"Oh ya, Kath. Cewe tadi bukannya tipe kamu, ya?"
.
.
.
.
.
✧"Fioo, kamu kenapa sih, kok aku didiemin terus?" Freya saat ini tengah kesal namun khawatir dengan perubahan tingkah Fiony baru-baru ini.
Fiony tak membalas pertanyaan Freya melainkan hanya memasang wajah cemberut sambil bersedekap dada kemudian memalingkan wajahnya, "Hump!"
"Fio, Fio, Fio, Fio, kamu kenapa ish!" Freya terus mengguncang tubuh Fiony. Ia harus tau apa alasan Fiony mendiamkannya selama beberapa jam ini.
"Fiony Alveriana." panggil Freya.
Zeeno dan Aldo saja sudah lelah memperhatikan kedua gadis itu sedari awal masuknya mereka ke kelas. Donat plain sugar yang semula menjadi cemilan keduanya mulai habis. Namun Fiony belum kunjung membalas semua pertanyaan Freya.
Aldo menyenggol lengan Zeeno mengisyaratkan sesuatu, akhirnya karena merasa kasihan dengan Freya. Kedua anak kembar itu berniat melerai masalah keduanya.
"Fio, kamu kenapa?" tanya Zeeno mendudukkan dirinya di bangku sebelah Fiony. Sama seperti Freya, Zeeno juga hanya mendapatkan tatapan sinis tanpa dibalas sepatah katapun olehnya.
Zeeno kembali bertukar pandang dengan Aldo, namun lelaki itu kembali mengendikkan bahunya. "Fio, kamu aku beliin es krim, deh, tapi ngomong dulu."
Fiony diam.
"Aku traktir ayam geprek di kopsis, dua bungkus." kali ini Zeeno yang berucap.
Fiony masih diam.
"Fiony aku beliin satu box pulpen dengan merk kesukaan kamu, gimana?"
Fiony tetap diam.
Freya langsung memegang kedua bahu Zeeno dan Aldo agar keduanya berhenti. Kali ini giliran Freya.
Mau tak mau ia harus menggunakan cara ini, Freya tarik dalam-dalam napasnya kemudian berkata, "Fiony ngomong, kalau engga rekaman nyanyi solo Migikata kamu aku sebarin."
"Ish Freyaa!"
Akhirnya, gadis itu mengeluarkan suaranya.
"Ngomong cepet kamu kenapa?" titah Freya mendesak Fiony karena saking kesalnya. Fiony mengerucutkan bibirnya kemudian bersandar pada bangku, masih dengan tangan yang bersedekap.
"Kamu udah nggak sayang lagi sama aku," setelah berkata seperti itu, Fiony mulai menangis.
Freya, Zeeno, dan Aldo dibuat panik seketika.
Ketiganya menoleh ke sekitar, dan benar saja tatapan para siswa-siswi mulai tertuju pada arah suara tangisan Fiony. Mereka mulai menatap Fiony dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Aduh, Fiony aku minta kamu buat ngomong. Bukan nangis," dumel Freya, dirinya kembali duduk di bangku sebelah Fiony.
Freya menarik pipi Fiony kemudian menghapus air mata gadis itu dengan lembut, "Jelasin dulu, kamu kenapa, sih?" kali ini nada Freya sedikit dipelankan demi meraih kepercayaan Fiony.
Berhasil, Fiony mulai meredakan tangisnya namun masih memasang bibir yang cemberut.
"Kamu kemarin sama Fisha di perpus belajar bareng. Kamu juga ga ngajakin aku, kamu udah punya bestie baru, ya?" ujar Fiony beruntun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strategi dan Ambisi (FreFlo)
Novela Juvenil[ Completed ] Cinta, Prestasi, dan Hobi. Tiga hal yang selalu terlibat dalam kehidupan manusia di fase remaja. Dari tiga di antaranya, hanya satu yang menurut mereka sangat layak untuk diperjuangkan, namanya adalah prestasi. Sekolah tentunya menjadi...