Pagi itu, Luciana dan keluarga kecilnya telah tiba di rumah lama milik keluarga Luciana. Mereka ke sana sekalian menemani astronot Jack bekerja. Di sana Luciana langsung membersihkan rumah, ia juga telah selesai mencuci kain dan sprei di rumahnya itu karena cukup lama tidak ditempati oleh keluarganya. Keluarga telah pindah ke tempat yang lebih strategis dan jarak rumahnya tidak jauh dari rumah astronot Jack.
Selesai mencuci, Luciana hendak menjemurnya di halaman rumahnya. Ia menata dan merapikan kain-kain dan sprei yang ia jemur pada tali penjemur pakaian. Hampir selesai penjemuran, tiba-tiba cuaca berubah. Yang tadinya cerah kini menjadi gelap dan berkabut. Ia mengira akan turun hujan, namun dari lapangan bandara tampak ramai seolah-olah roket yang baru datang sedang diparkir.
Ia buru-buru melanjutkan menjemur pakaiannya, lalu berlari keluar pagar rumah untuk melihat bandara roket. Kabut sudah mulai mereda, dari kejauhan terlihat bukan roket yang mendarat, melainkan UFO. Dan UFO itu tidak asing baginya, sepertinya itu milik mantan suaminya. Ia tak mau berprasangka buruk seperti itu, namun orang-orang yang ada di sana terlihat berlarian dan berlindung untuk melindungi diri.
Luciana kembali ke dalam rumah dan mengunci pintunya. Pada saat memutar balikkan tubuhnya, ada astronot Jack di depannya yang sedang membawa secangkir kopi dari dapur.
"Kau kenapa, sayang?" ucap astronot Jack.Luciana menggelengkan kepalanya, ia terlihat seperti kelelahan dan ketakutan. "Tidak, aku baik-baik saja." katanya.
"Kau buat sendiri, kopi ini?" tanya Luciana pada astronot Jack.
Jack mengangkat alisnya. "Iya, tadi kulihat kau tidak ada. Jadi aku buat sendiri." kata astronot Jack.
"Maafkan, aku! Tadi aku habis menjemur pakaian." kata Luciana.
"Jangan meminta maaf seperti itu lagi! Ini sepela dan tak masalah bagiku. Lagipula tadi kau sedang menjemur, kan? Aku tidak ingin merepotkanmu." kata astronot Jack.
"Terima kasih banyak, Jack." Luciana memeluk astronot Jack. Dan astronot Jack berusaha memegang gelas dengan stabil agar tidak tumpah.
Astronot Jack merangkul dengan tangan yang satunya sambil mengecup dahi Luciana. "I love you. You are so beautiful every day. Jadi, jangan meminta maaf terus, ya?" ucap astronot Jack. Luciana merasa menjadi perempuan yang sangat beruntung, dan terkadang ia merasa bersalah di dalam masa lalunya.
"Aku berangkat sekarang, ya?" kata astronot Jack.
"Buru-buru sekali? Kau tidak ingin sarapan dulu, Jack?" kata Luciana.
Astronot Jack menggelengkan kepala dan menyentuh hidung Luciana dengan ujung jari telunjuknya. "Nanti saja, sayang. Di sana akan mendapatkan jatah sarapan, jadi aku akan sarapan di sana saja." ucap astronot Jack.
"Baiklah." kata Luciana dengan wajah cemberut.
"Jangan seperti itu! Nanti wajahmu digigit nyamuk." candaan dari astronot Jack pada Luciana.
Luciana tersenyum antara kesal dan salah tingkah secara bersamaan." Ih... Jack?" dan respon astronot Jack hanya menertawakannya.
☆☆☆☆
Tok... Tok... Tok...
Suara ketukan pintu itu berasal dari pintu. Mendengar itu, Luciana berlari untuk membuka pintu tersebut.
Setelah membuka pintu itu, ia melihatnya dengan begitu terkejut. Luciana mencoba menyadarkan diri, tetapi ia tidak sedang bermimpi. Yang ia lihat didepannya memang nyata adanya.
"Hai, bagaimana kabarmu? Baik-baik saja, kan?" ucap Ven. Ia nampak seperti manusia biasa.
"Sudah lama sekali, kita tidak berjumpa. Aku merindukanmu." kata Ven.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall in Love with Alien's
Fantasy"Melangkah tanpa arti, berhenti menemukan cinta sejati." Menceritakan tentang wanita bernama Luciana Alexadria yang memiliki keluarga penuh dengan misteri, jika ia salah yang ia dapatkan adalah hukuman kekerasan dari orang tuanya. Luciana mempunyai...