Chapter 3

611 66 7
                                    

Kerajaan Ootsutsuki

Netra violetnya memandang kejauhan. Ia genggam kedua tangannya dengan erat. Setetes liquid bening mengaliri pipinya. Seolah ada batu besar yang menganjal di hatinya. Dadanya seolah terhimpit, sesak oleh keadaan yang seolah mencekik lehernya.

Gaara-sama

Kenapa mencintai orang itu begitu terasa menyesakkan sekaligus membahagiakan. Ia keluarkan sebuah kertas gulungan yang berisi pembatalan pernikahannya bersama pemuda itu.

"Kenapa..." Ucapnya lirih sekali, bersamaan isak tangis yang tidak berusaha ia sembunyikan.

Ia menggeleng frustasi.
"Gaara-sama bagaimana bisa... Hiks" ia gigit bibir bawahnya saat rasa sesak makin terasa menyiksa.

"Ini sudah tiga hari berlalu, dan kau masih menangisi pemuda itu, ck" decak pemuda bersurai putih di kuncir kuda yang kini menghampiri adik bungsunya diikuti pemuda lain bersurai putih pendek berantakan.

"Shion-chan, daijoubu" ucap pemuda bersurai pendek berantakan, menghapus air mata yang makin kian meleleh disertai isak tangis yang makin mencekam di dalam kamar pribadi adiknya.

"Toneri-nii sama... Hiks.. Gaara-sama" isak Shion mengencang. Membenamkan wajahnya pada dada bidang sang kakak.

Toneri menatap kakak tertuanya. Momoshiki. Lelaki itu berdecak.

"Bukankah sudah ku katakan untuk tidak menjalin hubungan dengan pemuda pasir itu" ucap Momoshiki keras, mengabaikan helaan nafas lelah dari Toneri.

Momoshiki sama sekali tidak membantu, pikir Toneri. Ia menepuk punggung Shion, berharap gadis itu berhenti menangis.

"Aku tidak mengerti, apa yang bisa dilihat dari kepala merah itu" ujar Momoshiki dengan kekesalan yang kentara.

Baginya Gaara adalah pemuda ingusan. Dan sayangnya, adiknya Shion malah tergila-gila pada lelaki yang berasal dari kerajaan tetangga. Yang sudah jelas mendeklarasikan perang pada kerajaannya. Lelaki itu penerus ksatria pelindung Miko yang kini telah bangkit.

Shion menatap marah pada Momoshiki, "ini semua karna ulah Nii-sama dan Kaa-sama, seandainya kalian tidak menyerang kuil Amaterasu, Gaara-sama tidak mungkin... Hiks" ia menutup mulutnya, rasa sedih yang menggelayut makin menyiksa. Terlebih lelaki yang di cintai itu telah salah paham padanya.

"Shion, apa kau tau apa yang sudah kau katakan" geram Momoshiki jengah. Adiknya terlalu di butakan cinta.

Toneri menengahi keduanya. Shion terlihat tersengal-sengal. Ia meminta kakaknya untuk memahami keadaan Shion. Adik mereka tengah mengalami patah hati.

"Shion-chan, Gaara pasti akan menyesal karena telah meninggalkanmu" ucap Toneri sembari mengelus surai pirang Shion.

Shion menggeleng, ia menatap wajah kakak keduanya.
"Toneri-Niisama tidak mengerti, Gaara-sama benar-benar marah besar..hiks" ia hapus airmatanya. Ingatannya kembali pada tiga hari yang lalu.

Hari dimana sang ibu mengijinkannya untuk bertemu dengan Gaara. Ibunya yang selalu tidak menyukai kedekatannya dengan pemilik kerajaan Suna itu tiba-tiba saja berbaik hati. Dan bodohnya tanpa curiga ia pergi dengan gembira. Siapa sangka itu merupakan rencana Ibunya untuk menjauhkan Gaara dari penyerang kuil Amaterasu.

Gaara yang mendapat kabar mendadak itu begitu murka dan menatapnya marah. Ia yang tidak tahu apa-apa tentu saja kebingungan. Namun, lelaki itu tidak mau mendengarkannya.

Wajah Gaara memerah saat melihat isi surat yang dibawah oleh seekor burung.

"A..apa yang terjadi Gaara-sama" ucap Shion terbata, sejauh ia mengenal Gaara, lelaki itu tidak pernah memasang ekspresi tegang seperti saat ini.

Lelaki itu meliriknya curiga, "ada penyerangan di kuil Amaterasu"

Shion menutup mulutnya, terkejut. Ia menggeleng saat mata lelaki itu memicing kearahnya.

"Penyerangan dilakukan oleh kakakmu, Momoshiki Ootsutsuki" beber Gaara yang kini mencengkeram kedua bahunya.

"U..ukh" Shion meringis sakit, ia gigit bibirnya saat airmata meluruh. "Aku tidak tahu apapun Gaara-sama" kilah Shion jujur.

"Oh ya" Gaara sangsi padanya, lelaki itu menempelkan kening mereka. Nafas yang berhembus dari lelaki itu seolah membawa teror pada dirinya. Ia tidak menyukai keadaan ini. "Shion jika terjadi apa-apa pada kebangkitan Miko, maka aku tidak akan memaafkanmu" ancam Gaara sambil menghempaskan Shion yang langsung  jatuh tersungkur.

Shion terisak, ia merinding akan tatapan dingin lelaki yang memadu kasih dengannya. Ia menggeleng.

"Ga...Gaara-sama percayalah, aku tidak tahu apapun" bujuk Shion sembari bangkit mendekati Gaara.

"Begitukah, seharusnya aku curiga saat menerima suratmu kemarin" balas Gaara tajam, "Ibumu yang tidak menyukai hubungan kita tiba-tiba memberi izin untukmu. Itu merupakan rencana jahatnya untuk menjauhkan ku dari kuil Amaterasu, bukan" teriak Gaara penuh amarah.

Shion terdiam, ia membisu. Kenyataannya pasti benar begitu. Terlalu sulit menembus pertahanan pasir milik kekasihnya untuk memasuki kuil. Karena itu, ibunya menggunakannya dalam rencana kali ini. Tapi, dirinya tidak mengetahuinya sama sekali.

"Hiks... Gaara-sama aku mohon, percayalah" pinta Shion memohon, ia mencintai Gaara, sungguh. Menipu pria itu tidak ada dalam rencana masa depannya.

Gaara berpaling, "Aku tidak bisa terus melanjutkan hubungan seperti ini, Shion" lirih Gaara yang sama terlukanya. Shion adalah wanita yang ia cintai. Wanita yang menjadi alasannya untuk menjadi pemimpin Suna. Wanita yang sedari dulu selalu menemaninya. Namun, tidak mungkin wanita itu tidak mengetahui niat busuk keluarganya.

Shion menggeleng, "tidak... Gaara-sama jangan lakukan ini" pinta Shion yang memeluk Gaara.

Shion terisak saat tak ada kehangatan yang ia rasa, Gaara tak sudi memeluknya.

"Hiks...Gaara-sama ku mohon" isak Shion membuncah.

"Tinggalkan kerajaanmu" titah Gaara tegas.

Deg

Shion yang memeluk tubuh Gaara membatu, ia mendongak. Mendapati wajah dingin kekasihnya disana, Shion menunduk dalam. Isaknya ia coba tahan.

Ibu dan kakak-kakaknya mungkin telah salah mengambil langkah, namun mereka amat sangat menyayanginya. Meninggalkan mereka demi Gaara, apakah itu benar.

"Hiks... Gaara-sama hiks.."

"Kau tidak akan mampu" bisik Gaara ditelinganya. Kecupan hangat terasa di pipinya bersamaan dengan ucapan selamat tinggal dari pemuda itu.

Shion ambruk dengan nafas tersengal. Air mata yang sempat mengering kembali berjatuhan beserta isakan tangis yang tidak dapat di tahan.

Begitu ia kembali pada kerajaannya ia mendapati Momoshiki yang terluka parah dan Toneri yang luka ringan. Kelihatannya Momoshiki dilumpuhkan oleh api hitam milih Sasuke Uchiha.

Tanpa kata ia sesegera mungkin menuju kediamannya. Ia hanya lelah. Hati dan pikirannya terlalu sakit. Ia bahkan tidak memiliki kekuatan untuk memaki.

Ia membuka pintu kamarnya, ada rasa terkejut saat mendapati burung kesayangan Gaara berada disana. Shion berlari menuju jendela, meraih mangkuk kacang almond dan memberi makan burung itu.

Senyumnya mengembang saat mendapat surat tangan kekasihnya. Bersamaan dengan itu raut pias menghiasi wajah lelahnya. Ia menutup mulut, isak tangis memenuhi kamarnya.

Shion, dengan ini aku, Gaara Sabaku membebaskanmu dari hubungan ini. Kita tidak akan memiliki hubungan apapun. Baik di masa sekarang, maupun masa depan.

Gaara Sabaku, Ksatria pelindung Miko.

Tbc

Hear MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang