Chapter 18

509 61 8
                                    

Sakura tersenyum tipis pada seorang anak kecil yang bernama Yota, anak itu mengidap penyakit kulit yang sulit disembuhkan hanya dengan obat. Sementara bantuan medis hanya datang ketempat ini satu kali dalam seminggu.

Menurut beberapa penduduk pemukiman ini, Sasuke akan datang kemari bersama Karin. Tapi, entah mengapa Sasuke malah mengajak dirinya. Tatapan heran serta penasaran dari penduduk desa ini, sedikit membuat Sakura gugup.

Dan perkataan Suigetsu sangat mengganggunya. Lelaki itu terlihat tidak menyukai kehadirannya di samping Sasuke. Sakura cukup tahu diri mengenai itu. Sakura seolah membuat jarak lebar antara Sasuke dan Karin.

"Apa yang sedang kau pikirkan"

Sakura berjengit kaget. Ia sedikit berbalik dari posisi jongkoknya. Mata onyx itu menatapnya penuh keheranan. Sakura mengedarkan pandangannya dan tak menemukan Yota disekitarnya.

"Apa urusanmu sudah selesai" tanya Sakura balik tanpa menjawab pertanyaan Sasuke. Dirinya bangkit berdiri, sedikit mengibaskan kimononya yang ditempeli debu.

Sasuke mengangguk.

Sasuke menuntun Sakura untuk mengikutinya. Mereka menyusuri jalanan desa dalam diam.

"Sudah sampai" ujar Sasuke yang membuat Sakura mendongak.

Hamparan bunga edelweis di ujung tebing, disertai awan senja di langit. Matahari yang mulai terbenam dan juga deburan ombak di bawah mereka.

Sakura tersenyum lebar, membentangkan lengannya. Merasakan terpaan angin menghantam tubuhnya, bau laut yang menyejukkan. Ia menyukai pemandangan ini.

"Aku kira, aku tidak akan pernah bertemu dengan seseorang yang selalu membuatku memikirkan orang itu" ucap Sasuke yang merebahkan diri di rumput. Lelaki itu memejamkan matanya. Menikmati semilir angin.

Sakura menatap lelaki itu dalam diam. Sakura tahu betul apa yang dimaksud oleh Sasuke. Ada rasa sakit yang perlahan meresapi hatinya.

"Aku tidak akan menyalahkan siapapun atas pernikahanku bersama Karin. Itu keputusanku dan kulakukan secara sadar" lanjut Sasuke yang membuka mata obsidiannya, menatap Sakura yang terpekur.

Sakura merasa sesak nafas. Udara begitu berlimpah disini, tapi ia seolah tak memiliki pasokan oksigen. Perkataan Sasuke seolah menyakiti tubuhnya, hatinya.

"Sasu..." Lirih Sakura meminta Sasuke untuk tidak mengatakan apapun lagi.

"Sakura... Aku mencintaimu" ucap Sasuke getir. Ia tidak ingin bersikap plin-plan mengenai perasaannya. Setidaknya, ia ingin Sakura mengetahui siapa yang ada dihatinya.

"Kenapa...." bisik Sakura penuh tanya dengan mata berembun. Emeraldnya tidak dapat menangkap sosok Sasuke yang mendekat, terlalu buram karena air mata yang menggenang.

"Aku tidak tahu, kenapa, kapan dan dimana aku mulai menyukaimu" jawab Sasuke yang mendapat gelengan cepat dari Sakura.

Tangannya yang terulur untuk menghapus cairan bening diwajah cantik itu di tepis. Sasuke menarik tangannya.

"Kau tidak boleh...kau tidak seharusnya menyukaiku" lirih Sakura, suaranya serak. Menatap Sasuke dengan rasa frustasi. "Kau tidak bisa melakukan itu, Sasu...hiks" isaknya membuncah.

Sakura telah merampas suami orang lain. Kedekatannya dengan Sasuke telah menghancurkan perasaan Karin. Sakura seorang wanita, ia tidak ingin hal ini terjadi.

"Tidak ada yang bisa menghentikan rasa cinta di hati, Sakura. Kau pun tidak" balas Sasuke tenang sekali.

Sasuke menyadari bahwa ia terdengar seperti lelaki bajingan. Tapi, dirinya tidak bisa selamanya berdiri di antara dua wanita. Ia telah memutuskan untuk melepas Karin.

Hear MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang