Suara mesin itu terdengar nyaring ditelinga Jungkook, pria itu sedang berada di ruangan Rosie. Pria itu menatap Rosie, tanpa mau menyentuhnya sama sekali, dia takut Rosie akan kesakitan.
"Rosie, cepat sadar, biar Kookie bisa bermain bersama Rosie lagi."
Jungkook yang mengetahui Rosie masuk rumah sakit, dengan segera menghampirinya. Nyonya Jeon awalnya melarang Jungkook karena kondisinya yang belum benar-benar sembuh, tapi karena paksaan dari Jungkook, nyonya Jeon akhirnya memperbolehkannya.
Jungkook keluar dari ruangan itu, menghampiri nyonya Jeon yang tengah menunggunya di luar ruangan,"sudah." Jungkook mengangguk lesu.
"Rosie pasti akan baik-baik saja, dia anak yang kuat." Nyonya Jeon menenangkan Jungkook yang menunduk lesu.
"Rosie tidak sekuat itu eomma, Jungkook tidak ingin ditinggal olehnya." Airmata yang ia tahan sedari tadi akhirnya jatuh juga.
"Siapa bilang, Rosie anak yang kuat, jangan khawatir," Jungkook memeluk eommanya erat,"tapi bagaimana kalau dia meninggalkan Jungkook."
"Tidak ada yang abadi didunia ini, jika Tuhan memberinya takdir seperti itu, kita sebagai manusia biasa harus mengikuti alurnya."
"Kita kembali keruangan mu."
"Bibi pergi dulu Jisoo-ya." Pamit nyonya Jeon pada Jisoo yang termenung sedari tadi.
"Nee, bibi."
Jungkook dan nyonya Jeon kembali keruangan milik Jungkook. Meninggalkan Jisoo yang duduk menunggu entah sampai kapan.
Jennie sedang pergi membeli makanan untuk mereka berdua, Lisa pergi sekolah dan Dong Wook sedang berada di kantor polisi melihat orang yang berusaha melenyapkannya Rosie.
"Unnie makan lah." Jennie baru balik dan sekarang ia mencoba membujuk Unnienya untuk makan.
"Unnie tidak lapar Jennie-ya." Ujar Jisoo menolak tawaran Jennie.
Untuk sekian kalinya Jennie membuang nafas panjang,"makanlah unnie, jika seperti ini terus kau bisa jatuh sakit."
"Unnie sudah sakit Jennie-ya, melihat Rosie seperti itu unnie merasa sakit." Jisoo kembali menangis mengingat kondisi Rosie.
"Kita berjuang untuk mendapatkan kesembuhan untuk Rosie, lalu jika unnie jatuh sakit bagaimana kita berjuang untuk kesembuhan Rosie."
Berbagai bujukan dari Jennie, hingga akhirnya Jisoo mau makan walaupun ia tidak selera.
Setiap detik, menit, jama hinggap hari, keluarga Lee dengan setia menemani Rosie. Menanti kesadaran dari orang yang mereka cintai, walaupun harapan itu kecil kemungkinan tapi dengan tekat yang kuat mereka meyakini bahwa Rosie akan sadar dan kembali ke pelukan mereka lagi.
"Sudah seminggu, apa Rosie tidak ingin bangun, apa Rosie tidak ingin melihat Lili." Ujar Lisa yang duduk di samping brankar Rosie.
Keluarga nya yang lain berada dalam kesibukan, tapi bukan berarti mereka tidak peduli lagi pada Rosie. Setiap malam mereka akan menginap untuk menjaga Rosie dan Lisa yang tidak pernah mau pulang ke rumah, jadi semua barangnya akan dibawa oleh pelayan. Pintu terbuka mengalihkan pandangan Lisa, ternyata itu Jaehyun yang membawa bunga mawar putih untuk mengganti bunga yang layu diruang itu.
Mereka berdua hanya berdiam saja, tanpa ada yang berminat untuk membuka suara. Yang mereka lakukan hanya menatap Rosie yang masih terbaring tanpa mau membuka mata.
Keheningan diantara mereka terpecah, karena beberapa dokter masuk untuk memeriksa Rosie.
"Tolong beri ruang." Pinta suster itu pada Jaehyun dan Lisa.
Mereka berdua mengangguk, mereka berjalan mundur sedikit menjauh dari dokter dan suster.
"Rosé, kau mendengar ku." Dokter itu menekan bahu Rosie,"apa ini sakit, Rosé kau mendengar ku."
Dokter melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap Rosie, mencatat perkembangan pada kondisinya.
Seseorang menyentuh bahu Lisa, membuat dirinya sedikit terkejut,"Appa." Dong Wook hanya mengusap Surai Lisa, sekarang perhatikan ketiganya kembali pada Rosie.
Dokter berbalik mendekati Dong Wook,"ikut keruangan saya."
Dong Wook melangkah mengikuti dokter, tapi Lisa menahan tangannya,"Lisa mau ikut."
Dong Wook mengangguk dia menatap Jaehyun,"kau mau ikut juga." Jaehyun mengangguk.
Sekarang ketiganya ikut masuk kedalam ruangan dokter Choi, di sana sudah ada Wendy dan beberapa Dokter.
Dong Wook duduk dihadapan dokter Choi,"mengenai kondisi putri anda dia masih dalam keadaan koma, secara klinis dia belum mencapai tahap kerusakan otak bukan berarti belum dan semua itu tergantung pada tingkat kerusakan organnya." Dokter berdiri memperlihatkan layar EEG hasil pemeriksaan otak milik Rosie pada semua yang berada dalam ruangan.
"Beberapa bagian otaknya hampir mengalami kerusakan, dan seharusnya daerah putih abu-abu tidak terlihat seperti ini." Tunjuk dokter Choi,"kami tidak yakin seratus persen jika ini dapat dipulihkan."
"Dokter, apa tidak ada cara untuk memulihkannya, tidak harus seratus persen setidaknya Rosé bisa sadar dan pulih." Ucap Wendy yang sedari tadi diam kini membuka suara.
"Saya pikir kita bisa memperpanjang periodenya sedikit lagi, memberi waktu pada pasien untuk berjuang."
Wendy mengangguk,"baiklah dokter kami mengerti."
Keluarga Lee, Wendy dan Jaehyun sudah balik keruangan Rosie, mereka termenung memikirkan semua apa yang dokter katakan pada mereka.
"Wendy, paman berharap padamu, atas kondisi Rosie." Ujar Dong Wook pada Wendy.
"Jangan berharap lebih padaku paman, aku juga manusia biasa."
Lisa mendekati Wendy,"unnie jangan berbicara seperti itu, Lisa juga sangat berharap pada unnie."
Wendy membuang nafas kasar,"unnie akan berusaha sekuat tenaga, tapi jangan berharap lebih pada unnie yang memang hanya manusia biasa."
Lisa langsung memeluk Wendy erat, hatinya begitu gundah. Hal-hal yang aneh mulai menyerang pikirannya, bagaimana kalau Rosie benar-benar meninggalkannya, membayangkannya saja Lisa tidka bisa.
"Unnie janji akan berusaha tapi jangan berharap lebih, jika nanti semua tidak sesuai harapan mu, harapan kita semua akan terasa sakit jika kita berekspektasi tinggi."
"Wendy Noona." Panggil Jaehyun sedari tadi hanya menatap Rosie.
"Wendy Noona, jari Rosie bergerak." Mendengar itu semuanya mengalihkan pandangan mereka pada Rosie.
"Panggil dokter Jaehyun." Perintah Wendy, Jaehyun mengikuti perkataan Wendy memanggil dokter, sedangkan itu Wendy memeriksa Rosie selagi menunggu dokter.
Dokter masuk bersama Jaehyun, dokter Choi mulai memeriksa Rosie.
"Bagaimana dokter?" Tanya Dong Wook.
"Coba lah berkomunikasi kasih padanya, kondisi masih dalam koma hanya saja dia dapat mendengar apa yang kalian bicara."
Dokter Choi keluar dari ruangan Rosie,"Rosie dengar Lili." Panggil Lisa.
Wendy mengangguk,"berkomunikasi lah padanya."
"Rosie ini jayun."
"Biar aku dulu." Ketus Lisa pada Jaehyun.
"Ya ngomong saja tidak ada yang melarang." Ujar Jaehyun.
Lisa menatap sinis Jaehyun, berdecih tidak suka, Lisa kembali pada Rosie,"Lisa tahu Rosie mendengar Lisa, ayo respon Lili juga."
Mereka semua mencoba berkomunikasi dengan Rosie, walaupun tidak ada reaksi setidaknya mendengar suara mereka saja sudah cukup.
_To Be Continued_
07 Oktober 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Alur || Roséanne ✓
Fanfic[Completed]❝Sebaris luka untuk dia, si gadis istimewa❞ "Kau pulang lebih dulu, bagaimana denganku?" "Sejujurnya aku ingin ikut denganmu, apa boleh?" "Aku akan menjaga detaknya hingga Tuhan mengambilnya kembali"