- Berebut Mainan -

557 57 3
                                    

Lisa seneng banget pulang-pulang bawa dua kantong kresek makanan berkat nguras uang Jennie buat beli jajanan di mall. Jennie gak masalah. Uangnya banyak bahkan dia punya black card sendiri.

"Kok lama banget sih" ketus Chaeyoung menunggu ditempatnya duduk tadi.

Cemburu Lisa dekat banget sama Jennie. Chaeyoung takut Jennie merebut Lisa darinya.

"Itu kamu beli apaan?" Melupakan kekesalannya. Chaeyoung ikut membongkar belanjaan Lisa di meja bulat depan tv.

"Makasih ya" ujar Taeyeon pada Jennie. Masih kaku menyebut Jennie nak.

"Ne" jawab Jennie.

"Sengaja ikut buat nguras uang kakaknya" celetuk Jiyoung geleng kepala namun bersyukur hubungan kedua anaknya semakin dekat.

"Itu punyaku" desis Lisa memeluk boneka Barbie edisi khusus yang ia beli di mall tadi.

Bagi Lisa belanja itu bukan untuk keperluan tapi kesenangan. Apapun yang berbau lucu harus menjadi miliknya.

"Kok aku nggak dibeliin" cemberut Chaeyoung memanyunkan bibir.

"Ini limited edition. Cuma ada satu di dunia. Untung kita yang dapat kan Unnie?" Ucap Lisa sementara Jennie tersenyum tipis.

"Berapaan tuh" kepo Jisoo geser duduk lebih dekat ke Lisa dan Chaeyong. Mainan apa yang sampai membuat mereka bertengkar.

"100 juta"

"Mwo?" Kaget mereka serentak menganga. Hanya satu buah boneka Barbie saja harganya bisa semahal itu.

"Dan kau menghabiskan uang kakakmu demi mainan ini" tanya Taeyeon tak percaya.

Lisa kalau minta memang nggak ngotak. Pernah suatu hari dia merengek minta dibuatkan Disneyland didalam rumah. Permintaan yang sangat random dan tidak masuk akal.

"Wae, Jennie Unnie aja nggak marah kok kalian yang sewot" dengus Lisa tidak suka dipojokkan. Seandainya tadi Jennie tidak mau, Lisa juga tidak memaksa.

"Seenggaknya kalau mau minta ngotak dikit poni!" tukas Jisoo mengacak poni keramat Lisa membuat sang empu merenggut kesal dan menjambak rambut Jisoo.

"Jangan bertengkar!" Peringat Taeyeon tegas.

"Unnie, Jisoo Unnie menggangguku" pergi mengadu ke Jennie. Jennie yang dipeluk hanya dapat tertegun ditempat.

"Ngadu sana ngadu" ledek Jisoo menjulurkan lidah.

Air muka Chaeyoung berubah murung. Lisa dapat mainan dan cemilan yang banyak sementara ia tidak dibelikan apapun. Jika tau Jennie seroyal ini, mungkin dia akan menurunkan sedikit egonya untuk mendekati kulkas sepuluh pintu itu.

Menyadari raut murung adiknya, Jennie mendekat dan menyodorkan dua paper bag yang sejak tadi dia tenteng.

Chaeyoung mendongak. Tatapannya seolah bertanya-tanya.

"Buat kamu" Chaeyoung menerima sedikit angkuh. Tidak mau terlalu berekspektasi besar pada pemberian Jennie.

"Woah" kagum Chaeyoung ketika melihat isi dalamnya.

Lisa yang kepo mepet-mepet buat lihat isi dalam kantong Chaeyoung. Ternyata isinya makanan. Ada tteokbokki, mandu, jajangmyeon, kimbap, hotteok, corndog, seafood, chiken dan aneka jajanan kaki lima lainnya.

Plak

Chaeyoung menepis tangan Lisa yang ingin mengambil corndog. Disembunyikan di balik punggung agar tidak diambil si bontot.

"Minta satu"

"Nggak. Ini punyaku. Kamu kan udah itu" tolak Chaeyoung tetap kukuh tidak mau berbagi makanan.

"Cuma satu, itu kan banyak"

"Nggak" tegas Chaeyoung memberikan tatapan kematian.

"Huwaa Mommy, Chaeng pelit"

"Chaengi tidak boleh pelit. Makanannya kan banyak dibeli Unnie jadi harus berbagi sayang" lembut Taeyeon memberi Chaeyoung perhatian.

"Tapi dia juga pelit Mom. Dia gak beliin aku itu" mata Chaeyoung berkaca-kaca. Dia ingin mainan sama kayak punya Lisa.

"Kan udah ku bilang ini cuma satu"

"Nggak mau pokoknya" mereka sama-sama keras tidak mau berbagi. Taeyeon dan Jiyoung pusing dibuatnya.

Merasa bersalah karena tidak adil pada adik-adiknya, Jennie menyela.

"Mian, aku tidak tau. Besok pulang sekolah ku jemput. Kau bisa meminta apapun"

Rahang mereka terjatuh saking terkejutnya. Ini kali pertama Jennie bicara banyak dan meminta maaf.

"Jeongmalyeo?" Mata Chaeyoung berbinar-binar.

"Hmm"

"Aku ikut" seru Lisa mendapat tatapan tajam dari Chaeyoung.

"Kau sudah tadi, besok giliranku. Kau tidak boleh ikut"

"Dasar pelit" dengus Lisa memalingkan wajah.

Handphone Jennie berdering. Panggilan masuk dari Taeyong.

"Ne, sajangnim?"

"Aku telah mengirimkan laporan keuangan perusahaan ke email kamu. Tolong diperiksa. Aku merasa ada yang janggal dengan laporan itu"

"Baik, nanti akan saya cek" diseberang sana Jennie dapat mendengar Taeyong berdehem.

"Apa kamu ada waktu untuk makan malam?"

"Makan malam?" beo Jennie memastikan telinganya tidak salah dengar.

Tanpa sepengetahuannya, audiens senyum-senyum mendengar pembicaraan itu.

Dapatkah seorang Lee Taeyong mendapatkan hati seorang putri es seperti Jennie. Bahkan Jennie dengan mudahnya menolak ajakan makan malam itu.

Setelah panggilan berakhir Jennie pergi ke kamar mengecek laporan yang Taeyong kirimkan.

"Kayaknya susah buat Taeyong Oppa dapetin Jennie Unnie" tawa Lisa.

"Hmm, makanya dia nggak mau lepasin Jennie buat mimpin di anak perusahaan Daddy. Sebagai gantinya dia janji bakal gaji Jennie 500 juta perbulan" kekeh Jiyoung mengingat pertemuannya dengan Taeyong saat pertemuan bisnis.

Taeyong juga terang-terangan meminta restu untuk mendekati Jennie padanya.

"Dia juga minta restu buat dekatin Jennie dan minta tolong ke Daddy tapi Daddy tolak dan suruh dia berjuang sendiri"

"Tapi kalian sadar nggak sih, Jennie Unnie udah banyak berubah nggak sedingin dulu lagi"

"Ne, aku sampai sekarang masih nggak percaya dia ngajak aku jalan berduaan" timpal Chaeyoung berkomentar.

"Kan Daddy udah bilang Jennie itu anak yang manis dan penyayang. Hanya saja setelah ibunya meninggal dia menjadi berubah"















Tbc


Eternal Wound ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang