"Aku tetap sayang kamu."
.
.
.
.
.
✧Bel istirahat berbunyi, Freya tersentak dan membetulkan kacamatanya. Sejenak mengecek ponselnya yang berdenting menandakan masuknya notifikasi pesan.
Freya menyunggingkan senyumannya kemudian beranjak dari bangkunya. Sifat Freya yang mendadak aneh seperti ini membuat Zeeno, Aldo, dan juga Fiony jelas sadar.
Ketiganya bertukar pandang dan saling menaikkan alis mereka masing-masing.
Kala Freya berdiri, Fiony sigap menahan tangan Freya dan membuat gadis itu tertahan di tempatnya. "Ada apa, Fio?" ujarnya bertanya, kacamatanya kembali dinaikkan karena sempat merosot.
"Kamu nggak mau makan sama kita? Kita kan udah janji bawa bekal bareng." balas Fiony. Freya memiringkan senyumannya kemudian menunjukkan kotak bekalnya.
"Istirahat kedua aja, aku lagi ada urusan."
Freya berjalan keluar kelas meninggalkan tatapan heran dari ketiga sahabatnya. Zeeno berdehem membuyarkan lamunan mereka. "Ekhm, mungkin Freya lagi pengen sendirian hari ini,"
"Aneh, gak biasanya." sahut Aldo sambil membuka kotak bekalnya yang berisi dengan buah-buahan kemudian melahapnya satu per satu.
"Udahlah, kita makan aja dulu," balas Zeeno singkat. Ikut membuka kotak bekalnya diikuti dengan Fiony. Zeeno melirik ke arah Fiony kemudian tersenyum padanya.
"Kamu bawa bekal apa hari ini, Manis." goda Zeeno. Fiony terkekeh pelan kemudian menepuk lengan Zeeno singkat. "Ih, dasar aneh. Jangan gitu, deh." balasnya.
Beralih pada Freya yang sudah berjalan menuju ke kelas Fisha sambil membawa kotak bekalnya. Gadis itu sesekali mengecek ponsel yang sedari tadi mencuri perhatiannya.
Aku tunggu kamu di kelas, Sayang.
Membaca setiap deret kalimat tersebut membuat tubuh Freya merasa tersengat.
Tiba di ambang pintu kelas Fisha, gadis itu menatap ke arah pintu sambil menyunggingkan senyumannya. Membuat Freya tanpa ragu melangkahkan kakinya ke dalam dan menghampiri bangku Fisha. Fisha sendiri menarik kursi kosong di sebelahnya.
Freya langsung duduk, matanya tak berhenti menatap Fisha sambil tersenyum.
Keduanya masih saling menatap satu sama lain tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Mimpi apa Freya semalam?
"Jadi makan?"
Freya mengangguk pelan tanpa membalas. Keduanya membuka bekalnya masing-masing dan mulai menukarnya.
Sesuai dengan perjanjian mereka kemarin. Kalian pikir mereka lupa? Tentu tidak.
"Bawa buah?"
"Biar sehat." balas Freya. Fisha terkekeh pelan kemudian melahap bekalnya sambil menatap Freya. Gadis yang ia tatap melakukan hal yang sama.
Keduanya melempar tatapan satu sama lain. Boleh diakui bahwa keduanya sama sama hebat dalam menahan kontak mata. Sampai saat ini belum ada yang melepas kontak, baik Freya dan Flora.
Dalam pikiran masing-masing mengingat memori kemarin yang terus-terusan berputar kala mereka menatap wajah satu sama lain.
Itu menggelitik perut mereka, lagi dan lagi. Tak berhenti. Mereka menyukai perasaan ini.
"Kamu ..."
"Ya?" jawab Freya cepat. Cepat sekali sampai Fisha menyunggingkan senyum karenanya. "Kamu mau ga nemenin aku buat ngecek Azizi, abis ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Strategi dan Ambisi (FreFlo)
Novela Juvenil[ Completed ] - TAHAP REVISI 📝✍🏻 Cinta, prestasi, dan hobi. Tiga hal yang selalu terlibat dalam kehidupan manusia di fase remaja. Dari tiga di antaranya, hanya satu yang menurut mereka sangat layak untuk diperjuangkan, namanya adalah prestasi. Sek...