❀ 13 ❀

608 78 1
                                    

Hai hai..
Aku kembali lagi nih

Apakah ada yang nungguin cerita ini up?

༻ Happy Reading ༺

Tandai kalo ada typo

෴෴෴෴

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 15.55, dan sedari tadi Ara menunggu kedatangan teman-temannya.

Dia sudah merasa bosan menghabiskan waktu sendirinya dengan bermain handphone. Ara juga sudah menelepon mama papanya, walaupun itu cuma sebentar, tetapi gadis itu sudah merasa bahagia dan sudah sedikit mengobati rasa rindu Ara kepada mereka.

Setelah menghubungi mama papanya, dia juga mengechat kedua sahabatnya, dan katanya mereka akan datang sehabis pulang sekolah. Tapi sampai jam segini mereka belum juga memunculkan batang hidungnya.

Ara juga sudah menelepon Kevin, tetapi dia sekarang ada jadwal ekstrakurikuler di sekolah, jadi Kevin akan datang lebih telat dibanding teman-teman yang lain.

Ceklek

Ara yang tadi sedang bermain game di handphonenya langsung mengangkat pandangannya menuju pintu. Dia melihat teman-temannya sudah datang, yaitu Dinda, Septi, Bayu dan Benji. Sedangkan Arka dan Aska belum datang, mereka berdua memang satu ekstrakurikuler dengan pacarnya.

Begitu mereka masuk ke dalam, Dinda dan Septi langsung berteriak, "Ara!" mereka berdua langsung menghambur memeluk tubuh Ara.

Sedangkan Bayu dan Benji langsung meringis dan menutup kedua telinganya begitu mendengar pekikan kedua gadis itu.

Begitu merasakan kehangatan dari pelukan kedua sahabatnya, Ara langsung balas memeluk mereka berdua sambil berucap mengingatkan, "Stt, jangan teriak dong, ntar dimarahin mbak-mbak perawatnya."

Mereka berdua yang sadar telah berteriak hanya memamerkan cengiran nya setelah melepaskan pelukan mereka.

"Sorry sorry, kita lupa.." Septi menjawab masih dengan cengiran nya.

"Iya tuh, kalian berdua nggak sadar apa, suara kalian itu terlalu merusak telinga orang tau..." Bayu menyaut setelah mendudukkan dirinya di sofa yang terdapat di ruangan itu.
"Apaan sih lo, sewot aja deh.." sungut Dinda sambil menatap sinis Bayu.

"Emang kenapa kalo gue sewot, hah..Nggak boleh.." Bayu berdiri lalu menghampiri Dinda sambil meletakkan kedua tangannya di sisi kedua pinggangnya.

"Ya nggak boleh lah, hidup-hidup kita kok, kok lo sewot." Dinda balas menatap Bayu sambil mendongakkan kepalanya, karena memang tinggi badan Bayu yang melebihi tinggi badan Dinda.

Disaat mereka berdua sedang ribut, Ara, Septi dan Benji hanya menghela nafas lelah. Mereka bertiga sudah terbiasa mendengar keduanya membuat keributan.

Akhirnya, Septi berjalan mendekati kedua orang yang masih sibuk itu, dia menjewer telinga kanan Dinda dan telinga kiri Bayu.

"Aww aww.. Kok dijewer sih." Dinda mengomel sambil memegang tangan Septi yang sedang menjewer telinga kanannya.

"Lepasin nggak, kaya anak kecil aja gue deh, dijewer-jewer segala." Bayu juga mengomel sambil menepuk-nepuk tangan Septi.

Sedangkan sang pelaku malah tambah mengencangkan jewerannya, "Makanya, nggak usah berisik. Udah tau lagi di rumah sakit, kalian berdua malah ribut mulu."

"Akh.. Iya iya deh, kita diem, tapi lepasin dulu dong, sakit tau."
Bayu pun ikut menyahut, "Iya nih, kita diem. Lepasin dong.."

Mereka berdua akhirnya bisa diam dan Septi yang melihat mereka diam pun langsung melepaskan jeweran pada telinga kedua orang itu.

Tiara's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang