bab 24

185 10 0
                                    

Christian menatap tak percaya ke arah Clara. Bagaimana bisa, Clara yang ia cintai, dan ia perjuangkan selama ini. Bisa menghianati nya seperti ini. bahkan dirinya rela mengorbankan keluarganya, hanya untuk Clara.

Jadi, waktu Clara menangis tersedu meminta pertanggung jawaban untuk nya waktu itu, adalah palsu?. Benaknya.

Christian mengikis jaraknya dengan Clara. Menatap Clara dengan tajam dan penuh emosi.

"Katakan Clara! KATAKAN JIKA YANG DIA UCAPKAN ADALAH BOHONG!!" teriak Christian di hadapan Clara.

Melihat Christian yang penuh amarah Clara merasa sedikit takut. Tapi Clara mencoba terlihat santai dan biasa saja.

" Tapi itu kenyataanya Christian. Anak ini memang bukan anakmu." Jawab Clara.

Mendengar itu Christian mengepalkan tangannya erat. Matanya memerah menahan amarah. Jika bukan perempuan, mungkin Christian akan menghajarnya habis-habisan.

Plak'

Tapi tanpa di duga, Christian melayangkan sebuah tamparan keras untuk Clara.

Clara mnyentuh pipinya yang terasa perih dan panas secara bersamaan. Tamparan Christian, tidak main-main hingga sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah.

"Kau menamparku? " Tanya Clara tak percaya.

"Iya, kenapa? Kau keberatan, aku sangat menyesal, sudah mengenalmu. Dasar wanita murahan. Jangan pernah menampakan wajahmu lagi di hadapanku Clara, camkan itu! "

Chistian melirik Erlan, sebelum dia melangkahkan kakinya keluar dari rumah tersebut. Sedangkan Erlan masih terdiam menyaksikan semuanya.

"Kenapa kau diam saja saat dia menamparku? " Tanya Clara kepada Erlan.

"O-oh itu, aku tidak sempat mencegahnya, Maafkan aku Clara ! Ayo aku akan obati lukamu agar tidak infeksi. " Erlan membawa Clara duduk di tepian ranjang.

***

Besoknya, Christian sudah bersiap untuk bekerja di toko buah sederhana. Dia bersyukur Tuan Gandi mau menerimany bekerja di toko buahnya.

Christian dengan semangat merapihkan buah-buah yang sudah siap untuk di perjual belikan.sementara Tuan Gandi, mengecek stok buah-buahannya di dalam gudang.

Ketika Chistian hendak duduk di tempatnya, tiba-tiba segerombolan preman menghampirinya.

"Hey bung, mana uang keamanannya? " Ujar salah satu preman tersebut.

Christian berdiri, dan menghampri para preman tersebut. Chrisran geram dengan prrman-preman yang selalu melakukan pungli.

"Tidak ada uang kemanan untuk kalian, pergi sana! " Usir Christian.

"Heh beraninya kau, dimana pak tua itu? " Tanyanya.

"Tidak ada, sudah sana pergi atau aku akan memanggil polisi. " Christian merogoh ponselnya untuk menghubungi polisi .

Tapi sebelum itu, ponsel Christian di rebut paksa oleh preman itu. Setelah itu , preman tersebut membantingkan ponsel Christian ke dnding toko hingga hancur.

Sedangkan Christin, sangat marah melihat ponselnya hancur di tangan preman tersebut. Christian menghampiri preman yang merusak ponselnya, lalu mencengkram kerahnya hendak mekayangkan pukulan.

Tapi, teman-teman preman itu malah mengeroyok Chrisrian hingga babak belur. Sebagian dari mereka mengacak-nagacak dagangan Gandi , karna kesal kepada Christian yang tidak memberikan mereka uang.

Beberapa orang yang kebetulan berada di sana , tidak ada yang berani memabantu Christian karna merasa takut. Kelompok preman, yang menyerang Christian memang sudah terkenal sadis ketika memalak korbannya. Maka dari itu, tidak ada yang berani menghentikan mereka.

Harapan AsylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang