Bagian 0.3

733 49 6
                                    

Cambridge international school merupakan sekolah elit. Biaya sekolah ini bisa mencapai puluhan juta hingga miliaran, jadi bisa dipastikan jika hanya orang-orang kaya lah yang masuk disini. Lisa kini berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya, bel sebentar lagi berbunyi dia melihat banyak siswa yang cepat cepat masuk kedalam gerbang sekolah, jika tidak bisa dipastikan hari ini mereka tidak akan sekolah, peraturan sekolah ini sangat lah ketat itu kenapa semuanya harus tertib jika tidak mau dihukum.

"LISA, TUNGGU AKU, BERHENTI!!" Lisa berhenti ia menoleh kebelakang kini menatap datar temannya itu.

"Bisakah kau sehari saja tidak berteriak, Yeri-ya." Tanya Lisa dengan sedikit penekanan diakhir.

"Hehehe, jangan marah Lisa sayang." Yeri menggaruk tengkuknya, kenapa Lisa selalu marah padanya, diakan cuma berteriak manggil Lisa bukan ngereog ponorogo.

Lisa hanya bisa menghela nafas dia sudah terbiasa dengan kelakuan sahabatnya yang satu ini. Lisa tidak mengerti apa Yeri itu punya urat malu atau tidak, sungguh kadang Lisa malu karena kelakuan Yeri yang tidak tau tempat. Tapi, bagaimana pun Yeri tetaplah teman Lisa tidak mungkin dia menjauhi Yeri hanya karna itu.

"Sudah lah, ayo kita masuk kelas sebentar lagi akan bel" ajak Lisa pada Yeri.

Lisa dan Yeri sudah sampai di kelas mereka, kebetulan juga bel sudah berbunyi. Pelajaran dimulai, semua siswa belajar dengan seksama. Lisa mulai merasa bosan belajar terbukti saja dia tertidur di atas mejanya. Tapi siapa yang berani menegur, guru saja tidak berani karena mereka tau Lisa sudah mempelajari pelajaran ini lebih dulu, jadi dia pasti sudah tau. Lisa termasuk siswa yang di segani bukan karena dia suka membully ,tapi karena prestasi nya lah yang membuat dia disegani. Begitu banyak piala dan medali emas yang Lisa sumbangkan ke sekolah ini, Lisa sering memenangkan olimpiade matematika dan juga sains. Itu lah mengapa alasan mereka tidak pernah menegur Lisa ketika tertidur dijam pelajaran, karena Lisa tertidur dikelas saja dapat memenangkan olimpiade. Jam pelajaran usai kini banyak murid yang berhamburan ke kantin. Sama seperti yang lain Lisa dan Yeri kini menuju kantin.

" Lisa-ya, kita duduk disitu saja." Ajak Yeri pada Lisa, ketika melihat Mingyu dan June melambaikan tangan mereka.

Mereka menuju tempat dimana Mingyu dan June berada.

" Kalian lama sekali, untung saja kami datang dengan cepat jika tidak kalian tidak akan dapat tempat duduk." Ujar Mingyu di angguki oleh June.

" Kau tau Pak Choi itu kan, satu siswa saja yang berbuat masalah semuanya ikut kena marah." Jawab Yeri dengan wajah kesalnya, sedangkan Mingyu hanya ber oh ria saja.

"June, kau jadi ikut club dance." Lisa bertanya pada June.

" Jadi, bagaimana dengan mu apa kau jadi ikut club dance juga." Kini June bertanya balik kepada Lisa.

" Sepertinya iya, aku ingin mencoba hal baru." Sahut Lisa yang sedang menyeruput minumannya.

" Kau serius, kemarin aku melihat pengumuman di Mading sekolah, kalau dua Minggu lagi akan dia adakan lomba dance berpasangan, kau mau tidak ikut berpasangan dengan ku." Lanjut June dengan semangat, dia berharap Lisa menerima tawarannya.

"Boleh, kapan kita latihan, lomba dance perlu latihan juga kan." Tanya Lisa.

" Di studio dance sekolah aja, kita latihan ketika pulang sekolah." Jelas June, diangguki oleh Lisa.

"Kalau begitu kami balik kekelas dulu, bel sebentar lagi berbunyi." Ucap Yeri melihat jam tangannya.

Bel berbunyi kini ke empatnya menuju kelas. Kelas mereka berbeda, Kelas Lisa dan Yeri berada di lantai dua sedangan Mingyu dan June berada dilantai satu. Sekolah mereka difasilitasi lift jadi murid-murid tidak perlu naik tangga jika mereka naik ke lantai dua.

Alur || Roséanne ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang