"Dalam kamus gue, itu namanya pilihan dan kesempatan."
.
.
.
.
.
✧"Pass! Pass!"
Suara derap dari langkah kaki para pemain basket di gedung olahraga tersebut terdengar cukup ramai. Ditambah dengan suara decitan sepatu mereka yang membuat permainan semakin menegangkan.
Berpacu dengan waktu, mereka berlari menyerang area tim lawan.
Dengan formasi dan strategi yang telah mereka siapkan, tentunya hal ini menjadi pacuan untuk mereka. Semacam sugesti yang berkata bahwa kali ini mereka akan memenangkan permainan.
Jastin adalah salah satu yang terlibat dalam permainan ini, ketika timnya sudah berhasil merebut bola dari lawan, rekan timnya yang bernama Michael langsung berlari sembari mendribble bola basket di tangannya sesekali melakukan cross over untuk mengecoh lawan yang berada di jalannya.
Lelaki itu berlari dengan kencang, Jastin dan rekan lain langsung ikut berlari ke area lawan untuk segera menjaga Michael mencetak poin.
Sekuat tenaga akhirnya Jastin berhasil berada di posisi dalam area.
Sialnya Michael terkepung oleh lawan, Jastin langsung bertindak dengan mencari area kosong, ia mengode pada Michael untuk mengoper bola basket itu padanya.
Namun ternyata yang dilakukan Michael malah sebaliknya, lelaki itu sama sekali tak menghiraukan Jastin yang telah menawari bantuan.
Alhasil, Michael langsung mendribble bola itu di tempat, dengan celah yang tersisa, lelaki itu memaksakan diri untuk melakukan shoot.
Bola malah terpantul dan ditangkap oleh tim lawan. Hal itu membuat Jastin memanas. "Michael bodoh!"
Jastin langsung berlari mengejar lawan yang kini mulai mendominasi bola, Jastin pantang menyerah, ia menggunakan seluruh kekuatannya untuk berlari. Tak sampai beberapa detik, Jastin berhasil menyeimbangi kecepatan lari tim lawan.
Dirinya langsung memasang posisi defense saat mengetahui kondisi sudah tidak memungkinkan untuk dirinya melakukan steal pada bola tersebut.
Kedua tangannya direntangkan dengan lebar, dan tubuhnya sedikit membungkuk, memberikan tatapan tajam pada tim lawan yang mulai memasuki areanya.
"Nomor 10, jaga nomor 10, itu dia mau passing!" bentak Jastin kala ia mendapati lawannya mulai melakukan gerak-gerik aneh.
Salah satu temannya yang bernama Geri mulai menyadari hal tersebut, lelaki itu lantas menjaga pemain nomor 10 yang disebutkan oleh Jastin.
Bola berhasil dipassing, namun ke pemain dengan nomor berbeda, Jastin langsung menjaga pemain tersebut karena berada di area kosong, rekan-rekannya yang lain juga langsung memasang posisi defense di area strong side.
Melihat laki-laki di hadapannya ini mulai mengedarkan pandangannya, Jastin memanfaatkan situasi tersebut dengan melakukan steal dan berhasil.
Teriakan dari pada penonton semakin ricuh menyemangati Jastin ketika dia berhasil membawa bola tersebut dan membalikkan keadaan.
Tiga orang di depan langsung menghadang Jastin, kebetulan sekali Marshal yang saat itu juga satu tim dengan Jastin berlari di depannya. Dan bagusnya Marshal berdiri di area kosong.
Tanpa basa basi, Jastin langsung mempassing bola tersebut pada Marshal, dan sekarang lelaki itu yang mengendalikan bola. Jastin buru-buru berlari ke dalam dan mencari posisi terdekat dengan ring.
Bola kembali dilempar oleh Marshal, Jastin sudah sangat siap menerima bola tersebut.
Namun yang terjadi adalah, bola tersebut ditangkap oleh Michael dan lelaki itu melakukan dunk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strategi dan Ambisi (FreFlo)
Teen Fiction[ Completed ] Cinta, Prestasi, dan Hobi. Tiga hal yang selalu terlibat dalam kehidupan manusia di fase remaja. Dari tiga di antaranya, hanya satu yang menurut mereka sangat layak untuk diperjuangkan, namanya adalah prestasi. Sekolah tentunya menjadi...