Seperti yang dijanjikan Jennie, kini mereka sudah berada di pasar malam, mencoba untuk menikmati semua permainan. Untuk pertama kalinya Rosie pergi ke pasar malam, sedari awal mereka sampai dia tampak begitu gelisah, menggenggam erat tangan Lisa dan Jisoo.
"Rosie kenapa?" Lisa bertanya, Rosie tidak menjawab suara-suara itu membuat gendang telinga nya seakan ingin meledak, lampu-lampu, gambar, benda-benda itu menganggu penglihatannya. Rosie seperti orang yang habis berlari tanpa henti nafasnya tersengal-sengal, memukuli kepalanya.
"Hey, hey Rosie tenang ya, tenang, lihat unnie, tidak apa-apa mereka tidak seram, ada Nini, Ji nie dan Lili disini, lihat wahh banyak sekali warna, lihat disana banyak sekali permainan, Rosie ingin naik apa, Rosie suka es krim nanti kita makan es krim." Jennie menatap adiknya memegang pundaknya dan terus mengatakan hal baik, agar adiknya itu tenang.
Rosie mengedarkan pandanganya, dia mulai tenang terhipnotis oleh kata-kata Jennie. "Tidak seram." Gumamnya mencoba meyakinkan dirinya.
"Rosie mau apa?" Jennie bertanya.
Rosie sepertinya tertarik pada makanan yang berbentuk kapas berwarna pink. "Rosie mau itu unnie." Ketakutan akan hal tadi telah sirna begitu saja. Dia menarik tangan Jisoo dan Lisa, Jennie mengikuti mereka dari belakang.
"Pak, saya beli ini empat." Jennie membeli empat permen kapas untuk mereka.
Si penjual menyerahkan empat permen kapas untuk mereka. "Ini permen kapas nya." Jennie menyerahkan uang pada penjual itu.
Meraka begitu menikmati permen kapas yang dibeli oleh Jennie. Apalagi Rosie ,dia begitu senang karena ini pertama kalinya dia memakan makanan seperti itu.
"Setelah ini kita kemana lagi." Tanya Lisa
"Kita main lempar bola yang ada di sana." Jisoo menunjuk tempat main lempar bola. Mereka berjalan kearah sana, tidak lupa mengandeng Rosie takut dia hilang nanti.
"Pak bolanya." Jennie menghampiri penjaga meminta bola untuk mereka lempar.
Jisoo dan Lisa mendapat satu ember kecil yang masing-masing terisi lima bola untuk dilempar. Untuk Jennie dan Rosie, mereka berdua hanya menonton saja.
"Ayo, unnie lempar bolanya." Suruh Jennie.
"Kau ingin hadiah yang mana." Jisoo berkata seolah dia sudah memenangkan permainan nya.
"Kau belum memenangkan nya unnie, jangan terlalu percaya diri seperti itu." Ketus Jennie, sungguh tiada yang bisa menandingi kepercayaan diri unnie nya ini.
"Aku akan memenangkannya tenang saja." Sahut Jisoo lagi.
" Rosie mau tupai itu." Tunjuk Rosie pada salah satu boneka.
Jisoo mengangguk, lemparan pertama jisoo melesat, lemparan kedua juga begitu, lemparan ketiga dan keempat sama saja melesat, tersisa satu bola lagi.
"Unnie kepercayaan dirimu harus diturunkan sedikit, semua bola yang kau lempar melesat,lihat tinggal sisa satu bola lagi." Ejek Jennie.
Jisoo tidak memperdulikan nya, dia fokus untuk melempar bolanya dan ya bola mengenai sasaran, boneka tupai itu menjadi milik mereka. Giliran Lisa melempar bola, Lisa seperti mendapat tiket keberuntungan hari ini tiga dari lima bola berhasil mengenai sasaran.
"Kau hebat sekali Lisa-ya, tidak seperti Jisoo unnie." Jennie berkata sesekali melirik Jisoo yang kini wajahnya merah padam terlihat ingin memarahi dirinya.
Jisoo menghembuskan nafasnya," dia hanya beruntung saja hari ini." Sinis Jisoo.
Lisa yang tidak terima membalas nya,"kau saja yang emang tidak pernah punya keberuntungan unnie, aku sarankan turunkan kepercayaan diri mu itu, takutnya tidak sesuai yang kau impikan." Lisa berucap sedikit menggebu-gebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alur || Roséanne ✓
Fanfic[Completed]❝Sebaris luka untuk dia, si gadis istimewa❞ "Kau pulang lebih dulu, bagaimana denganku?" "Sejujurnya aku ingin ikut denganmu, apa boleh?" "Aku akan menjaga detaknya hingga Tuhan mengambilnya kembali"