Chapter 30

304 61 10
                                    

"Apa-apaan itu tadi?"

Kiba menatap Shikamaru dan Neji secara bergantian saat Sakura hanya diam seribu bahasa tanpa memberikan penjelasan apapun setelah kepergian Momoshiki dan Toneri.

Shikamaru dan Neji hanya mengendikkan bahu sama bingungnya dengan Kiba.

Sementara Sasuke terlihat benar-benar murka. Ya, lelaki itu jelas di bakar api cemburu dan dibumbui sakit hati saat Sakura tidak menolak sama sekali perlakuan musuh terhadap diri gadis itu.

Neji yang memperhatikan luka pada mata Sasuke, merasa prihatin. Lelaki itu kehilangan salah satu matanya.
"Sasuke, lukamu perlu di obati. Kiba minta Sakura untuk menyembuhkan..."

"Tidak perlu" potong Sasuke cepat.

Sakura jelas mendengar penolakan tegas Sasuke. Emerald dan obsidian itu bertatapan untuk waktu yang cukup lama, sebelum Sasuke memilih pergi begitu saja.

"Kupikir dia akan mengamuk" canda Kiba yang dipelototi oleh Neji.

Shikamaru hanya menggeleng tak habis pikir. Manik kuaci miliknya mengedar kepada kondisi benteng yang nampak hancur.

"Sakura Haruno, bisakah kau memulai tugasmu. Sembuhkanlah prajurit yang terluka, kami akan mengurus mayat dan tempat peristirahatan kita malam ini" pinta Shikamaru yang tanpa protes disetujui oleh Sakura.

***
Sakura mengusap peluh di dahinya. Kondisi benteng ini begitu mengenaskan. Tubuhnya merinding membayangkan perang besar yang bisa saja terjadi, jika dirinya tidak menuruti permintaan Momoshiki.

Pakaiannya yang putih terlihat kotor oleh darah dan debu. Banyak mayat disini. Shikamaru telah melakukan penghormatan terakhir.

Sakura melirik Sasuke yang jelas sedari tadi mengabaikan keberadaannya. Terlihat mata kiri Sasuke diperban asal. Sakura mengeratkan genggaman pada jarinya.

Upacara sederhana itu usai, ditutup dengan para prajurit yang mulai memakan sup sederhana yang dapat di sajikan hari itu.

Sakura berjalan menghampiri Sasuke. Mendekati lelaki yang tengah menyimpan pedang di pinggang.

"Apa yang kau mau?"

Deg

Sakura sedikit tersentak. Ia pikir Sasuke tidak menyadari keberadaannya.

"Matamu... Aku bisa memulihkannya" tawar Sakura lirih.

Sakura tidak siap saat Sasuke berbalik ke arahnya dengan tatapan sedingin es.

"Tidak perlu" balas lelaki bersurai gelap itu datar.

Sakura hendak protes atas penolakan Sasuke, namun terhenti.

"Miko-sama..." Sela Sasuke, "aku tidak membutuhkan apapun darimu" tambahnya dingin, sembari meninggalkan Sakura seorang diri di depan tenda miliknya.

Sakura menyentuh dadanya yang berdenyut sakit atas penolakan dingin Sasuke. Dirinya hanya ingin nampak berguna bagi pria itu. Terlebih Sasuke yang kehilangan salah satu matanya. Pasti akan berpengaruh pada kemampuan lelaki itu. Namun, Sasuke jelas berada dalam kemarahan.

***

Naruto menerima dokumen yang berisikan kondisi perbatasan. Nafas lega ia hembuskan, saat tahu bahwa musuh dipukul mundur. Walau tak ayal kesedihan bergelayut dimatanya, dimana banyak prajurit merenggang nyawa dan Sasuke harus kehilangan mata kirinya.

Menurut, laporan Shikamaru, Sasuke menolak penyembuhan dari Sakura. Entah karena alasan apa. Shikamaru tidak menjelaskan secara detail.

"Mereka selamat" ucap Naruto yang mengacu pada Sasuke, Neji, Kiba, Sakura dan Shikamaru. "Ino, sampaikan pada prajurit batalion satu untuk membawa berbagai obat-obatan dan makanan menuju perbatasan" titah Naruto tegas.

Hear MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang