- Mood Buruk -

465 57 0
                                    

Berkat pertemuan singkat tempo hari waktu itu hubungan Jennie dan Jisoo menjadi dekat. Jisoo pun sering main ke perusahaan Jennie saat jam istirahat. Dan siapa sangka, awal hubungan yang baik itu membawa Jisoo menemukan cinta sejatinya. Ia jatuh cinta pada atasan sang adik yakni Lee Taeyong. Si tampan sejuta pesona.

Awalnya ia hanya bisa memendam perasaan. Jisoo tau kalau Taeyong mencintai adiknya. Jisoo pun tidak mau menjadi duri dalam hubungan mereka. Namun, ia tidak pernah menduga jika Taeyong sendiri yang tiba-tiba mengajaknya berkencan.

Dan baru-baru ini mereka memutuskan untuk melanjutkan hubungan itu ke jenjang serius. Jisoo dan Taeyong akan menikah. Taeyong tidak suka bermain-main dalam menjalin hubungan sebab ayah dan ibunya sudah tidak sabar ingin menimang cucu.

"Jennie-ya makan dulu sebelum ke kantor" teriak Taeyeon di meja makan tengah menyiapkan sarapan untuk Jiyoung dan anak-anak.

Dari atas anak tangga, Jennie berlari seperti orang kesetanan. Menenteng heels dan menggigit kunci mobil dimulutnya. Dia kesiangan sementara pagi ini ada meeting di luar kantor.

"Nggak sempat Mom. Aku sarapan di kantor" jawabnya sedikit berteriak.

"Anak itu akhir-akhir ini sering banget kesiangan. Apa dia baik-baik saja" tanya Jiyoung memperhatikan gerak-gerik Jennie beberapa hari terakhir ini.

"Tanya aja tuh Dad sama Jisoo Unnie. Kan pacarnya yang ngasih tugas ke Jennie Unnie" sewot Lisa nunjuk Jisoo menggunakan dagu.

"Taeyong bilang mereka lagi ngerjain proyek besar Dad. Tapi aku gak tau itu proyek apa" Jisoo menjawab. Ia bukan tipe orang kepoan yang menanyakan apapun yang kekasihnya lakukan.

Semenjak Jisoo dan Taeyong tunangan, Jennie sering mendapat bisikan-bisikan setan dari para karyawan. Banyak yang mencaci dan menuduhnya perempuan murahan. yang menggunakan paras cantiknya untuk menggaet Taeyong padahal semua tuduhan itu tidaklah benar.

"Tunjukkan padaku dimana perempuan yang bernama Nam Jennie itu"

Seorang gadis bertubuh jangkung berdiri di tengah-tengah ruangan dengan gerombolan karyawan sebagai pengapitnya. Diwaktu bersamaan, Jennie lewat sembari membaca berkas-berkas yang ia bawa. Dia tidak memperhatikan jika di depan ada bahaya yang sedang menunggu.

"Itu dia Jennie" seru salah satu karyawan membuat Jennie tersentak kaget. Dengan raut kebingungan, tangannya ditarik ke tempat wanita asing tersebut.

"Jadi kau yang namanya Nam Jennie?"

Jennie mengangkat satu alisnya bingung. Gadis asing itu bertanya penuh dengan tatapan intimidasi seolah dia baru saja melakukan kesalahan. "Nugu?"

"Aku pacarnya Taeyong, Kang Seulgi" ucap wanita itu dengan percaya dirinya mengaku-ngaku sebagai pacar Taeyong. Entah pacarnya darimana yang Jennie tau kalau Taeyong dan Jisoo akan segera menikah.

"Lalu?" jawab Jennie tak peduli.

"Jauhi pacarku karena sebentar lagi kita akan menikah" ucapnya membuat tawa Jennie meledak hingga membuat orang-orang keheranan.

"Kau pacarnya atau mantannya?"

"Jaga mulutmu" desis Seulgi menekan dada kanan Jennie dengan telunjuk.

"Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan sajangnim. Kami hanya sebatas teman kerja" jawab Jennie pergi melepaskan diri dari sana.

Ada saja macam-macam masalah dia hadapi semenjak kabar Jisoo dan Taeyong tunangan tersebar. Akibatnya Jennie yang menjadi sasaran kebencian para pemuja Taeyong. Gara-gara wanita aneh tadi, mood Jennie jadi berantakan. Saat-saat seperti ini Jennie cenderung menjadi sedih. Dan berakhir menangis saat mengingat almarhum ibunya.

Sebelum pulang, Jennie pergi menenangkan hati dan pikiran dulu di sungai Han. Duduk dibangku taman, menatap lurus sungai yang membentang panjang. Membiarkan pikiran berjalan jauh dari tempatnya duduk.

"Sudah lama aku tidak menyendiri. Rasanya jauh lebih menyenangkan" gumam Jennie menengadahkan kepala ke langit biru. Pikirannya berisik serupa pasar. 

Seolah tuhan sedang berpihak padanya, ia mendatangkan hujan untuk menjadi teman Jennie menangis. Gadis itu betah memejamkan mata. Membiarkan air mata bumi jatuh membasahi luka.

"Kamu hujan-hujanan lagi. Ada apa kamu punya masalah" kepulangan Jennie disambut oleh pertanyaan Jiyoung.

"Dikit" jawab Jennie menggaruk pangkal hidung mancungnya setiap kali mencoba berbohong.

"Jangan coba-coba buat bohong. Matamu sembab!"

"Kelamaan kena hujan mungkin Appa" Jennie gelagapan. Ayahnya tau saja dia baru saja selesai menangis.

"Aku ke kamar dulu"

Cepat-cepat Jennie lari ke kamar sebelum ditanya-tanya lagi. Ia sedang tidak mood untuk berbicara dengan siapapun.











Tbc

Eternal Wound ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang