- Ngedate -

587 53 1
                                    

Maaf, Aku Gagal Eomma

Rintik hujan menciptakan nyanyian sendu di sore hari. Angin bertiup kencang menggoyangkan pohon yang amat besar. Aku berdiri di atap gedung. Benda-benda yang berada dibawah tampak sangat kecil. Kota besar ini seperti kota mati bagiku.

Aku terlanjur menginjak duri. Apa aku harus surut langkah atau tetap maju ke depan. Eomma, tolong tata lagi hidupku yang berantakan ini. Aku harus apa Eomma. Cara apa lagi yang harus aku lakukan untuk bertahan. Aku gagal menjadi anakmu. Aku gagal menjadi orang sukses seperti harapmu.

Jika dimasa depan aku masih seperti ini. Sudikah engkau masih menganggapku sebagai anak. Eomma aku kehilangan arah. Laut mana lagi yang harus ku arungi setelah ini. Sementara pelitaku telah lama padam sebelum sampai di ujung jalan.

"Unnie tidak gagal" lirih Lisa.

Beruntung hari ini hari libur, Lisa bisa membaca kelanjutan buku diary Jennie sampai puas. Mendalami karakter Jennie melalui buku harian tersebut. Awalnya sempat terkejut. Tidak menduga dibalik sifat dinginnya, gadis berwajah datar itu memiliki hati yang rapuh.

Tenggorokannya kering. Lisa keluar kamar mengambil minum di dapur. Ketika lewat, pintu taman belakang terbuka menampakkan punggung mungil seorang gadis berambut cokelat bergelombang. Lisa pun memutar haluan ke taman. Rupanya gadis itu adalah Jennie.

"Unnie" panggil Lisa menepuk pundaknya.

"Hmm"

"Mwohae? Unnie nggak ke kantor"

"Tidak"

Lisa bergumam. Tiba-tiba sebuah ide melintas di otak cerdasnya. Mumpung mansion lagi sepi. Ia rasa tidak rugi mengajak Jennie jalan-jalan keluar. Perlahan, Lisa ingin Jennie tau kalau di dunia ini dia tidak sendiri.

"Unnie hari ini nggak sibuk kan"

"Hmm"

"Jalan-jalan yuk" ajak Lisa membuat Jennie memutar tubuhnya setengah guna melihat sang empu.

"Mau kemana?"

"Udah ikut aja. Aku punya tempat yang bagus" ajak Lisa menarik tangan Jennie pergi meninggalkan taman.

Dalam hati Lisa berdoa supaya Chaeyoung dan ibunya belum pulang. Ia tidak mau si gadis tupai itu ikut dan menggagalkan rencananya. Untuk outfit Lisa memilih simpel. hoodie biru laut yang dipadukan dengan celana jeans denim.

"Ini tempat apa?" Jennie bertanya seraya mengamati tempat yang sedang mereka datangi.

"Bermain Unnie. Lihat, kan banyak permainan disini" kata Lisa memutar mata.

Alhasil Lisa lah yang paling bersemangat mencoba seluruh mainan yang ada di time zone. Bersikeras mengajak Jennie ikut main basket namun gadis itu menolak.

"Ayo Unnie masuk" Lisa sudah berada di dalam trampolin.

"Kamu saja" tolak Jennie serta merta.

"Ayo masuk lompat-lompat disini biar tinggi dikit" ucap Lisa terdengar mengejeknya.

"Kamu mengejekku"

"Becanda kok" kekeh Lisa tersenyum canggung. Aura dingin Jennie membuatnya mati kutu.

Sehabis dari time zone, Lisa membawa Jennie ke Namsan tower. Salah satu wisata paling populer di Korea Selatan. Banyak turis dan warga lokal memilih liburan ke sini. Apalagi mendekati natal dan tahun baru.

"Unnie udah pernah ke sini" Jennie hanya menggeleng tetapi matanya tak berhenti mengabsen satu-satu tempat.

"Bagus nggak Unnie, pemandangannya"

"Ne"

Pulang dari Namsan tower, mereka singgah dulu mengisi perut di tempat makan sederhana atas saran Jennie. Ada pelajaran berharga Lisa dapat dari sifat Jennie yaitu kesederhanaan.

Diam-diam Jennie melirik Lisa dengan sudut mata kala gadis berponi tersebut makan dengan sangat lahap. Senyuman samar pun terukir dibibir cerinya.

Ting

Lisa memencet bel dan tak lama Waitress datang.

"Ahjumma tambah satu porsi lagi"

"Baik nona, mohon ditunggu"

"Aku baru tau ada tempat menjual samgyeopsal seenak ini" seru Lisa antusias.

Sebab hari sudah gelap, mereka memutuskan pulang. Lisa merasa puas menghabiskan waktu seharian ini bersama Jennie meskipun kakaknya itu lebih banyak diam.

"Unnie kapan-kapan kalau mau makan enak, ajak aku ya"

"Hmm" dehem Jennie membuat Lisa tersenyum getir.

Jennie sangat irit bicara dan dingin. Sulit baginya untuk ke depan mendapatkan hati perempuan ini.

"Kalian habis darimana?"

"Jalan-jalan" Lisa yang menjawab pertanyaan ayahnya.

"Kalian berdua jalan bareng" karena masih belum mengerti atau tidak percaya, Jiyoung bertanya lagi.

"Iya"

"Kok nggak ngajak aku sih" protes Chaeyoung.

"Kamu kan lagi jalan juga sama Mommy" ucap Lisa malas.

"Sudah-sudah sana pergi makan dulu"

"Kita udah malam malam di luar Dad. Aku mau mandi dulu" Lisa melenggang pergi. Jennie pun mengekori langkahnya menaiki anak tangga.

"Aku harap Lisa bisa merubah sifat Jennie pelan-pelan" monolog Jiyoung amat berharap.










Tbc

Eternal Wound ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang