bab 13

201 13 2
                                    

Rumah christian

"Mas, kau tau aku sudah sudah berhasil menjual rumahmu. Dia sepakat membeli rumah ini dengan harga yang  lumayan mas. "

" Benarkah?"

"Iya.. dia bersedia  membeli rumah ini dengan harga 500 juta"

"Syukurlah itu cukup untuk menyewa apartemen dan modal usaha "

"Usha apa yang cuckup dengan jumlah uang itu mas? "

"Entahlah clara aku belum memikirnya"

"Bagai mana jika mas infestasikan saja di salah satu perushaan di sini mas! "

"Dengan begitu mas hanya tinggal menunggu hasil"

"Apa menurutmu akan berhasil? "

"Tentu saja.. Percaya padaku! "

"Baiklah terserahmu saja, aku percaya padamu. Clara apa kau mau melanjutkan hubungan kita ke arah yang lebih serius? "

"Maksudmu?

" Maksudku.... Menikah,"

"A-aaaahh menikah ya? Aku belum berpikir ke sana mas. Maafkan aku! "

"Dan lagi mas belum resmi bercerai dengan asyla" Lanjut clara

"Tidak apa-apa clara mas tidak akan memaksamu jika kau belum siap"

"Soal perceraian mas akan segera menyelesaikan nya kau tenang saja ya! "

Ucap cristian sambil mendekat dan memeluk calara yang duduk tidak jah darinya.

"Terimakasih" Ucap clara

Christian tersenyum dan mengusap lembut rambut clara.
dia akan menunggu kapanpun clara siap untuk menikah dengan nya.
_________________

Sementara di sisi lain terlihat seorang pria, sedang berbicara dengan seseorang di hadapan nya.

"Bagai mana perkembangan nya Erlan?"

"Seperti yang kau tau, semuanya berjalan seseuai harapan kita"

"Dia akan menjual rumah nya , dan aku akan membeli nya. Tapi kau tenang saja itu semua hanya untuk mengamankan aset nya"

"Maksudmu?"

" Entah kenapa..aku yakin dia tidak memberitahukan soal penjualan rumah itu, kepada istrinya"

"Sialan"

"Maka dari itu .. Soal ini percayakan padaku !" Aku akan mengurus nya"

"Baiklah terimaksih erland".

_________

Rumah orang tua asyla

Asyla duduk termenung, dengan lamunan nya, tidak di pungkiri dia merasa nyaman dengan adanya david di sisinya.

Tapi hubungan nya dengan christian belum berakhir. Besok dia berencana menemui pengacara untuk mengurus surat pengajuan perceraian nya.

Setelah beberapa saat asyla branjak menemui ibunya.

"Ibu sedang apa? "

"Ibu menyiapkan makanan untuk ayahmu . dia akan lembur di perusahaan nya"

"Biar asyla yang mengantarkan nya ya bu? "

"Tidak-tidak .. Kau di rumah saja bersama zio"

"Ayolah bu....ibu saja yang di rumah menjaga zio ya.... "

Jika asyla sudah merengek dan memelas  , siapa yang sanggup menolak?

"Baiklah.. Hati-hati di jalan ya"

Harapan AsylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang