Bagian 0.7

453 36 2
                                    

Suara tawa canda gurau terdengar begitu bahagia, makan malam keluarga Lee sudah selesai sedari tadi, kini mereka berkumpul diruang tamu.

" 2 hari lagi Lisa akan mengikuti lomba, eomma, appa, dan semuanya harus datang." Ujar Lisa.

"Benarkah?" Tanya Jennie tak percaya jika adiknya ini bisa nge-dance.

" Iya unnie" jawab Lisa

"Jennie-ya apa kau percaya, seorang Lalisa mengikuti lomba dance, kupikir dia hanya akan mengikuti lomba sains ternyata....." Sambung Jisoo.

Lisa yang digoda menatap datar Jisoo, "aku jadi teringat, ada orang ingin jadi pelukis tapi tidak bisa menggambar"

Jennie yang mendengar ucapan Lisa kini tertawa," itu sangat lucu, waktu Jisoo unnie ingin menggambarkan kita sebuah jerapah tapi bentuknya sangat aneh, sampai-sampai Rosie mengira itu gambar jamur"

" Hey, hey, hey, jangan mengejek gambar ku" ketus Jisoo

Lisa dan Jennie tertawa melihat kekesalan unnienya, kasihan Jisoo ketika dia ingin menggoda adik-adiknya malah dia yang balik digoda oleh mereka.

"Appa akan ada disini sampai ulang tahun pernikahan kalian selesai" ujar Lee Kang-Ho.

"Sungguh aku sangat senang appa ikut, tahun lalu ayah terlalu sibuk sampai tidak datang" ucap Lee Dong Wook.

" Sebenarnya ayah berpikir untuk berada di Korea dan menyerahkan perusahaan kepada kepercayaan appa." Ungkap Lee Kang-Ho.

"Itulah yang seharusnya appa lakukan dari dulu" ujar Dong Wook

Ji-ah mengangguk menyetujui ucapan sang suami," benar appa, kesehatanmu juga perlu dijaga"

Lee Kang-Ho mengangguk, sepertinya dia seharusnya sudah menikmati hari tuannya. Tapi, ada masalah yang harus dia kerjakan, mungkin jika itu sudah selesai dia akan beristirahat menikmati hari tuannya.

Ketika yang lain sibuk berbincang, dilain sisi Rosie sibuk dengan dunianya.

" Satu, dua, tiga, hmmm, bukan, yang lain saja, Rosie mau main pazzel" Rosie bergumam, dia sedang sibuk bermain tidak memperdulikan mereka-mereka yang tengah berbicara.

Ji-ah yang sedari tadi memperhatikan Rosie berbicara sendiri, hanya bisa menggeleng kepala, ada saja pikirnya.

" Eomma sudah tau siapa yang menyelamatkan Rosie saat dipasar malam" ucapan Ji-ah itu membuat semua orang menatapnya.

"Siapa eomma?" Tanya Jisoo, diangguki oleh Jennie dan Lisa, sungguh mereka juga penasaran siapa Jayun yang dikatakan Rosie.

" Namanya Jaehyun, eomma bertemu dengan nya saat berbelanja tadi siang" jelas

" Bagaimana eomma tau jika dia yang menyelamatkan Rosie?" Jennie bertanya.

Ji-ah menjelaskan apa yang terjadi saat dia berbelanja bahan makan sampai ia bertemu Jaehyun.

Mereka yang mendengar penjelasan sang eomma menganggukkan kepala.

"Eomma jadi kepikiran kalau seharusnya eomma mengajak Rosie bermain diluar agar dia mempunyai teman,  melihat dia hanya bermain dengan boneka dan puzzle nya eomma sangat sedih." Jelas Ji-ah, sejak bertemu dengan Jaehyun dia menjadi sadar bahwa Rosie tidak pernah sama sekali berinteraksi dengan orang lain, hanya dengan keluarganya saja.

" Kau sangat benar Ji-ah, Rosie seharusnya berinteraksi dengan orang lain dan juga mengenalkan nya dunia luar" ucap Lee Kang-Ho menyetujui ucapan Ji-ah.

Helaan nafas terdengar dari Dong Wook," kita terlalu menutupi Rosie tentang dunia luar, hanya Karna kita takut jika terjadi sesuatu dengannya"

Ketiga saudari itu mengangguk," iya appa, mulai besok kami akan mengajak Rosie jalan-jalan secara bergantian"

"Eomma juga akan mencobanya"

" Baiklah ini sudah malam, kita beristirahat, besok semua ada urusan masing-masing" ajak Lee Dong Wook diikuti anggukan yang lain.

Mereka pergi ke kamar masing-masing, besok harus ada yang bekerja, sekolah dan melakukan urusan yang lain.

***

Sunyi itu lah gambaran suasana di setiap perpustakaan. Seorang gadis berponi duduk dan terus membolak-balik lembaran buku itu, mencatat setiap bagian yang penting.

Lisa dia sedang mempersiapkan diri untuk ulangan Minggu depan, walaupun dia bisa belajar dua atau tiga hari mendekati ulangan. Tapi, dia tidak ingin terlalu terbebani makanya dia belajar dari sekarang.

Beberapa menit Lisa belajar entah tiba-tiba saja ada seseorang yang menarik bukunya. Lisa memutar bola matanya, kemudian menggulirkan tangan nya.

"Kembalikan" ucap Lisa datar.

"Ouhh, tidak bisa, aku akan kembalikan jika ulangan Minggu depan kau memberiku contekan" Ujar Nayeon dengan begitu sombongnya.

Nayeon gadis pindahan dari sekolah lain. Dia dikeluarkan dari sekolah Karna kenakalan yang dia lakukan, Lisa dan dia satu kelas. Nayeon selalu memperhatikan Lisa dalam kelas, dia begitu iri dengannya soalnya semua siswa yang berada disekolah ini begitu segan pada Lisa. Jadi Nayeon ingin mengetahui apa istimewa Lisa kenapa dia begitu populer.

"Dirimu siapa, berani memerintah ku" ketus Lisa, sungguh dia begitu kesal dia tidak mengenal wanita dihadapannya tapi begitu berani memerintah dirinya.

"Aku Nayeon" ucap Nayeon dengan nada sombongnya.

"Aku tidak peduli, kembalikan buku ku" ujar Lisa.

"Ini, akan ku kembalikan jika kau bersedia memberiku contekan dan mengerjakan pr milikku." Perintah Nayeon, mengangkat buku Lisa Sambil menggoyankannya di udara.

Lisa yang sudah kesal bukan main, berdiri dari tempat duduknya, melangkah kearah Nayeon, menatap matanya tajam. Nayeon yang melihat itu, ada sedikit ketakutan dalam hatinya, tapi bukan Nayeon namanya kalau dia kalah begitu saja.

Lisa berada dihadapan Nayeon, menarik bukunya, "aku tidak tau kau itu siapa, tapi aku tidak akan segan memukuli seseorang yang berani menganggu atau membuat ku kesal." Bisik Lisa, membuat Nayeon berdecih.

Nayeon yang diperlakukan seperti itu, begitu marah tapi dia harus bisa menahannya. Baru kali ini Nayeon bertemu seseorang yang berani melawannya.

"Pergi atau aku panggil petugas perpustakaan Karna telah melakukan keributan" ucap Lisa datar yang telah duduk kembali ditempat nya.

Nayeon pergi dari hadapan Lisa. Wajahnya memerah menahan amarah.

***

"Kita akan kemana eomma?" Tanya Rosie, mereka berada dalam mobil yang kini melaju entah kemana, Rosie juga tidak tau.

"Kita akan ke taman, Rosie senang" jawab Ji-ah, yang sedang menyetir.

"Taman? Mmmmm......, Tidak tau" ucap Rosie kebingungan.

"Iya, taman di sana banyak tempat bermain" jelas Ji-ah, sungguh karena ketakutan dirinya dan suaminya sampai saat ini Rosie tidak pernah berinteraksi orang luar.

"Main, iya Rosie ingin bermain, senang, Rosie senang, yeeeeee" ucap Rosie dengan semangat, untuk pertama kalinya dia bisa bermain diluar rumah.

Ji-ah yang melihat anaknya begitu semangat ikut tersenyum. Mungkin jika dia mengajaknya dari dulu, pasti Rosie sudah mempunyai teman sekarang ini.






To Be Continued

260324


Alur || Roséanne ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang