Chapter 31: Sabotase

5.1K 475 71
                                    

"Pertarungan kita dimulai, Freya."
.
.
.
.
.



Pada jam istirahat, Freya, Aldo, Zeeno, dan juga Fiony telah berada di koridor dekat dengan papan mading. Keempatnya memperhatikan sebuah pengumuman yang baru-baru saja dipasang oleh anggota OSIS mengenai sistem ujian mereka semester ini.

"Ujian bakal berlangsung selama satu minggu dengan sistem acak ruangan." Zeeno menuturkan informasi yang ia pahami dari kertas pengumuman yang terpasang di mading tersebut pada ketiga temannya.

Aldo masih sibuk menyesap susu kotak varian stoberi miliknya hanya memberi respon mengangguk saja.

"Aku rasa terakhir kali Vandara pakai sistem ini dua tahun silam, benar? Soalnya aku tau ini dari koko aku," sahut Fiony, mulutnya sedikit mengecap karena sebelumnya menyulut permen tangkai.

Freya mengangguk menyetujui. "Itu artinya sistem ini dipakai sebelum kita masuk ke Vandara, itu waktu kita masih SMP kelas 3," Zeeno, Aldo, juga Fiony kompak membenarkan.

"Ini kali pertama kita ngerasain sistem acak ruangan. Pasti rasanya bakal aneh," timpal Aldo, lelaki itu melempar kotak susunya yang telah diremas ke dalam tong sampah tak jauh di sekitar mereka.

Sambil memperhatikan siswa-siswi yang berlalu lalang, keempatnya mendudukan diri di bangku panjang koridor.

"Santai aja, sistem acak ruang hanya berlaku pada satu angkatan. Jadi, persentase kita seruangan sama kakel itu nol." Freya membalas. Kepala Aldo sempat tertoleh sebentar kemudian ia mengangguk paham.

"Dari mana kamu tau soal ini? Aku bahkan baru dengar kalau sistemnya berlaku di satu angkatan aja, aku pikir kita bakal dibaur dengan kakak kelas," Di sebelah Freya, Fiony mempertanyakan hal tersebut kendati permen tangkainya kembali ditarik keluar dari mulut.

"Kak Ara punya temen yang kebetulan alumni dari Vandara, jadi nggak jarang kakak aku cerita berbagai hal soal Vandara lewat temennya," Fiony akhirnya bersandar, merasa puas dengan jawaban Freya yang diberi padanya.

"Cara kerjanya gimana, sih?" tanya Aldo.

Zeeno dan Freya kompak menatap lelaki itu, dan Freya mulai berkata, "Setiap satu hari kita bakal menempati ruangan yang berbeda-beda, dan itu bakal berulang selama seminggu. Jadi, kita nggak bakal tau dengan siapa nanti kita seruangan."

"Jadi kemungkinan oknum yang hobi nyontek dengan temen-temen dekatnya bakal berkurang." tambah Fiony.

Aldo ber oh ria menanggapinya. Jujur saja dia baru mengerti tentang pembahasan ini walau sedari tadi ia memang menyimak dengan baik.

"Yosh, besok udah mulai ujian, kalian semua siap buat besok?" Zeeno mengulurkan tangannya ke hadapan ketiga temannya. Zeeno menatap satu per satu wajah Aldo, Fiony dan Freya dengan senyum percaya diri.

Freya memiringkan senyumannya kemudian ikut meletakkan tangannya di atas tangan Zeeno. Bersamaan dengan itu, Fiony juga ikut serta, terakhir Aldo yang menyatukan tangan mereka.

Keempatnya mulai merapat dan saling bertukar pandang satu sama lain.

"Kita bakal menang kali ini, nggak ada yang bisa ngalahin kita sampai kapanpun itu, satu ... dua ... tiga!" tutur Zeeno, bersamaan dengan itu mereka berempat menghempaskan tangan mereka dan mulai tertawa bersama.

Keempatnya kemudian berlalu meninggalkan koridor tersebut dan mulai berjalan menuju kantin untuk segera membeli makan siang.

Sementara di belakang mereka, Fisha keluar dari lorong lain bersama dengan Azizi, Ashel, juga Kathrina yang sempat menguping pembicaraan mereka.

Strategi dan Ambisi (FreFlo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang