Didalam sana dokter dan yang lainnya tengah melakukan operasi pada Rosie. Mereka melakukan kraniotomi yaitu membor tengkorak kepala Rosie.
"Dokter, penyedotan?"
"Berikan penyedotan bipolar dan monopolar 25, 25H."
"Saturasi oksigen?"
"Jaga saturasi oksigen tetap rendah dikisaran 90% dan PCO2 rendah."
Mereka mencukur habis rambut Rosie, lalu memberi tanda pada kepalanya. Dokter mulai membor kepala Rosie, terdapat gumpalan darah yang besar. Dokter mulai menyedot gumpalan darah itu menggunakan Suction pump.
Sedangkan itu, Jisoo dan Bo-hyun tengah menuju rumah sakit, saat mereka sedang mencari Rosie Wendy menelepon Jisoo. Dia sedikit terkejut, karena Wendy tau bahwa Rosie menghilang. Jadi Wendy menyuruh mereka untuk datang ke rumah sakit dimana dia bekerja.
Jisoo menggenggam jari-jarinya dengan erat, dia takut Wendy memarahinya. Bukan hanya itu dia juga takut bahwa Wendy akan membencinya walaupun semua ini bukan sepenuhnya kesalahannya tapi tetap takut.
"Kau tenang saja Jisoo-ssi Wendy pasti tidak akan marah padamu." Bo-hyun mencoba menenangkan Jisoo yang sedari tadi begitu khawatir.
"Bagaimana kau bisa se yakin itu, kau tidak tau seperti apa Wendy unnie." Ujar Jisoo.
Bo-hyun hanya bisa diam dia tidak lagi berbicara. Kini mereka berdua sudah sampai di rumah sakit. Sekarang ini mereka berjalan menuju ruangan Wendy. Tapi mereka tidak sengaja melihat Lisa dan Jaehyun tengah duduk didepan ruang operasi.
Jisoo mendekat kearah mereka dengan hati yang berdebar kencang, semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk.
"Lisa." Lisa menoleh ke arahnya.
"Mengapa berada disini, siapa yang sakit?" Tanya Jisoo.
"Apa peduli mu." Ketus Lisa.
"Lisa.."
Sebelum melanjutkan ucapannya, Lisa berdiri menghampiri dokter yang keluar dari ruangan operasi.
"Dokter bagaimana keadaan Rosie?" Tanya Lisa yang menghampiri dokter bersama Jaehyun.
"Operasi nya berhasil tapi pasien mengalami koma, sebentar lagi pasien akan dipindahkan ke ruangan ICU."
"Dan satu lagi, pasien mengalami pelecehan seksual, kalian bisa melaporkannya ke polisi."
Lisa terdiam mematung, terkejut dengan apa yang dokter katakan.
"saya permisi," Dokter berlalu dari hadapan Lisa yang mematung.
"Koma, pelecehan." Lirih Lisa.
"Apa yang terjadi Jaehyun?" Tanya Jisoo yang bingung akan semua ini.
Jaehyun menarik nafas dalam-dalam sebelum menceritakan semuanya pad Jisoo. Jaehyun mulai menceritakan semuanya tanpa ada yang dikurangi atau pun dilebihkan.
Jisoo terdiam mendengar itu semua, setetes air mata terjatuh. Jisoo menghampiri Lisa yang sudah menangis setelah mendengar ucapan dokter.
"Maafkan unnie Lisa." Jisoo mencoba memeluk Lisa tapi ditolak mentah-mentah oleh Lisa.
"Untuk apa," Lisa menatap Jisoo sedu,"semua sudah terjadi unnie, maaf mu itu tidak bisa mengembalikan semuanya."
"Karena unnie, semua ini terjadi."
"Sebenarnya Unnie peduli, kau tau unnie sudah melakukan pencarian terhadap Rosie, bahkan setiap malam unnie tidak bisa tidur, kau benar semua ini salah unnie, kau sangat tidak berguna Jisoo." Jisoo memukuli dirinya sendiri mencoba melukai dirinya.
"Tidak Jisoo-ssi kau kakak yang baik." Bo-hyun mencoba menahan Jisoo yang melukai dirinya sendiri.
Jisoo menggeleng,"aku kakak yang bodoh, tidak bisa menjaga adikku sendiri, bodoh, bodoh, bodoh."
Jaehyun menatap Jisoo, kemudian menatap Lisa,"dia unniemu Lisa"
"Jika benar dia unnieku, mengapa dia tidak berusaha mencari Rosie, kau dengar apa yang dikatakan dokter?" Lisa terdiam sesaat, menarik nafasnya dalam-dalam.
"Rosie mengalami pelecehan."
"Aku dengar Lisa, tapi semua ini tidak bisa dilimpahkan pada Jisoo Noona, yang harus disalahkan disini yaitu paman Lee."
"Jisoo Noona sangat menyayangi kalian, padamu pada Rosie, kau lihat dia," tunjuk Jaehyun kearah Jisoo.
"dia terlihat kacau Lisa, pasti dia merasa gagal sebagai anak tertua yang melindungi adiknya sendiri."
"Menjaga Rosie bukan hanya tanggung jawab Jisoo Noona tapi kau juga."
"Ini bukan kesalahan Jisoo Noona tapi orang-orang yang merencanakan ini semua."
Lisa mencoba mencerna perkataan Jaehyun barusan, dia menatap Jisoo yang masih menyalahkan dirinya.
Lisa menghampiri Jisoo,"maaf menyalahkan mu unnie."
"Tidak Lisa ini memang kesalahan unnie, seharusnya unnie menjaga kalian agar tidak terluka." Jisoo merengkuh tubuh Lisa memeluknya erat.
Para petugas medis keluar dari ruangan operasi mereka membawa Rosie menuju ICU.
"Kunjungan hanya boleh dilakukan satu orang saja." Ujar dokter.
Mereka mengangguk mengerti,"baiklah dokter."
"Jisoo." Panggil Wendy yang berjalan kearah mereka.
"Wendy unnie." Lirih Jisoo menundukkan kepalanya, dia takut menatap Wendy.
Wendy menatap Jisoo datar membuat dia sedikit takut,"maaf unnie."
"Untuk apa?" Sindir Wendy.
"Maaf tidak mengatakannya padamu." Ucap Jisoo merasa bersalah.
Wendy menghela nafas,"unnie sungguh kecewa padamu Jisoo-ya, kau seperti tidak menganggap unnie," Jisoo menggelengkan kepalanya,"tidak unnie, Jisoo hanya takut memberi tahu mu."
Wendy memegang kedua pundak jisoo menatap dengan lekat,"unnie tidak akan marah pada mu Jisoo-ya, jika kau mengatakan yang sebenarnya."
"Maaf unnie." Ucap Jisoo dengan mata berkaca-kaca.
Wendy merengkuh tubuh Jisoo,"tidak apa Jisoo-ya, unnie tahu ini bukan sepenuhnya kesalahanmu."
Wendy melepas pelukannya,"unnie akan keruangan dokter Choi, memastikan bagaimana kondisi Rosie."
Jisoo mengangguk, Wendy pergi dari sana meninggalkan mereka berempat.
"Waktu masuk bergilir, siapa yang akan masuk terlebih dahulu?" Tanya Bo-hyun yang tengah memegang kartu jenguk yang diberikan oleh suster tadi.
"Biarkan Lisa terlebih dahulu." Ucap Jisoo, dengan begitu Bo-hyun memberikan kartu itu pada Lisa.
Lisa masuk, sebelum masuk dia harus mencuci tangannya terlebih dahulu agar terhindar bakteri. Lisa melangkah masuk, suara mesin ventilator dan EKG menyambut kedatangannya.
Lisa memejamkan mata, menutup mulutnya dengan tangannya menatap Rosie yang kini dihiasi oleh kabel-kabel elektrokardiogram, infus dan mulutnya yang terpasang selang ventilator belum lagi kepalanya yang terperban.
Lisa terduduk di samping Rosie menatapnya begitu sakit, airmatanya terus mengalir tanpa henti,"Rosie jangan tinggalkan Lili ya, Lili tidak ingin sendiri." Ucapnya sesegukan.
"Tuhan, aku tidak tahu dosa apa yang kami perbuat, hingga ia harus menanggung semuanya." Ucap Lisa sambil menatap Rosie.
"Ini tidak adil, kau bisa menghukum kami tapi jangan melibatkan dia yang benar-benar percaya padamu, bahkan memujamu."
•To Be Continued•
15 September 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Alur || Roséanne ✓
Fanfic[Completed]❝Sebaris luka untuk dia, si gadis istimewa❞ "Kau pulang lebih dulu, bagaimana denganku?" "Sejujurnya aku ingin ikut denganmu, apa boleh?" "Aku akan menjaga detaknya hingga Tuhan mengambilnya kembali"