bab 3

294 18 4
                                        

Malam hari di mansion Mr. David

Tepat waktu makan malam, David baru saja memasuki mansion di ikuti max di belakangnya.

David langsung memasuki ruang makan. untuk melaksanakan makan malam. David menatap banyaknya makanan yang telah maid siapkan untuknya.

karena dia tinggal seorang diri maka tidak ada orang lain selain dirinya di meja makan tersebut. kecuali para maid dan asisten pribadinya yang selalu setia berdiri di belakang nya.

Sebenarnya david masih mempunyai orang tua, tapi keduanya memilih tinggal di luar negri, untuk menikmati masa tuanya.

David mulai memakan makanan
nya dengan tenang, setelah menyelsaikan makannya, David segera berlalu menuju ruangan kerjanya.

Setelah sampai di ruangannya david langsung duduk di kursi dan memeriksa berkas-berkas yang ada di sana.

"Max, apakah Leon sudah membawa berkas yang aku ingin kan? " Tanya David.

"Belum tuan, mungkin sebentar lagi sampai," jawab Max.

"Hemmh ... duduklah di sofa itu, Max! Apa kau tidak lelah berdiri terus menerus?" titah David tanpa menoleh.

Max yang mendengar titah tuannya segera berjalan menuju sofa dan duduk dengan tenang di sofa tersebut. m
Max duduk dengan posisi badan yang tegak dan kaku.

Entahlah, Max sudah lama bekerja untuk David, tetapi dia belum juga terbiasa dengan aura dingin tuannya.

Tidak lama, suara ketukan pintu terdengar. David dan Max menoleh ke arah suara. David melirik Max dan memerintahnya untuk segera membuka pintu melalui tatapan matanya.

Max yang sudah sangat paham dengan isyarat tuannya, segera beranjak membukakan pintu.

Begitu Max  membuka pintu, ia melihat Leon sudaj berdiri  tegak dengan sebuah berkas di pelukannya.

"Selamat datang, Tuan Leon. Tuan David sudah menunggu anda di dalam," ucap Max dengan sopan.

"Terima kasih, Max, dan jangan memanggilku tuan max! Kita kan teman!" ucap Leon menggoda Max dengan menggerakkan alisnya naik-turun.

"Hah ... iya, Tu-Leon, silakan masuk."

Jujur saja, Max masih canggung untuk berbicara santai dengab Leon. Pasalnya selain menjabat sebagai sekertaris utama, Leon juga merupakan sahabat tuannya.

Leon segera memasuki ruangan kerja David dan segera menghampiri sahabatnya.

Bisa Leon lihat, wajah David yang sudah suram di tempat duduknya. Mungkin terlalu lama menunggunya.

"Maaf David aku terjebak macet tadi," ucap Leon merasa bersalah.

"Mana berkasnya?" tanya David tanpa basa basi .

Leon segera meletakkan berkasnya di meja, tepat di hadapan David.
David segera meraihnya  dan mebuka berkas tersebut secara perlahan. Ia ebaca berkas itu dengan telitidan saksama.

Lalu, seringaian  kecil muncul di wajah tampan david.

"Christian ... dia menggelapkan uang perusahaan hanya untuk bersenang-senang bersama selingkuhannya." David menggelengkan kepalanya pelan. "Hanya sampah kecil ternyata," ucapnya remeh.

"Ya, kau benar, dia sampah kecil yang bahkan mulai mengabaikan istrinya. Padahal istrinya tengah mengandung, brengsek!" kesal Leon.

Leon duduk berdampingan bersama Max, di sofa yang berada di samping meja David.

"Benar-benar sampah. Mari kita lihat seberapa jauh dia bertindak, ikuti saja permainannya, dan tetap awasi dia!" perintah David.

David hanya ingin tau sebesar apa nyali Christian, hingga dia berkhianat di perusahaannnya.

Harapan AsylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang