"Apa sebenarnya motif kamu, Kathrina?"
.
.
.
.
.
✧Freya menyipitkan matanya sembari berbaring menatap langit-langit plafon kamarnya. Cahaya yang dihasilkan dari lampu kamarnya membuat pandangan Freya menjadi silau.
Ia sudah selesai belajar dan sekarang gadis itu merasa bosan, ingin sekali dirinya menelpon Fiony untuk sekadar mengobrol atau membahas hal-hal random.
Tetapi, usut punya usut ternyata Fiony malam ini disibukkan dengan kegiatan yang sedang berlangsung di rumahnya.
Alhasil Freya hanya bisa merebahkan dirinya di kasur sendirian. Tak lama kemudian suara pintunya mulai terbuka. Tanpa perlu menebak, dirinya sudah tau itu adalah Ara dan Yori.
Bagaimana Freya bisa tau? Itu karena telinga Freya cukup peka dalam mendengar suara langkah kaki.
"Kak Freya!"
"Aughhh! Yori!"
Freya spontan menarik napasnya sebanyak mungkin, Yori dengan sengaja menduduki perutnya sembari tertawa girang. Melihat ekspresi sang kakak tengah yang begitu terkejut dan tersiksa membuat Yori senang.
"Ahh, gabut nih, Frey?" Ara ikut merebahkan dirinya ke kasur Freya dengan handphonenya yang menunjukkan beranda aplikasi Tiktok.
"Kalian berdua ngapain di sini? Ah ganggu aja!" Freya mendorong tubuh Yori hingga beranjak dari atas tubuhnya.
Yori tak melakukan perlawanan, dia bahkan langsung bergerak ketika kedua tangan Freya mendorong tubuhnya.
"Ayah sama Bunda lagi keluar, ada urusan juga. Kita berdua bosan, lagipula jam belajar kita udah selesai 'kan?"
Yori mengangguk antusias menanggapi pernyataan Ara, gadis itu langsung bergerak mendekat pada Freya.
"Kak Freya mau nonton series super sentai nggak sama aku?" tanya Yori, namun belum sempat Freya menjawab, gadis itu kembali menambahi, "Ada sentai baru loh, Kak. Namanya King Ohger, konsepnya beda dari sentai lain-"
"Gak." Freya mulai bangkit dan menjauhi ranjang. Ia memilih untuk duduk di kursi belajarnya sembari meraih handphone miliknya yang sedang dicharger. Freya menghidupkan layar yang semula hitam tersebut, kini terpampang lah wallpaper handphone Freya. Gadis itu melirik ke bar kecil di pojok kanan atas di mana persentase baterainya terlihat.
"Lumayan udah 85%," Freya mencabut kabel charger tersebut kemudian langsung bersandar pada kursinya, "hmm? Zeeno ngechat ternyata." gumam Freya setelahnya.
Bang Jeno (Zeeno)
Frey, kamu tadi siang
mikirin apa?Bang Jeno (Zeeno)
Soalnya aku nyadar
raut muka km beda td
di kantinBang Jeno (Zeeno)
Bls chat aku scpatnya ya
ngomong kl ada apa apa
td aku jg liat Azizi natap km
aneh bangetMelihat beberapa notif pesan tersebut, Freya sontak terdiam. Dirinya kembali mengingat Azizi. Benar juga.
Ia kembali mengingat momen Azizi berbicara padanya saat berduaan di perpustakaan.
"Jauhin Fisha, kalau kamu mau selamat."
Freya kembali menggeleng guna menepis ingatan tersebut. Untung saja, Azizi tak melakukan sesuatu padanya. Freya sama sekali tak menduga bahwa Azizi hanya akan mengatakan satu kalimat tersebut dan langsung kembali menduduki kursinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strategi dan Ambisi (FreFlo)
Roman pour Adolescents[ Completed ] Cinta, Prestasi, dan Hobi. Tiga hal yang selalu terlibat dalam kehidupan manusia di fase remaja. Dari tiga di antaranya, hanya satu yang menurut mereka sangat layak untuk diperjuangkan, namanya adalah prestasi. Sekolah tentunya menjadi...