Bab 29

78 4 2
                                        

Siang hari, David dan Asyla sudah berada di mansion Willson. Saat mengetahui Zio menangis, mereka tidak membuang waktu untuk segera pulang menemui Zio.

Asyla bahkan harus menahan mati-matian rasa sakitnya. Ia tidak mau keluarganya mengetahui hal itu, karena akan sangat canggung dan malu.

Dan saat ini, baby Zio tengah anteng memainkan jari telunjuk kesayangannya sambil mengoceh khas bayi.

"Jadi  Zio rindu daddy? Anak daddy pintar sekali hmm!" ucap David seraya menggoyang-goyangkan jarinya yang di genggam Zio.

Karena  gerakan itu, Zio tertawa dan menggerakan kakinya random. Terlihat sangat bersemangat untuk bermain.

"Astaga ... Kami sampai panik, Zio tiba-tiba  saja menangis dan  tidak mau berhenti," ujar Diana yang fokus menatap Zio.

"Ini pertama kalinya kita berjauhan. Dan  aku terus memikirnya. Mungkin  karena hal itu Zio  tiba-tiba rewel dan menangis." Asyla mengusap kepala sang buah hati dengan lembut.

"Maafkan mommy Sayang, mommy tidak akan meninggalkan Zio lagi," ucap Asyla seraya mengecup pipi bulat anaknya.

"Benar, ikatan batain anak dan orang tua memang sangat kuat," sahut Erina.

Semuanya mengangguk, menyetujui ucapan Erina. Fokus mereka sekarang hanya memperhatikan Zio yang masih asyik bermain dengan daddynya.

                     🐣🐣🐣

Di sisi lain, Christian baru saja keluar dari klinik setelah kejadian tempo lalu. Tubuhnya masih sakit, karena pukulan para preman tersebut.

Pak Gandi juga memecatnya karena dianggap merugikan usahanya. Oleh karena itu, Christian hanya bisa pasrah menerimanya.

Pria itu menyandarkan tubuhnya di sofa ruang tamu. Pikirannya kembali melayang memikirkan masa depannya. Kehidupannya telah hancur berantakan.

Christian mencoba menghilangkan semua pikirannya, ia meraih remot dan menyalakan televisi untuk mecari hiburan.

Tetapi bukannya hiburan yang ia dapat, melainkan tayangan berita pernikahan megah David Abraham dan Asyla.

Christian meremas remot di tangannya dengan dada yang naik turun. Napasnya tersenggal dengan  wajah yang memerah. Pada akhirnya, remot itu ia lempar hingga hancur tidak berbentuk.

"Sialan!! Asyla kenapa kau meninggalkanku? Kenapa kau menikahi pria lain, hah?!" tanyanya entah kepada siapa.

"Apa  yang harus aku lakukan sekarang, Asyla? Maafkan aku! Krmbalilah kepadaku Asyla!!" teriaknya dengan air mata yang berderai.

Penyesalan memang selalu datang di akhir cerita. Hal  itulah yang dirasakan Christian saat ini. Andai saja ia tidak berselingku, mugkin  ia tidak akan sehancur ini. Mungkin Asyla tidak akan menikah lagi dengan orang lain.

"Clara!! Ini semua karenamu, dasar perempuan murahan!! Bajingan! Aaarrgghh!!" Christian benar-benar frustrasi hingga melemparkan semua benda yang ada di dekatnya.

Christian jatuh terduduk di lantai dingin rumahnya. Kepalanya menunduk dengan tangan yang gemetar. Tidak lama, ia mengangkat kepalanya seraya menyeringai penuh arti.

Ia bergegas keluar rumah dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia bahkan mengabaikan peringatan dari pengendara lain, yang terganggu olehnya.

Tujuannya adalah menemui Asyla. Ia harus meminta maaf dan mmebawa Asyla dan Zio kembali bersamanya. Itulah tekadnya saat ini.

Tidak lama, kendaraannya sampai di halaman rumah Asyla. Namun, ia tidak dapat menemukan siapapun di sana. Ia kembali berteriak memukuli setir mobilnya.

Harapan AsylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang