Chapter 20

462 60 14
                                    

Author's Note: Halo semuanya.... Terimakasih atas dukungannya. Seperti yang di katakan salah satu Author ffn fav saya, Reviews are what keeping  the story alives.
Maka tinggalkan sedikit kritik dan saran kalian.
Tengkyu juga buat teman-teman yang selalu memberikan dukungan ke saya. Selalu vote maupun komen. Saya beneran terharu. Saya memiliki rencana untuk melanjutkan cerita ini di flatform lain. Tapi belum memutuskan sampe chapter berapa up disini. Saya harap kalian tidak terlalu terkejut. Terimakasih. Oh... Satu lagi, siapa yang penasaran lanjutan chapter selanjutnya bakal ku post di tiktok. Bisa liat di media dia atas ya. Udah ku post. @makhlukcengeng06

Happy reading!!!!!

*****

Aroma kaldu yang bercampur dengan telur rebus serta banyaknya rempah yang digunakan memasuki indera penciuman Karin. Ia menyukai bau ramen yang terhidang di hadapannya. Meneguk ludah, ia segera menyendok kuah dan menyesapnya.

Batinnya hampir menjerit. Senyum mengembang lebar pada wajah cantik berkacamatanya. Ah, padahal ini merupakan mangkuk ketiganya. Persetan dengan badannya yang akan melar. Toh, pada akhirnya badannya akan menggemuk.

Karin mengelus perutnya yang belum membuncit. Didalam sana telah hadir buah hatinya bersama Sasuke. Mengingat Sasuke, kejadian beberapa hari yang lalu kembali terlintas saat Sasuke memeluk Sakura. Pernyataan cinta yang tidak pernah sekalipun Sasuke tujukan padanya. Ia tersenyum getir.

Karin menggeleng pelan. Ia tidak ingin bersedih lagi, ia akan hidup seperti biasa dengan atau tanpa Sasuke. Dirinya tidak akan menuntut hak apapun pada Sasuke. Kenyataan bahwa pernikahan mereka bukan atas dasar cinta membuatnya sadar, bahwa Sasuke tidak selamanya akan bersamanya.

Karin juga tidak menyesali keputusannya menikahi Sasuke. Toh, dirinya memang menyukai Sasuke. Dia teman yang baik dan suami yang bertanggung jawab. Perasaan lelaki itu pada Sakura Haruno tidaklah salah, menurut Karin. Munafik, ya ia sungguh munafik.

Meski ada sedikit rasa kecewa karena bukan dirinya lah yang menumbuhkan rasa cinta di hati Sasuke, ia hanya tidak tahu harus bersikap bagaimana.

Traaakk

Karin sedikit tersentak. Ia mendongak saat mendengar suara kursi yang di geser. Mata ruby miliknya terbelalak kaget saat menemukan manik obsidian yang menatapnya marah. Karin meneguk ludah.

"Sasu..ke-kun"

Sasuke bersedekap sembari membuang wajahnya. Aroma minyak dan kaldu sedikit mengganggunya. Ia tidak menyukai ramen yang menjadi makanan favorit Naruto Uzumaki.

"Shizune memberitahuku..."

"Ah... Begitu ya" Karin memotong ucapan Sasuke, ia menunduk. Inikah, alasan kemarahannya.

"Apanya yang begitu" terkesan datar dan dingin.

Karin mendongak, lalu menunduk lagi. Sedikit melirik ke arah Sasuke. Sasuke memang tidak selalu bersikap hangat. Tapi, nada dingin itu sedikit membawa ketidaknyamanan baginya.

"Maaf" hanya itu yang mampu Karin ucapkan.

"Bukan itu yang ingin ku dengar"

Karin mengangkat kepalanya perlahan. Menatap Manik hitam Sasuke yang menatapnya sendu. Karin menggigit bibir bawahnya. Jantungnya berdebar hanya dengan tatapan penuh penyesalan milik Sasuke Uchiha.

"Sejak kapan" pertanyaan yang terlontar dengan lembut itu membuat Karin tersenyum lembut. Ia tidak menyangka Sasuke akan bertanya dengan nada seperti itu.

"Akupun baru mengetahuinya... Usianya sekitar dua minggu" jelas Karin dengan senyum senang, namun senyumnya kembali luntur mengingat Sasuke yang menyukai Sakura, bukan dirinya.

Hear MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang