Tiga Puluh Satu

3.6K 165 14
                                    

Kini sudah Satu bulan Lian Tidak ada kabar  bahkan Salsa sudah memberanikan diri menanyakan keberadaan Lian kepada mama dan papa lian, dan juga kepada Meitha, tetapi dari mereka tidak ada yang tau.

Kehamilan Salsapun belum ada yang mengetahui, Salsa memilih tidak pergi kekampus dulu, karena ia sering sekali mengalami muntah muntah. Pikiran Salsa kini sudah mulai kalut, Ia benar benar kehilangan semangat hidupnya.
kali ini Salsa benar benar menghindari dari siapapun, Pasword pintu Apartemennya sudah diganti sehingga tidak ada lagi yang bisa masuk.

Dia benar benar kehilangan Lian. Tetapi Aneh, bucket bunga matahari itu selalu diantar kurir setiap harinya.

"Gue capek tau gak, setiap hari harus muntah muntah, semua yang gue makan selalu keluar lagi, gue capek ini semua gara gara lu ya, kenapa harus hadir diperut gue kenapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue capek tau gak, setiap hari harus muntah muntah, semua yang gue makan selalu keluar lagi, gue capek ini semua gara gara lu ya, kenapa harus hadir diperut gue kenapa... Hiks hikss" Salsa memukul mukul Perutnya. Perasaan Salsa sangat kacau pikirannya sudah tidak bisa berpikiran jernih lagi.

"Gue gak sanggup menanggung ini semua, seharusnya lu gak ada disini, karena gak ada yang mengharapin lu tu gak ada bahkan papa lu aja gak mau lu ada disini, please pergi dari hidup gua pergi dari badan gua" Tangisan Salsa menjadi jadi.

didepan tepat diatas meja sudah banyak Botol Minum dan berapa bungkus rokok yang siap akan dihabiskan Salsa, gue harap lu berhenti ngerepotin gue setelah ini.

Ntah berapa botol yang sudah diminum Salsa, dan sudah berapa batang rokok yang ia habiskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ntah berapa botol yang sudah diminum Salsa, dan sudah berapa batang rokok yang ia habiskan.

"Gent, Ya Allah Gent lu kenapa, ini banyak banget, Stop ya udah ya" Kia yang tiba tiba masuk kedalam Apartemen Salsa, ntah bagaimana caranya ia bisa tau pasword Pintu Salsa.
Melihat keberadaan Kia disampingnya Salsa langsung memeluk temannya itu.

"Jangan hentikan gue ki, biarin gur habisin semua minuman ini, gue cuma mau dia hilang dari badan gue ki, gue capek" Salsa sudah menangis dan dalam keadaan setengah mabuk.

"apa maksud lu Gent, siapa  yang hilang?" Tanya kia yang hancur melihat salsa seperti ini.

"Ini ki, gue gak mau ada dia disini ki, Lian aja ninggalin gue, gue gak sanggup harus ngurusin dia, gue mau dia mati Ki" Salsa menunjuk ke perutnya dan menatap Kia dengan tatapan hancur.

"maksud nya lu hamil?"

Salsa mengangguk.

"Ya Allah gent, kenapa lu gak kasih tau gue" Kia kembali memeluk sahabatnya, dia sangat iba dengan kondisi salsa saat ini, tiba tiba pelukan mereka semakin berat, ternyata Salsa sudah pingsan. Kia pun mengambil Hpnya dan menelpon Danil atau Aro terserahlah yang penting siapa dulu yang cepat angkat telpon untuk meminta tolong membawakan salsa kerumah sakit.

____

Mereka pun sudah membawa Salsa kerumah sakit, dan sekarang Salsa sedang diperiksa oleh dokter.
didepan Ruangan Salsa ada Kia, Novi, danil dan tentu Aro.

"Ki, Salsa sebenarnya kenapa sih?"Tanya Aro yang dari tadi mondar mandir mencemaskan keadaan sepupu kesayangannya itu.

Kia hanya menangis.

"Kia, jawab lu kenapa dari tadi cuma nangis doang" Ucapan Aro sedikit tinggi kali ini.

"Santai Ro, Kia butuh tenang dulu, jangan marah marah kayak gitu dong" Jawab danil yang sedari tadi mengelus pundak Kia untuk menguatkan kekasihnya itu.

"Gue gak bisa santai nil, lu liatkan keadaan Salsa tadi, dia minum banyak banget dia memang suka mabuk, tapi  gak pernah sampe sebanyak itu" Aro semakin cemas.

"Sayang, sabar ya kita tunggu keadaan Salsa dari dokter dulu ya" Novi memeluk Aro agar membuat ia tenang.

"Ki, ayo dong ki, jawab gue salsa sebenarnya kenapa" Kali ini Aro sudah meneteskan airmatanya.

"Sayang ada yang mau diceritakan"Tanya Danil ke Kia dengan lembut.

"Salsa Hamilll, dan tadi dia mau gugurin kandungannya" jawab Kia dengan terbata bata.

"Apa?, siapa Ki siapa yang berani buat kayak gini ke Salsa. jangan jangan" Aro sudah terdiam Kaku saat ini, kaki nya terasa lemas. Adik kesayangannya itu sedang hancur sekarang.

"Lian" kia menangis sejadi jadinya.

"Bajingan, Sekarang dia menghilang gitu aja. Ya Allah Sal, kenapa hidup kamu selalu kayak gini, kenapa kamu gak pernah dikasih kesempatan untuk bahagia dek" aro sudah terduduk lemas dilantai sementara novi masih memeluknya.

Mereka terdiam sejenak dengan lamunan mereka masing masing.

Ceklek...

pintu ruangan Salsa terbuka.

"apa ada suaminya Buk salsa disini" ucap dokter yang sudah memeriksa salsa

"Suaminya lagi kerja dok, saya kakaknya bagaimana keadaan adik saya dok"Tanya Aro masih dalam mode cemas.

"alkohol yang diminum buk salsa sangat banyak, sehingga membuat Kandungannya sedikit melemah, untung saja masih bisa tertolong"Jelas dokter

"Alhamdulillah, sekarang apakah boleh kita masuk dok" tanya Novi

"Boleh, tetapi saat ini ibu salsa masih beristirhat, sebaiknya jangan diganggu dulu, baiklah saya pamit dulu, permisi"

"Terimakasih dok" jawab Novi.

"arghhhh, gue harus cari Lian sekarang, gue harus habisin dia. dia udah buat adek gue hancur kayak gini" aro sudah diselimuti amarah.

"Sayang, sabar dulu, sekarang kita temuin salsa dulu ya, tapi kamu harus tahan emosi, kasihan Salsa kalau lihat kamu kayak gini" Novi selalu bisa membuat Aro tenang.

Hai hai, aku Up lagi.
pendek aja dulu ya gak apa apa kan, soalnya aku lagi sibuk cari Lian ni, biar cepat pulang..

hihihi
Enjoyy
Vote dan Koment terus

GentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang