"Wae? Kok murung gitu bukannya kamu dijemput Jennie jalan?" Taeyeon bertanya.
Chaeyoung bersandar manja di dada sang ibu. terdiam seribu bahasa dengan pikiran yang berjalan jauh dari rumah.
"Unnie memang jemput tadi. Tapi ada masalah di sekolah jadinya nggak jadi" jawab Lisa mewakili Chaeyoung bicara.
"Masalah apa?"
"Chaeyoung dituduh ngambil pacar Karina karena ngirim surat cinta ke pacarnya. Dia dipermalukan di depan umum, untung ada Jennie Unnie yang nolong" cerita Lisa panjang lebar.
Taeyeon sedikit terkejut mendengarnya. Dalam hati bersyukur Jennie disana menyelesaikan masalah ini.
"Lalu Unnie bilang,-"
"Wanita punya harga diri. Lelaki yang seharusnya mengejarmu bukan sebaliknya. Tunjukkan kalau kita adalah wanita berkelas yang tidak bisa dimiliki oleh sembarang orang"
Lisa mengutip nasehat Jennie tadi. Taeyeon tersenyum teduh. Senyuman bangga pada sifat dewasa Jennie yang mampu mengayomi adik-adiknya.
"Benar apa kata kakakmu. Kalian bisa belajar padanya. Walaupun dia dicintai oleh pria tampan dan mapan, Jennie tidak pernah sekalipun jatuh dalam pesonanya" Lisa mengangguk-angguk paham. Banyak pelajaran dapat dia petik dari kejadian hari ini.
"Itu karena dia tau cinta tak selamanya indah. Kalian akan paham saat sudah dewasa nanti" sambung Taeyeon.
"Kenapa ucapan Mommy sama dengan Jennie Unnie. Dia juga bilang begitu pada kita" kaget Lisa.
"Karena dia sudah mencicipi pahit manisnya kehidupan. Dia sudah dewasa Lisa, sudah banyak masalah dia hadapi" senyum Taeyeon memberi sepatah kata sebagai petuah. Anak-anaknya masih labil. Mereka masih butuh banyak arahan.
"Lalu? Jennie tidak jadi mengajakmu jalan? Apa dia kembali ke kantor"
"Ne, Taeyong Oppa menelepon. Dia bilang Unnie harus ikut menemaninya ke pertemuan bisnis siang ini. Aku kesal, kenapa dia manja sekali. Dia kan bukan anak kecil" dengus Lisa kesal.
Gara-gara Taeyong Jennie tidak punya banyak waktu di rumah bermain bersama mereka.
"Jennie kan sekretarisnya jadi wajar dia meminta Jennie ikut" Taeyeon tertawa geli. anaknya cemburu sama Taeyong.
Jam makan siang, sang ayah dan Jisoo pulang. Sesibuk apapun di kantor mereka tidak pernah melupakan orang di rumah.
Tak biasanya melihat Chaeyoung murung, Jiyoung pun menyenggol lengan istrinya dan bertanya.
"Kenapa?"
"Dia bertengkar dengan temannya gara-gara cowok" Jiyoung terkekeh menanggapinya.
"Belajar dulu yang bener. Soal jodoh, Daddy punya banyak kenalan anak teman. Nggak usah takut"
"Daddy nggak ngerti. Aku mencintainya dari kelas satu tapi gadis itu yang dia pilih. Aku dulu yang selalu mengerjakan tugas sekolahnya, membelikan dia sepatu baru untuk tanding futsal dan dia melupakan jasaku" cerita Chaeyoung bercucuran air mata.
"Chaeng Chaeng, itu belum seberapa" Jisoo menyela. Si sulung Nam nimbrung mengadu nasib cinta.
"Pacarku dulu selingkuh dengan sahabatku sendiri. Bahkan tidur bareng dan akhirnya kita putus karena gadis itu mengandung anaknya"
"Ditolak di awal lebih sakit Unn" bantah Chaeyoung.
"Lebih sakit diselingkuhi Chaeng"
"Udah-udah kok pada jadi adu nasib sih" lerai Taeyeon. Lisa cuma bisa tertawa geli menyaksikan perdebatan saudarinya.
Malam harinya Chaeyoung tidak bisa tidur. Terus menggeliat gelisah di atas kasur. Bolak balik mengganti posisi tetapi tetap tidak menemukan posisi nyaman.
Chaeyoung memilih keluar kamar. Ke dapur mengambil minum guna melepas dahaga. Samar-samar dibantu cahaya minim lampu luar ia melihat seseorang tidur diatas sofa. Chaeyoung mendekat untuk melihat siapa orangnya.
"Jennie Unnie? Kenapa dia tidur disini" gumam Chaeyoung terheran-heran.
Jennie tidur meringkuk dengan masih memakai kemeja putih. Dua kancing atasnya sengaja dia buka. Blazer hitamnya ia simpan dibahu sofa.
"Apa dia sangat kelelahan sampai tidur disini?"
*****
"Chaeng! Chaeyoungi" Lisa bersorak heboh memanggil kembarannya dari lantai atas.
Saat ke kamar Chaeyoung, sang empu tidak ada di dalam. Begitupula dengan Jennie.
"Oow" kaget Lisa spontan menutup mulut. Menemukan orang yang dia cari tidur di sofa.
Yang mengejutkannya adalah dia tidur sambil memeluk Jennie. Pemandangan yang sangat tidak biasa untuknya.
"Ada apa Lisa, kenapa teriak-teriak" tanya Taeyeon yang baru turun bersama Jiyoung dan Jisoo.
"Sstt" ucap Lisa menempelkan telunjuk dibibirnya.
Buru-buru mereka menghampiri Lisa dan melihat kedua gadis itu berpelukan. Lebih tepatnya, Chaeyoung yang memeluk Jennie sedangkan yang dipeluk tidak terganggu sama sekali.
"Manis sekali" gemas Taeyeon disetujui Jiyoung.
"Sejak kapan mereka dekat?" Heran Jisoo.
"Entahlah, aku lebih bingung bagaimana mereka bisa tidur disini" sahut Lisa.
"Huh, seharusnya aku yang memeluk Jennie Unnie bukan Chaeyoung" lagi, Lisa kesal jika ada seseorang yang mengambil Unnienya.
Dengan inisiatif sendiri, Lisa membangunkan Jennie. Jennie menggeliat kecil. Hanya saat tidur mereka bisa melihat wajah polos menggemaskan itu.
"Good morning Unnie" seru Lisa tersenyum lebar.
Mata Jennie menyipit. Senyuman Lisa mengalahkan hangatnya cahaya matahari.
"Morning" jawab Jennie serak.
Perlahan dia melirik ke bawah kala menyadari sesuatu. Ada Chaeyoung memeluknya.
Tak berselang lama Chaeyoung bangun. Mengucek mata sebentar layaknya anak kecil kemudian terlonjak kaget. nyaris terjatuh ke bawah jika Jennie tidak menarik tangannya.
"Kenapa kau di kamarku?"
"Ini di sofa bukan kamar. lagian kenapa kau tidur disini" jawab Jennie sedangkan yang lain tertawa geli.
"Mana ku tau" pipi Chaeyoung memerah seperti kepiting rebus. Malu mengakui jika dirinya sengaja tidur bersama Jennie.
"Unnie juga kenapa tidur disini sama Chaeyoung" tanya Lisa cemburu.
"Aku ketiduran saat memeriksa laporan meeting. saat itu aku hanya sendiri" cerita Jennie membuat Chaeyoung gelagapan.
"Iya iya aku sengaja tidur disini karena aku nggak bisa tidur di kamar" kata Chaeyoung akhirnya mengaku.
"Sudah sana mandi, ntar kita telat" suruh Lisa menarik tubuh Chaeyoung dari sofa.
"Bagaimana rasanya tidur bersama Jennie Unnie?" Lisa bertanya sesampainya di sekolah.
"Hmm, ini aneh sih"
"Aneh gimana?" Lisa menuntut penjelasan.
Ia yang susah payah mendekati Jennie, malah Chaeyoung yang keduluan tidur bareng dengannya. Lisa tidak terima.
"Saat aku berbaring di sampingnya aku mencium aroma lembut dari tubuhnya. Seperti aroma citrus. Padahal kan dia belum mandi tapi tetap wangi. Dan kau pikir cuma aku yang memeluknya? Dia juga. Dia bahkan menarikku lebih dekat dengannya hingga aku bisa merasakan deru napasnya" cerita Chaeyoung panjang lebar.
"Pokoknya ntar malam giliranku!" tegas Lisa menghentakkan kakinya sembari berjalan lurus menuju kelas.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Wound ✓
FanfictionLuka, air mata, dan penyesalan yang Jennie alami puluhan tahun lalu menjadikan Jennie sosok dingin dan tak berperasaan. Berpikir dengan menjauhi semua orang lukanya akan sembuh ternyata salah. Jennie butuh seseorang untuk menyembuhkannya. - BLACKPIN...