"Syukurlah adek itu nggak nginjak baut tajem,"
.
.
.
.
.
✧"Tumben banget loh kamu ketiduran pas ulangan, Frey." Zeeno membuka suaranya sambil menyuapkan sepotong apel segar ke mulutnya.
Freya saat ini sedang memegangi kepalanya frustrasi. Matanya melotot tajam tak percaya.
"Iya tuh, jadi tadi sengaja ngerjain buru-buru karena mau tidur ternyata," tambah Aldo sembari menganggukkan kepalanya, menunggu suapan dari Zeeno.
"Sial, sial, sial, sial. Aku nggak yakin sama hasil nilaiku nantinya, aku bener-bener ngerjain semampuku," bebernya hampir memekik. Ia meremas rambutnya sendiri saking kesalnya. "Padahal aku udah tidur awal, nggak begadang. Kenapa aku bisa ngantuk begitu?!"
Zeeno dan Aldo saling tukar pandang sembari mengendikkan bahu mereka. "Entahlah." balas keduanya, kompak.
Tepat di saat yang bersamaan, Fiony datang dengan sepiring nasi goreng di tangan kanannya dan segelas es teh di tangan kirinya.
"Ngebahas gosip apa lagi ini?" tanya Fiony sembari mendudukkan bokongnya di bangku sebelah Freya. Freya menidurkan kepalanya di atas meja. Kepalanya terasa berat memikirkan hasil ulangan hariannya nanti.
"Enggak. Enggak bahas apa-apa," sahut Zeeno, tangannya bergerak menyuapi Aldo yang mulutnya terbuka menunggu potongan apel sebelumnya.
"Aldooo!"
Atensi mereka berempat teralih pada sesosok gadis yang membawa kotak bekal di tangannya, berjalan mendekati mereka, memasuki kelas mereka juga.
Gadis itu Muthe, pacar Aldo. Ia menghampiri kekasihnya. "Kamu udah makan?"
Aldo menunjuk mulutnya yang penuh dengan apel sehingga tidak bisa berbicara, dan hal itu berhasil membuat mereka semua tertawa.
"Iya, maksud aku udah mam nasi?" kekeh Muthe, tangannya mengusap rambut Aldo sekaligus merapikannya. Aldo sontak menggeleng, "Yaudah, ini makan dulu. Kebetulan aku lagi mood bikinin kamu bekal,"
"Emang boleh pake mood mood gitu?" ledek Zeeno, Muthe meliriknya dengan sinis sehingga Zeeno hanya menunjukkan cengiran bodoh sembari menggaruk kepala belakangnya.
Alhasil kedua pasangan itu kini sibuk sendiri di bangku lain, sementara Zeeno, Freya, dan Fiony masih di bangku Freya. Zeeno duduk di sudut meja Freya sembari memperhatikan gadis itu. Zeeno menawarkan Freya apel yang ia bawa, gadis itu menerima sepotong, hanya sepotong.
Fiony asyik melahap nasi gorengnya itu tanpa memperhatikan gelagat Freya. Freya melirik Fiony sekilas kemudian beranjak dari bangkunya, "Zeeno, temenin aku beli susu, yuk." ajak Freya, Zeeno yang baru saja selesai menutup kotak bekalnya kemudian mengiyakan.
"Fio, mau nitip?" tanya Zeeno dengan mulut penuh, Fiony berhenti sebentar dari aktivitasnya, kemudian menggeleng, ia menunjuk ke arah teh esnya yang masih penuh. Melihat itu Zeeno dan Freya kompak memberi acungan jempol.
"Kamu apain Freya hari ini?" Azizi membuka suaranya sambil menyandarkan tubuhnya di kursi. Saat ini mereka sedang berada di perpustakaan, menemani Ashel yang selalu lengket dengan laptop kesayangannya.
Fisha meletakkan ponselnya di meja kemudian tersenyum ke arah Azizi, gadis itu mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
Melihat itu Azizi membulatkan mata dengan alis yang menyatu.
Benda itu adalah sebuah jarum suntik bekas pakai.
"Tadi pagi, aku cuma ngasi dia susu kotak UHT. Tapi ... aku udah nyuntikkin cairan obat tidur ke dalamnya." jelas Fisha dengan berbisik, gadis itu menyeringai tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strategi dan Ambisi (FreFlo)
Teen Fiction[ Completed ] Cinta, Prestasi, dan Hobi. Tiga hal yang selalu terlibat dalam kehidupan manusia di fase remaja. Dari tiga di antaranya, hanya satu yang menurut mereka sangat layak untuk diperjuangkan, namanya adalah prestasi. Sekolah tentunya menjadi...