Bagian 21

392 44 1
                                    

Persidangan akan dimulai beberapa menit lagi, seluruh keluarga Lee dan pengacara Ji Wang sudah ada di sana.

Pintu ruang sidang terbuka menampakkan Rosie yang tengah dipegangi oleh dua orang polisi menuju kursi terdakwa. Rosie tersenyum ketika melihat keluarga nya berada di sana.

"Sidang ini saya buka." Hakim mengetuk palu 3 kali yang artinya persidangan dimulai.

"Untuk Jaksa penuntut, saya persilahkan untuk membacakan kasus."

"Terima kasih yang mulia, saudara Roséanne Lee apakah benar anda terlah membunuh ibu anda sendiri?"

Rosie menggelengkan kepalanya,"tidak, Rosie tidak bunuh."

Rosie merasa tegang, dia takut dengan semua orang di sana, dia merasa dirinya diintimidasi oleh tatapan mata orang-orang yang hadir di sana.

"Tidak membunuh tapi dengan bukti sidik jari itu dan juga hanya ada anda dan korban ditempat kejadian." Pernyataan Intimidasi sang jaksa membuat Rosie semakin gugup dan tidak tenang.

"Yang mulia, saya tahu dia baru 16 tahun dan juga seorang anak autis tapi pembunuh harus tetap dihukum." Jaksa penuntut kembali ke tempatnya.

"Untuk pembela dipersilahkan untuk membela terdakwa."

Ji Wang berdiri, dia menatap Rosie sebentar dan melihat kearah Dong Wook yang tampak berharap ada bukti lain yang dapat membuat Rosie terbebas.

"Terimakasih yang mulia atas kesempatan nya, yang mulia saya rasa bukti sidik jari yang dipaparkan oleh jaksa penuntut umum tidak sepenuhnya bisa dipercaya."

"Bagaimana tidak dipercaya itu sudah sangat jelas bahwa sidik jari itu adalah miliknya." Bantah Jaksa penuntut.

"Beri saya kesempatan untuk menjelaskan terlebih dahulu, jangan memotongnya."

"Yang mulia anda tahu dia anak autis bisa saja dia dijebak, karena itu kesempatan bagi si pembunuh melihat kondisi nona Roséanne Lee."

"Jangan memberi alasan yang tidak masuk akal hanya karena dia anak autis bukan berarti dia tidak bisa membunuh." Jaksa penuntut terus membantah.

"Atas dasar apa dia membunuh ibunya sendiri, bahkan pernyataan dari keluarganya sendiri bahwa korban sangat menyayangi nona Roséanne Lee begitu pun sebaliknya."

"Pembunuh tetap pembunuh tidak peduli dia anak autis hukuman harus terus berjalan."

"Benar anda benar hukuman harus terus berjalan untuk penjahat, tapi bagaimana jika dirinya benar tidak bersalah apa dia harus diberi hukuman juga, saya rasa itu tidak adil, menghukumnya atas kesalahan yang tidak dia perbuat."

Perdebatan itu membuat Rosie sangat tidak tenang, sedari tadi dia terus mencengkeram jari-jarinya. Terus bergerak gelisah di tempatnya.

"Dalam persidangan dibutuhkan bukti, bukan hanya mengandalkan pernyataan saja."

Hakim mengetuk palu,"untuk pembela apakah bukti yang bisa dipaparkan."

"Ada yang mulia tapi saya ingin nona Roséanne Lee mengatakannya terlebih dahulu, menceritakan semua kejadian yang terjadi ditempat kejadian." Ji Wang menatap kearah Rosie.

"Baiklah untuk nona Roséanne Lee dipersilahkan."

"Nona Roséanne Lee bisa ceritakan apa yang terjadi ditempat kejadian." Ujar Ji Wang.

Rosie masih terdiam dia begitu ketakutan.

Ji Wang mendekati Rosie,"Rosie, jangan takut, ayo ceritakan semuanya yang kau lihat waktu itu."

Rosie menatap Ji Wang lalu mengangguk, dia mengambil napas dalam-dalam.

"Waktu itu__itu aku__aku sedang makan___ku__"

"Nona Roséanne bisakah pada intinya saja, ini persidangan jangan bertele-tele." Potong jaksa penuntut.

Rosie terdiam dia takut berbicara lagi, dia takut dipukuli seperti waktu itu.

"Saya mohon jangan memotong pembicaraan, beri dia waktu untuk menjelaskan."

" Untuk jaksa penuntut dimohon jangan memotong pembicaraan, terdakwa dipersilahkan untuk menjelaskan kembali." Tegur Hakim.

Ji Wang memegang pundak Rosie,"jangan takut ayo lanjutkan."

Rosie masih diam,"Rosie lihat mereka." Ji Wang menunjuk kearah keluarga Lee diikuti oleh Rosie.

"Jika Rosie mengatakan semuanya dengan jujur, Rosie akan terbebas dan kembali pulang bersama mereka." Rosie mengangguk dia mencoba untuk mengatakan semuanya.

"Waktu itu___ Rosie sedang makan__kue di atas hotel___Rosie duduk dibalik sofa____tidak lama Rosie dengar suara eomma___jadi Rosie berdiri cari eomma." Rosie terdiam sejenak.

"Ayo Rosie lanjutkan." Ucap Ji Wang.

"Mmmm___ Rosie lihat eomma bersama orang yang pakai topeng, Rosie lari ketempat eomma, terus orang itu pegang pegang Rosie lalu eomma marah, terus orang itu mengeluarkan pistolnya lalu tembak eomma." Rosie menangis mengingat eommanya.

Ji Wang mengelus pundak Rosie, Rosie menatapnya,"Rosie tidak bunuh eomma paman, Rosie bukan pembunuh, Rosie jangan dipukul paman."

"Iya tidak ada yang memukulmu." Ucap Ji Wang .

Keluarga Lee yang mendengar pernyataan Rosie membuat mereka bersedih terkhusus Jennie dalam hatinya mulai ada rasa bersalah pada adiknya itu.

"Itu yang saya ingin dengar darinya apa kecurigaan saya itu benar dan setelah mendengar dari mulut nona Roséanne Lee saya menjadi sangat yakin."

"Saya punya CCTV dari hotel." Ji Wang mengeluarkan video CCTV dan memperlihatkannya pada semua orang yang datang dalam persidangan.

"Video pertama, menunjukan nyonya Lee berada di koridor hotel menuju Rooftop tanpa disadari ada seseorang yang mengikutinya menggunakan topeng."

"Video kedua, waktu nyonya Lee masuk kedalam Rooftop dan hanya berselang dua menit orang yang sama yang mengikuti nyonya Lee di koridor ikut masuk."

Ji Wang mematikan videonya lalu menatap hakim.

"Pernyataan dari terdakwa dan video sama persis, jadi semua ini sudah direncanakan dan karena nona Lee juga berada di sana, itu menjadi kesempatan bagi si pembunuh untuk membuat nona Lee seolah yang membunuh nyonya Lee."

"Menghilangkan sidik jari miliknya lalu memberi sidik jari nona Lee pada pistol."

"Yang mulia saya punya saksi." Ji Wang memanggil saksi.

Seorang wanita maju, naik ke tempat yang diperuntukkan untuk saksi.

"Kepada saksi dipersilahkan untuk bersaksi."

"Saya seorang pelayan yang memberi ponsel pada nyonya Lee sebelum pergi ke rooftop, saya tidak tahu siapa yang menelepon tapi saya dengar suaranya mirip seperti pria."

Ji Wang menatap hakim,"Yang mulia jika kita perhatikan lagi dalam video seseorang bertopeng itu memiliki postur tubuh mirip seperti seorang pria."

Pelayan wanita tadi turun dan balik ketempat duduknya.

"Semua bukti sudah saya paparkan yang mulia, keputusan nya ada pada anda yang mulia."

"Untuk jaksa penuntut apa ada bantahan." Ujar Hakim.

"Tidak ada yang mulia."

Hening semua orang menunggu keputusan Hakim. Apa yang akan Rosie dapatkan.

Di sana tepat dibelakang pengacara Ji Wang ada keluarga Lee yang tengah menunggu dengan jantung yang berdegup kencang. Mereka terus merapalkan doa dalam hati.

Rosie anak itu hanya diam saja, semua ini membuat dia takut. Dia menunggu keputusan Hakim dan keputusan itu akan menjadi jalan hidup untuk kedepannya.

To Be Continued

140524

Alur || Roséanne ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang