- Cinta Segitiga -

662 64 4
                                    

Sesuai janjinya kemarin, Jennie datang ke sekolah si kembar untuk menjemput Chaeyoung. Dia sampai lima menit lebih cepat dari bel pulang. Siswa siswi berhamburan keluar dari kelas, memenuhi halaman dan parkiran sekolah. Sebagian besar melirik Jennie dengan pandangan kagum. Sulit mengabaikan aura mahal bak putri bangsawan yang memancar dari tubuhnya.

Ditambah mobil yang ia kendarai adalah salah satu mobil termahal di dunia. Hanya orang-orang penting Korea yang memiliki mobil seperti itu.

"Guys guys guys tunggu! Jangan pulang dulu" teriakan cempreng seorang gadis memberi instruksi untuk berkumpul ke pusat suara.

Siswa-siswi berbondong-bondong memenuhi sumber suara. Jennie acuh tak acuh. Selagi itu tidak berhubungan dengannya, Jennie tidak peduli.

"Kemana anak itu. Dia fikir aku punya banyak waktu" gerutu Jennie gelisah. Terus-menerus melihat jam tangan. Taeyong hanya mengizinkannya keluar satu jam.

"Aku punya pengumuman penting. seperti yang kalian lihat, gadis disamping ku ini adalah pelakor. Dia berusaha merebut Jaehyun dariku"

Empat gadis cantik dimana Chaeyoung salah satunya menjadi pusat perhatian seluruh siswa. Dituduh sebagai perusak hubungan asmara gadis yang berpidato di depan.

"Barusan pacarku bilang, dia mengirim surat cinta padanya. Bukan kali ini tapi acap kali aku mendapatkan dia mendekati Jaehyun"

Siswa-siswi berbisik dengan asumsi masing-masing. Tatapan jijik audiens mengunci pandangan Chaeyoung. Ia hanya bisa menunduk malu sedangkan Lisa dibelakang sana berlari kesetanan begitu mendengar kembarannya menjadi bahan tontonan di depan umum.

"Permisi" ucap Lisa menerobos masuk kerumunan massa.

"Chaeng" pekik Lisa membuat Chaeyoung mendongak.

"Apa yang kau lakukan Karina!"

"Aku hanya membantu yang lain menyelamatkan pacarnya dari hama seperti dia" ucap Karina. Gadis yang mengaku pacarnya ditikung Chaeyoung.

"Lepaskan Chaeyoung" sergah Lisa menarik Chaeyoung dari cekalan antek-antek Karina.

"Ada apa ini?" Suara dingin Jennie menginterupsi.

Bosan menunggu di depan mobil, dia berencana mencari Chaeyoung ke kelas. Namun siapa sangka diantara gerombolan siswa itu ada adiknya disana. Lisa segera menoleh ke belakang lalu lari ke tempat Jennie meminta tolong.

"Unnie, tolong Chaeyoung. Dia di bully" pinta Lisa memohon. Mata sendu adiknya membuat Jennie cepat-cepat mengalihkan muka.

Pandangan Jennie kini sepenuhnya menjurus pada ketiga gadis tersebut. Hanya fokus ke mereka. Jalan beberapa langkah guna memangkas jarak antara mereka.

"Apa yang kalian lakukan?"

"Siapa kau, jangan ikut campur?!"

"Aku tidak punya waktu meladeni kalian. Lepaskan dia!" Titah Jennie dengan suara amat datar.

Hawa dingin yang ia pancarkan membuat orang-orang merinding ketakutan.

"Kalau kami tidak mau, apa yang kau lakukan" dia balik menantang Jennie.

Anak zaman sekarang tidak punya sopan santun sedikitpun pada orang yang lebih tua padahal mereka di didik dilingkungan pendidikan. Hal yang sangat Jennie sayangkan. Jennie menarik napas dalam. Masalah ini akan semakin besar jika dihadapi dengan emosi.

"Apa masalah kalian dengan adikku"

"Adikku? Kau kakak gadis pelakor ini?"

"Sejak kapan dia merebut suamimu?" Tanya Jennie. Audiens yang mendengarkan menutup mulut menahan tawa.

"Sayang, sudah lah" Jaehyun. Tersangka yang diduga menjadi penyebab masalah ini datang menenangkan pacarnya.

"Apa benar adikku mendekatimu?"

"Ne" jawab Jaehyun gugup tak berani menatap mata Jennie saat bicara.

"Kenapa aku harus terlibat cinta segitiga bocah ingusan ini" gumam Jennie memijat kepala.

"Aku akan menasehati adikku agar tidak mengambil pacarmu. sekarang lepaskan dia" putus Jennie. Untuk saat ini hanya itu jalan keluar yang ia punya.

"Enak saja. Bisa saja dia mendekati pacarku lagi diam-diam. Dia harus diberi hukuman biar jera"

Oke. Emosi Jennie mulai terpancing. Giginya menggertak menahan amarah. Tinjunya siap melayang jika tidak mengingat siapa lawannya sekarang.

"Jangan memancing emosiku!" Lisa dan Chaeyong merasa was-was. Tampang Jennie sekarang berubah menyeramkan dua kali lipat dari tadi. Jennie mengambil ponselnya disaku blazer lalu menelpon seseorang.

"Datanglah ke halaman sekolah" ucapnya dengan orang diseberang telepon.

Tidak berselang lama, seorang guru cantik sebaya Jennie datang membubarkan kerumunan.

"Kenapa kalian berkumpul disini, pulanglah!" Tegasnya. Pandangannya beralih ke arah Jennie.

"Yaa Jennie-ya oremaniya" pekik gadis yang merupakan salah satu guru di sekolah ini memeluk Jennie.

"Lama udah nggak ketemu. Gimana kabarmu, makin sukses ku lihat sekarang" Jennie tersenyum tipis menanggapi gurauan teman satu SMP dulu.

"Baik, kau juga semakin sukses" jawab Jennie sekenanya.

"Oh ya, ada apa kamu datang ke sini. Apa adikmu bersekolah disini"

"Tuh" tunjuk Jennie menggunakan dagu pada Chaeyoung yang sedang disandera.

"Winter, Giselle apa yang kalian lakukan?! lepaskan Chaeyoung!"

"Kalian masih tidak mendengar?! Lepaskan atau ibu hukum kalian bertiga!" Cepat-cepat mereka melepaskan Chaeyoung karena takut dihukum.

"Jadi Chaelisa adikmu Jen? Kenapa gak pernah bilang"

"Karena kamu gak pernah nanya" jawab Jennie enteng.

"Ck, dasar beruang kutub!" dengus bu guru cantik. Lama tidak berjumpa membuatnya nostalgia dengan kenangan lama.

"Sering-seringlah main kesini jangan asik duduk di kantor mulu"

"Ne Johyun-ah. Aku pulang dulu" pamit Jennie undur diri.

Karina menggeram marah. Tatapan membunuh melayang ke Jennie. Ingin rasanya ia mencabik-cabik wajah dingin kakak Chaeyoung itu.

"Sekolah bukan untuk jadi preman tapi jadi orang pintar! Jangan sia-siakan perjuangan orangtuamu" nasehat Jennie.

"Cih, kau pikir orangtuaku orang miskin. Dia bisa membeli sekolah ini jika mau" Jennie melirik Johyun yang diam menyimak mereka.

"Dia sama keras kepalanya denganmu" cibir Jennie mendapat pukulan ringan di lengannya.

Chaeyoung dan Lisa mengikuti langkah Jennie masuk ke dalam mobil. Ketiganya sama-sama diam di dalam perjalanan.

"Wanita punya harga diri. Lelaki yang seharusnya mengejarmu bukan sebaliknya. Tunjukkan kalau kita adalah wanita berkelas yang tidak bisa dimiliki oleh sembarang orang" tutur Jennie dengan pandangan lurus pada jalan.

"Tapi aku mencintainya" bantah Chaeyoung lirih.

"Kau akan tau apa arti cinta sesungguhnya setelah dewasa"

Pada akhirnya rencana Jennie untuk mengajak Chaeyoung jalan batal. Chaeyoung sedang tidak dalam mood baik. Dia hanya ingin pulang mengadu pada sang ibu.















Tbc


Eternal Wound ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang