WARNING!!!!!!!
Penting bagi seorang penulis seperti saya (newbie) dan yang lainnya untuk di apresiasi. Yah semisal klik bintang untuk setiap bab yang kalian baca😭
Sebenarnya saya gak terlalu mempermasalahkan vote yang sedikit ketimbang yang baca secara diam-diam😎. Tapi vote juga salah satu hal terpenting, kenapa. Itu satu dari sekian banyak cara untuk menaikkan rating cerita. Yaaahh kalo gak mau bantu sih gpp. Saya mah bisa apa atuh. Selamat menikmati cerita ini yaaa... Jangan di ambil ati loh yaa. Dan terimakasih juga buat yang selalu vote dan komen. Wlwpun cerita ini masih memiliki banyak kekurangan. Tolong maafkeun daku😘---+++---
"Apa Sasuke-kun harus bersikap sedingin itu pada Sakura-sama"
Karin menatap intens lelaki yang telah menjadi suaminya itu. Meski diam sekalipun, ia tahu apa yang dipikirkan keturunan terakhir Klan Uchiha itu. Ada denyut sakit yang merambati hatinya.
Sasuke yang gusar telah membuktikan bahwa Sakura Haruno telah menyita perhatian Sasuke Uchiha.
Apa ia cemburu, tentu saja.
Sasuke suaminya.
"Hentikan Karin, aku tidak ingin membahas apapun tentang gadis itu" bantah Sasuke yang tidak ingin di ganggu perihal Sakura.
Karin tersenyum sedih, "apakah terlalu sulit mengakui jika kau mulai menyukainya"
Sasuke tersentak kaget, perasaan gusar yang menganggunya sungguh tidak nyaman. Ia merasa sakit kepala hanya dengan membayangkan Sakura.
"Jangan membuatku mengatakannya lebih dari satu kali" pungkas Sasuke yang meninggalkan Karin mematung.
Ia membuka pintu kamar mandi dan menanggalkan seluruh pakaiannya. Ia memutar keran dan air dingin segera membasahi tubuhnya.
Ingatannya kembali pada hari itu.
Tragedi kuil Amaterasu.Sasuke yang mendapat mandat dari Naruto untuk sesegera mungkin menggantikan Gaara menjaga kuil, pergi kesana.
Saat ia tiba, puluhan mayat telah berceceran. Bau anyir yang pekat membuatnya bergegas memasuki kuil.
Disana Momoshiki, Toneri dan Ishiki menyalurkan kekuatan pada pelindung kepompong Miko. Gejolak pendar cahaya kebiruan dan hijau bertabrakan.
Sasuke dengan Susano'o nya menyingkirkan ketiga orang itu keluar dari kuil. Rasa cemas melanda kala pendar kehijauan berubah menjadi api biru yang menggelegak hingga ke langit.
Namun, ia tidak memiliki kesempatan untuk memperhatikan itu."Ck ck ck... Miko tidak akan pernah bangkit, Sasuke Uchiha" decakan mengejek terlontar dari mulut Momoshiki.
Sasuke hanya menatap datar ketiganya. Toneri ia lihat mundur tiga langkah untuk membentuk segel. Mengurungnya bersama ketiga orang itu. Mereka berniat menghabisinya.
"Uchiha, kau tidak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup" ucap Ishiki penuh keyakinan.
Sasuke tersenyum miring.
"Banyak orang yang mati setelah mengatakan itu"Sasuke menutup mata kanannya, sementara mata kirinya membentuk pola rumit. Api amaterasu hitam membakar Ishiki secepat kilat tanpa sisa.
Momoshiki terlihat panik berusaha membantu, namun percuma. Api hitam itu tidak akan bisa mati. Kecuali objeknya lenyap.
Ada raut marah pada wajah Momoshiki ketika lelaki itu harus kehilangan tangan kanannya dalam hitungan detik.
Secepat kilat Sasuke mencoba menebas Momoshiki. Namun pria itu pandai berkelit. Tinju keduanya saling menghantam. Membuat tanah di sekitar hancur.
"Kau memang seperti yang di eluh-eluhkan" puji Momoshiki dengan raut wajah menyeringai.
"Terimakasih" bisik Sasuke dengan senyum miring.
Sraaaatttt
"Uukh... Ohokk" Momoshiki terbatuk darah. Lengan kirinya terpotong oleh pedang Sasuke.
Toneri terbelalak melihat sang kakak yang sekarat. Ia merapal segel berbeda saat Sasuke berhasil menyabet dada Momoshiki bersamaan dengan tusukan Momoshiki yang berhasil menggores lengan Sasuke. Mereka saling menyerang. Darah terciprat pada wajah Sasuke.
Sriiiinggg
Cahaya kebiruan membuat Sasuke mundur seketika, sementara itu musuhnya melarikan diri bersamaan dengan cahaya biru yang menghilang.
Sasuke berjalan tertatih, luka lengannya cukup dalam.
Keadaan kuil tampak kacau saat ia berjalan menyusuri segel pelindung Miko yang hancur.
Tak ia pedulikan darah yang mengaliri lengannya.Disana terlihat api biru yang meredup, menutupi segel pembatas. Tidak ada pendar hijau disana. Jantung Sasuke berdetak cepat.
Rasa khawatir melanda dirinya. Ia tidak ingin gagal melindungi Miko selanjutnya.Semua orang di kerajaan telah menunggu kehadiran Miko yang baru. Seharusnya tiga bulan lagi merupakan waktu yang tepat untuk kelahiran Miko. Tapi kekuatan Ootsutsuki telah merusak pelindung.
Tidak, nii-chan, kaa-san, otou-san... Lindungi Miko ini.
Sasuke tanpa sadar berjalan memasuki gelombang api biru. Di dalam api itu ia melihat tubuh seorang wanita tanpa sehelai benangpun berbaring telentang tanpa tanda kehidupan.
Deg
Tap
Deg
Tap
Deg
Tap
Sasuke tersungkur, ia batuk darah. Setetes darah jatuh tepat dibibir gadis yang tengah tertidur itu. Ia usapkan jemarinya, niat hati ingin membersihkan namun malah membuat wajah cantik itu berhias darah.
Setetes air mata mengaliri pipi.
Jatuh tepat pada mata yang tengah tertutup. Tanpa ada tanda-tanda kehidupan."Bangunlah, Miko-sama...kumohon" pinta Sasuke, dadanya terasa sesak, sesak karena gagal menjalankan tugas dan juga karena darahnya yang terus mengalir. Ia kehilangan banyak darah.
"Kau harus bangun" ucap Sasuke lemah. "Banyak orang yang menunggu kelahiranmu" tambahnya yang hampir hilang kesadaran.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja" ucap Sasuke. Ia menggunakam susano'o miliknya berharap bisa mengalirkan energi pada tubuh itu.
"Ohookk"
Darah kental membasahi wajah itu lagi. Mengaliri surai merah jambu yang panjang. Mata obsidiannya memburam.
Paaatttss
Secerca cahaya hijau menerangi seisi kuil. Pendarnya mengelilingi luar kuil amaterasu. Cahaya hijau secepat kilat menembus langit. Membuat langit seolah terbuka.
Sasuke yang hampir ambruk perlahan luka-luka di tubuhnya menghilang. Bersamaan dengan kesadarannya yang pulih. Manik emerald mengintip di balik kelopak mata berbulu mata tebal dan lentik itu.
Emerald dan obsidian bertemu.
Surai musim semi dan surai malam bertemu.
Cantik dan tampan.
Sebuah tangan terulur menyentuh pipi Sasuke, rasa hangat menjalari tubuhnya. Jantungnya berpacu dengan cepat. Ada debar kencang di sana.
"Kau terluka..."
Suara itu amat lirih namun penuh kelembutan. Sasuke menyukai suara itu. Ia menggeleng pelan, ia sudah baik-baik saja. Kekuatan penyembuh gadis itu membuat tubuhnya pulih dengan cepat.
"Aku baik-baik saja" ujar Sasuke yang melepas jubah hitamnya. Menutupi tubuh telanjang itu. Ia melilitkan kain pada tubuh itu.
"Siapa aku"
Sasuke mendongak. Emerald dan obsidiannya kembali bertemu. Ada sedikit getar yang menganggu.
"Sakura Haruno"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Hear Me
FantasySakura haruno terlahir sebagai pemilik kekuatan suci, ditakdirkan hidup sebagai Miko di kerajaan Konoha. Sasuke Uchiha merupakan satu-satunya keturunan terakhir Klan Uchiha yang mengemban tugas sebagai Jendral perang. Takdir mempertemukan keduanya m...