- Makan Siang Bareng -

547 61 0
                                    

Pagi hari diisi oleh suara cempreng Chaeyoung yang berteriak mencari keberadaan Lisa. Pasalnya saat mengunjungi kamar Lisa, sang empu tidak ada di dalam. Ia yakin Lisa masih di rumah. Secara anak itu sangat sulit bangun pagi.

"Chaengi kenapa teriak-teriak" tegur Taeyeon yang tengah menyiapkan sarapan di meja makan.

Disana juga ada Jiyoung yang sedang menikmati kopi dan Jisoo yang sedang bermain ponsel.

"Lisa Mom. Dia hilang"

"Hilang gimana" sahut Jiyoung.

"Dia gak ada di kamar Dad. Udah ku cari disekeliling rumah juga nggak ada. Gak mungkin kan dia udah berangkat pagi-pagi banget" dengus Chaeyoung.

Jennie turun dengan pakaian kantornya yang rapi. Seperti biasa, ia tidak sarapan sebelum berangkat.

"Jennie-ya" panggil Jiyoung membuat langkahnya tertahan.

"Hmm"

"Kamu lihat Lisa nak?"

"Di kamarku" jawab Jennie santai kemudian melenggang pergi.

Buru-buru Chaeyoung menaiki tangga menuju kamar Jennie. Benar saja, di atas king size itu ada Lisa yang masih tidur dengan posisi absurd.

Plak

"Awh" aduh Lisa mengusap-usap pantat bekas tamparan Chaeyoung.

"Bangun kebo. Ini udah jam 7" beritahu Chaeyoung. Lisa duduk. Nyawanya masih belum ngumpul.

"Ini kamar siapa, perasaan kamarku nggak kayak gini" tanya Lisa belum sadar.

"Kamar Jennie Unnie. Bagaimana kau bisa terdampar ke kamar macan"

Saat itu juga Lisa langsung teringat. Tadi malam dia menonton film horor di kamar Jennie dan berakhir tertidur disini.

"Kemarin aku nonton film terus ketiduran. Ngomong-ngomong dimana Jennie Unnie"

"Sudah pergi kerja. Cepat keluar dan bersiap-siap atau Jisoo Unnie akan meninggalkan kita"

Chaeyoung masih kepikiran gimana Lisa bisa sedekat itu sama Jennie. Dia bingung kenapa Jennie tidak mengusir Lisa dari kamarnya padahal dia bisa saja menendang Lisa keluar malam itu juga.

"Kamu kok bisa deket sama dia. Sejak kapan" tanya Chaeyoung dalam mobil. Lisa tidak mendengar. Sibuk meminum susu coklat kotaknya.

"Hey, aku sedang bicara!" Tegur Chaeyoung mencomot susu dari tangan sang empu.

"Chaengi~"

"Kalau orang sedang bicara itu diperhatikan! Tidak sopan" desis Chaeyoung.

"Kami tidak dekat. Aku cuma ingin menghiburnya malam tadi"

"Menghiburnya untuk apa?" sela Jisoo. Giliran ia yang bertanya.

"Jennie Unnie tak seburuk yang kalian kira. Dia hanya kesepian"

"Tau apa kau tentangnya. Sudah ku bilang jangan dekat-dekat dengan gadis aneh itu" kata Jisoo membuat Lisa menghela napas.

"Memang dia siapa mengatur-aturku dekat dengan siapa saja" batin Lisa menggerutu.

                               *****

"Jennie" Taeyong memanggil. Jennie menoleh ke arahnya.

"Iya pak?"

"Boleh saya minta tolong" pinta lelaki itu.

Jennie berdiri dari duduknya kemudian menghampiri meja Taeyong untuk mendengar lebih jelas apa yang atasannya itu butuhkan.

"Tolong kamu antarkan map ini ke perusahaan Peaceminusone. Saya hari ini ada urusan penting diluar, tolong ya" kata Taeyong tersenyum sementara Jennie melamun.

Nama perusahaan itu kan milik ayahnya. Jennie mengumpat dalam hati. Ia yakin Jiyoung pasti menyuruh Taeyong memintanya ke sana secara pribadi. Sebab menjunjung tinggi profesionalisme, Jennie menerima permintaannya.

"Jen" tegur Taeyong menarik lamunan Jennie ke alam nyata.

"Saya jalan sekarang pak"

"Jangan pakai motor. Ada supir saya yang akan mengantarmu" ucap Taeyong.

Sesampainya di lokasi, Jennie cukup terkesima dengan besarnya perusahaan ini. Lobinya sangat luas dan dilengkapi perabotan-perabotan canggih.

"Maaf, ruangan bapak Jiyoung ada dimana?" Tanya Jennie pada resepsionis di lobi kantor.

"Apa anda sudah membuat janji dengan beliau"

"Sudah"

Gadis itu mengangguk dan memberitahu dimana ruangan Jiyoung berada sekaligus mengarahkan jalan mana yang akan Jennie lewati.

Perusahaan ini memiliki 40 lantai. Jauh berbeda dari perusahaan Taeyong yang hanya mempunyai 15 lantai. Untuk ruangan Jiyoung terletak di lantai 25.

Tok Tok

"Masuk" suara bariton Jiyoung menyahut di dalam.

Jennie menarik napas dalam. Masih suka canggung bila berhadapan dengan ayah sendiri. Di dalam sana, Jennie tidak hanya menemukan Jiyoung tetapi juga Taeyeon dan anak-anaknya.

"Eoh Jennie, ada apa datang kemari nak?" Tanya Jiyoung tampak kaget.

"Aku disuruh mengantarkan ini" ucap Jennie memberikan map di genggamannya ke tangan Jiyoung.

"Apa dari Taeyong?" Tanyanya dibalas anggukan singkat oleh sang empu.

"Kalau gitu aku pamit" buru-buru Jennie pamit pergi.

"Bentar, nggak usah buru-buru. Duduk dulu napa" ucap Jiyoung menahannya. Jennie yakin ayahnya itu sengaja ingin menahannya lama-lama disini.

"Aku harus pergi"

"Bos mu itu tidak akan marah kalau kau disini" Gagal lagi rencananya untuk kabur.

"Sini makan siang dulu. Tadi pagi kamu nggak sarapan di rumah" dengan perasaan jengkel, Jennie terpaksa mendudukkan pantatnya di karbet bulu tebal itu.

Pemandangan selanjutnya membuat ia tertegun saat Jiyoung memisahkan tulang dari tubuh ikan untuk diberikan padanya.

"Ayo makan yang banyak" senyum Jiyoung tulus. Jennie dapat merasakannya.

Usai makan, Jennie balik ke kantor. Ia tidak pernah tahan lama-lama bersama mereka.













Tbc

Eternal Wound ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang