Chapter 15

477 53 6
                                    

Sasuke berjalan melintasi lorong menuju kediaman Sakura, disana ada dua ANBU wanita yang telah ia tugaskan untuk berjaga. Suasana hening membuatnya mengerutkan kening.

"Dimana Sakura"

"Sakura-sama berada di taman, Jendral" ucap salah satu ANBU.

Sasuke berbalik pergi tanpa kata menuju taman. Setibanya disana tercium bau buah persik yang manis. Ia bisa melihat kepala merah muda yang tengah membelakanginya.

Banyak gulungan berserakan di meja, disana terdapat kudapan kue khas Konoha dan juga persik yang telah di potong.

Sakura sepertinya tidak menyadari kedatangannya. Gadis itu tengah sibuk menggunakan energinya, dilihat dari beberapa gerakan yang sasuke sadari. Apa Sakura mulai melatih kekuatannya, pikir Sasuke.

"Apa yang kau lakukan"

Sakura berjenggit kaget dan berbalik kearahnya. Sasuke terpaku sejenak saat ia mengenali segel Byakugo  yang tengah aktif di dahi gadis itu. Ia bisa melihat keringat sebesar biji jagung yang menetes melalui pelipis Sakura, menandakan aktivitas yang berjalan cukup lama.

"Sasuke-kun" sapa Sakura yang tengah menarik kursi untuk duduk. Dengan lahap memakan persik yang disediakan. Sakura yang menyadari tatapan Sasuke yang tertuju kearahnya, mendongak. "Kau mau" tawarnya pada Sasuke. Ia menusuk satu potong persik dan mengarahkannya pada Sasuke.

Sasuke beranjak dengan pelan, sedikit membungkuk meraih tangan seputih porselein itu. Melahap buah persik dalam satu suapan menggunakan tangan Sakura. Sasuke tersenyum geli saat melihat rona merah samar menghiasi pipi sang Miko.

Sakura sendiri merasa canggung akibat ulah Sasuke itu.

"Hentikan saja latihanmu" ujar Sasuke  datar.

"Kenapa" tanya Sakura tidak setuju, "kau bilang aku seharusnya melatih kemampuanku, bukan" tambah Sakura mengingatkan bahwa Sasuke lah yang selalu mendorongnya untuk berlatih. Lalu mengapa kini lelaki itu berkata lain.

"Aku memintamu untuk melatih kemampuan penyembuh, bukan untuk menciptakan segel" balas Sasuke tenang. Ia mengambil persik yang utuh dan melahapnya dengan gigitan besar.

"Bagaimana kau bisa tahu" lirih Sakura.

"Siapapun bisa melihatnya nona Haruno" ucap Sasuke sembari menunjuk gulungan yang tercecer. Ia memanggil seorang pelayan, meminta gulungan itu dibereskan.

Sakura mengembungkan pipi kesal. "Tidak seru" decihnya sebal.

Sasuke terkekeh, ia beranjak berdiri setelah menghabiskan buah persiknya. Sakura tidak menyangka Sasuke bisa menghabiskan persik itu dalam sekejab. Laki-laki tentu saja, makannya lahap.

"Apa kau akan pergi lagi" tanya Sakura. Sejujurnya ia sangat bosan sekarang. Ino tidak bisa selalu menemaninya karena wanita itu tengah mempersiapkan pernikahannya dengan Shikamaru. Sementara Hinata tengah sibuk menjalani posisi sebagai ratu. Gaara pun masih dalam perjalanan dan diperkirakan besok baru tiba.

"Hn" gumam Sasuke. Meraih pedang yang sempat ia letakkan di meja dan menyarungkannya di pinggang.

"Kau bilang akan selalu menemaniku, bukan" lirih Sakura dengan bibir mengerucut lucu. Dirinya ingin meminta Sasuke untuk tetap tinggal, namun ia malu.

"Kelihatannya kemampuan merengekmu makin bertambah, ya" cibir Sasuke yang menepuk surai merah Sakura.

"Hei, itu tidak benar tahu" decak Sakura dengan kekesalan yang dibuat-buat.

Hear MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang