bab 22

180 12 0
                                    

David masuk kedalam mobil dan segera membawa Asyla ke dalam pelukannya. Sedangkan Zio sudah tidur lelap di  Baby Car seat miliknya.

"Kau baik-baik saja? " tanya David sambil mengelus rambut Asyla.

"Aku baik-baik saja Mas. Lalu bagaimana denganmu, Kau tidak terluka kan? " tanya Asyla dengan khawatir.

David melepaskan pelukannya dan menatap mata Asyla seraya tersenyum lembut.
David senang ketika asyla menghawatirkannya.

"Aku juga baik-baik saja sayang ...." David megelus pipi Asyla dan matanya menoleh ke arah Zio yang masih lelap tertidur.

"Dia mudah sekali tidur. Apa itu normal? " tanya David.

Asyla terkekeh mendengar pertanyaan David.

"Tentu saja Mas, justru itu bagus untuknya. Karena bayi memang membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak dari pada orang dewasa." Asyla mencoba menenagkan David agar tidak terlalu khawatir.

"Syukurlah ... aku hanya khawatir saja. "

"Setelah ini ikut bersamaku ya! " Lanjut David.

"Kemana?"

"Kita ke mansionku dan bertemu dengan seseorang. Aku ingin mengenalkan kalian kepadanya. "

"Apa harus? Aku takut Mas, bagaimana jika dia tidak menerimaku dan Zio. "

"Iya sayang, aku sudah membicarakan tentang kita sebelum nya, dan dia ingin bertemu dan berkenalan demenganmu. Mau ya?"

"Baiklah ...," ucap Asyla sedikit ragu.

"Kalau begitu, kita berangkat sekarang saja ya?"

"Aku ikut saja Mas."

David tersenyum dan menggenggam tangan Asyla dengan sebelah tangan nya, mengecup punggung tangan Asyla sesaat. Dan membiarkan tangan aAyla di atas pahanya . David mulai mengendarai mobilnya menuju mansion, dengan menggunakan sebelah tangannya. karna dia tidak ingin melepaskan ganggaman tangannya dengan Asyla. Sesekali David menoleh memeriksa Zio yang masih tertidur nyenyak.

Di tengah lerjalanan Zio terbangun dan menangis. David panik dan menepikan mobilnya di tempat yang sekiranya nyaman dan aman.

Ketika Asyla hendak turun, David menahannya.

"Biar aku saja sayang, kau di sini saja hmm!"

Asyla kembali duduk dan memperhatikan David yang keluar lalu berlari kecil menuju kursi belakang.

"Anak daddy sudah bangun rupanya, jangan menangis sayang, Daddy di sini. "
David mencoba menenangkan Zio, sambil membuka sabuk pengaman yang terpasang di tubuh mungil tersebut.

David membawa zio ke kursi kemudi tempat dia duduk. Menimangnya sebentar, sebelum meminta Asyla untuk membuatkan susu.

"Sayang tolong susunya!" Pinta David.

Asyla dengan sigap menyiapkan susu untuk anaknya. Dan memberikannya kepada David.

David meraih botol itu dan segera mengarahkan dot itu ke mulut Zio . Zio langsung melahap niple dot itu dengan rakus, bahkan tangan David di genggam erat oleh ke dua tangan mungil Zio.

David terkekeh di buat nya.

"Haus sekali ya? Lihat sayang, bukan kah dia sangat  lucu?" David benar-benar di buat gemas oleh Zio.

"Iya mas zio memang sangat menggemaskan, aku tidak sabar kata apa yang pertama dia ucapkan nanti. "

"Ha ha ... Kita akan menantikan momen itu bersama sayang," ucap David.

Harapan AsylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang