

Hear MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang