Bab 30

110 7 0
                                        

Asyla memeluk lengan David dengan erat. "Tidak Cristian! Kita sudah tidak punya hubungan apa pun lagi, pergilah! Aku  sudah bahagia bersama suami dan keluargaku. Aku mohon, jangan mengangguku lagi!" tolak Asyla.

"Aku  sangat menyesal Asyla, aku sangat menyesal. Aku mohon beri aku kesempatan! Aku berjanji akan selalu menyayangimu dan Zio. Aku  sudah tidak punya siapa-siapa lagi Asyla." Christian mulai terisak dengan kepala yang menunduk.

"Maka hiduplah dengan segala penyesalanmu, Cristian! Karena semua ini adalah sebab akibat dari perbuatanmu sendiri!" tekan Asyla.

David menoleh, menatap bangga kepada istrinya. Ia memberikan kecupan sayang di pucuk kepala Asyla sebagai apresiasi karena keberaniannya.

Hal itu jelas disaksikan oleh Cristian. Sungguh, ia  tidak tahan dengan keharmonisan Asyla dan suaminya. Dengan emosi yang membara, Christian memisahkan David dan Asyla. Kemudian memberikan pukulan keras di rahang tegas David.

"Hey!! Apa yang kau lakukan bajingan?! Tidak tahu malu!" murka Willson dengan pukulan keras yang mendarat di  perut Christian.

Christian terhuyung ke belakang. Ia meringis merasakan sakit yang teramat sangat di perutnya. Tapi  tidak lama, ia kembali menyerang David. Sayangnya  Christian tidak pandai mengukur diri, ia lupa siapa  yang saat ini tengah ia lawan.

David dengan mudahnya melumpuhkan Christian dengan tangan kosong. Christian bahkan terbatuk-batuk dan sedikit mengeluarkan darah, karena mendapat tinjuan keras di dadanya.

Tapi  rupanya, emosi Christian belum juga mereda. Ia semakin berusaha keras ingin menghabisi David. Perkelahian tidak terelakan lagi, para wanita bergerak mundur menghindari keributan yang terjadi.

"Apa  yang kalian tunggu hah? Cepat tangkap bajingan ini!!" teriak David kepada para penjaga.

Beberapa penjaga mulai berdatangan untuk menangkap Christian. Tetapi pria itu dengan cepat melarikan diri memasuki mobilnya. Begitu masuk ia segera melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi.

Christian hampir saja menabrak beberapa pencaga yang mencoba menghalangi jalannya.

Setelah kepergian Christian. Asyla berlari menghampiri David, untuk memeriksa keadaannya.

"Mas, astaga bibirmu berdarah!" Asyla panik ketika melihat sudu bibir David mengeluarkan sedikit darah.

"Ssttt ... mas baik-baik saja Sayang, jangan khawatir hm!"

"Tapi  tetap saja, ini pasti sakit! Ayo  masuk Mas, obati  dulu lukanya!"

Asyla menarik lengan David dan membawanya masuk ke dalam. Begitupun denga para orang tua.

"Aku harap dia segera mendapat karmanya setelah ini! Bisa-bisanya datang mencari keributan. Otaknya  hilang atau bagaimana? Bukankah dia sendiri yang mencampakkan menantuku demi wanita murahan itu?" cerocos Diana dengab wajah yang memerah menahan amarah.

"Kau benar, karma itu nyata, cepat atau lambat. Laki-laki brengsek itu akan segera mendapatkannya." Erina ikut menimpali ucapan Diana.

"Sudah, sudah! Kalian ini kenapa ribut sekali?" tanya William yang heran dengan kedua wanita di hadapannya.

"Apa? Kenapa memanganya? Kau keberatan? Jika ia, pergi saja dari sini! Jangan hiraukan kami," ujar Erina dengan waja yang sudah menatap suaminya dengan garang.

"Ekhem ... tidak, tentu saja tidak masalah."

Willson sendiri hanya menggelengkan kepalanya, mendengar keributan yang terjadi.

Sementara itu di kamar David. Asyla tampak serius, mengobati luka di sudut bibir David. Ia bahkan tidak menyadari tatapan lapar David, ketika melihat  Asyla yang sesekali mengigit bibir bawahnya karena merasa ngilu saat me
engobati luka David.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Harapan AsylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang