Chapter 2

583 64 6
                                    

Sakura duduk dengan menekuk lututnya bosan. Ia hanya sesekali mengerling pada gadis bersurai pirang berkuncir kuda. Ino Yamanaka, satu-satunya keturunan Klan Yamanaka yang memegang posisi sebagai pembuat pakaian indah khusus untuk anggota kerajaan.

Saat ini wanita itu terlihat sibuk mengukur badan milik calon ratu Konoha. Pernikahan akan dilangsungkan dalam tiga hari kedepan.

Semua dilakukan mendadak karena perang yang masih berkecamuk.

"Bukankah Gaara-sama akan segera tiba hari ini" ucap Ino yang kini telah selesai menyelesaikan tugas mencatat ukuran tubuh Hinata. Wanita itu berdiri dengan tangan bersedekap dada.

"Siapa dia" tanyanya pada Ino yang kini menatapnya.

"Hufft... Gaara-sama adalah pemimpin kerajaan Suna, sekaligus pelindungmu" beber Ino santai, sembari memainkan kukunya yang baru di cat.

"Sejak turun-temurun Klan Sabaku selalu mengabdi sebagai pelindung pemilik kekuatan suci, karena itu, Gaara-san datang kemari untuk menjagamu" jelas Hinata dengan senyum tersungging. Ah, calon ratu ini begitu cantik.

"Bukankah ada Sasuke Uchiha" tanyanya dengan raut bingung.

Ino mendengus mendengar pertanyaan Sakura.

"Hei, Saku" ucap Ino dengan wajah serius. Kedua tangan Ino menyentuh bahunya dan berdiam cukup lama disana, sebelum berkata, "Sasuke Uchiha bukan tipe orang yang akan melindungi satu orang saja sementara seluruh penduduk kerajaan ini membutuhkannya" lanjut Ino.

"Sasuke-san mengemban tugas kerajaan Sakura-chan. Dan dia adalah Jendral. Tugas pelindung memang sudah menjadi milik Gaara-san" ucap Hinata lemah lembut.

Sakura menggedikkan bahu, "kupikir penjagaku adalah Sasuke-kun, karena ketika aku membuka mata saat pertama kali, dia ada di sampingku" ucap Sakura dengan santai. Ia meraih secangkir teh dan menyesapnya.

Hinata mengangguk paham.
"Saat itu Sasuke-san diperintahkan oleh Naruto-sama untuk menjaga Kuil Amaterasu, dimana Sakura-chan berada. Mungkin karena itu".

Sakura dan Ino mengangguk.

Kyaaaa

"Apa yang terjadi" pekik Ino yang sama terkejutnya dengan Hinata dan Sakura.

Mereka dengan kompak berlari menuju asal suara. Sakura bisa melihat seorang pelayan tengah berusaha menutupi punggung tangannya yang tergores pedang.

Bagaimana bisa...

Sakura meraih tangan kecil itu dengan tangan kirinya. Tangan kanan ia gunakan untuk menyembuhkan luka. Pendar hijau menyelimuti tangan itu, menutupi luka gores, kembali ke semula tanpa ada lecet sedikitpun.

"Tidak apa-apa, lukanya sudah menghilang" ucap Sakura dengan senyum manis. Pelayan itu berterimakasih sambil membungkuk, lalu pamit pergi dengan senyum lega.

Sakura pun ikut tersenyum lega.

"Tidak seharusnya Miko membuang energi untuk menyembuhkan pelayan"

Deg

Sakura berbalik dengan cepat. Di hadapannya sekitar dua meter berdiri Sasuke dan ajudannya, mungkin. Sakura tidak mengenalinya.

"Apa yang hendak Jendral katakan" tanya Sakura, ia menatap tajam lelaki itu. Entah mengapa, mereka selalu berselisih paham. Terutama saat Sakura membantu orang-orang dengan kemampuannya. Sakura juga tidak menyukai aura dingin Sasuke Uchiha.

"Maksudku adalah, berhentilah bermain dan berkeliaran di istana. Sebaiknya kau kembali ke kuil Amaterasu"

Sakura mendengar itu seperti perintah ketimbang penjelasan. Sakura hendak membantah saat, Sasuke kembali berkata.
"Disini kita memiliki penyembuh yang dapat menyembuhkan pelayan. Kekuatan sucimu tidak dibutuhkan disini"

Hear MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang