ʚ Welcome Back ɞ
༻ Happy Reading ༺
Tandai kalo ada typo
෴෴෴෴
Di ruangan yang serba putih dan berbau obat-obatan, terdapat 3 orang gadis, dengan salah satu gadis dari mereka sedang memejamkan matanya di atas ranjang, sedangkan dua lainnya duduk di sofa yang terdapat di ruangan tersebut.
"Eughh..." lenguh seorang gadis yang tengah berbaring di atas kasur UKS.
"Ara, lo udah bangun, lo kenapa bisa pingsan sih? Lo itu ya--" ucap Dinda marah sambil berkacak pinggang.
"Udan Din, Ara baru bangun malah lo omelin, nanti dia tambah pusing, gimana sih lo," ucap Septi memotong omelan Dinda, sedangkan Dinda hanya menyengir tanda bersalah.
"Kan gue khawatir." masih dengan cengiran nya, Dinda menjawab.
Ya, mereka adalah Ara, Dinda, dan Septi.
"Gimana Ra, masih pusing?" tanya Septi sambil membantu Ara untuk duduk.
"Iya masih sedikit," jawab Ara lemas sambil memijat pelipisnya.
"Oh iya, Kevin dimana?" tanya Ara ke kedua temannya.
"Nggak tau tuh, habis nganterin lo ke UKS dia pergi, katanya sih lagi nenangin Sahila," jawab Dinda dengan sedikit emosi."Emang Sahila kenapa?" tanya Ara bingung.
"Biasa, ribut tuh sama Dona and the geng." Septi menjawab dengan tenang tidak seperti Dinda yang selalu emosi apabila itu menyangkut dengan nama Sahila.Sedikit info Dona and the geng itu semacam geng tukang bully dengan tampilan khasnya yaitu dandanan menor dan seragam ketatnya.
Mereka sering bahkan hampir setiap hari mencari keributan dengan Sahila, karena menurut mereka Sahila itu pelakor yang bersembunyi di balik sifatnya yang sok baik dan mengagung-agungkan kata sahabat Kevin setiap ada masalah.
Walaupun Dona menyukai Kevin, tapi Dona tidak pernah membully Ara, karena menurutnya Ara itu cewek yang baik bahkan terlalu baik sampai-sampai dia membiarkan pelakor yang setiap hari menempeli pacarnya, yaitu Sahila.
Dona lebih setuju Kevin bersama Ara dibanding si rubah licik Sahila, maka dari itu Dona dan teman-temannya sering ribut bahkan sampai membully Sahila si penggangu. Menurutnya, dia sudah membantu Ara untuk membuat kapok si rubah licik Sahila.
Oke back to topic...
"Oh..." ucap Ara lesu dan tidak perlu tanya kenapa mereka ribut karena sudah pasti tidak jauh-jauh soal hubungan Kevin dan Sahila. Sebenarnya dia kadang kasian pada Sahila sewaktu Sahila ribut dengan Dona. Tapi dia juga tidak bisa membela Sahila, sebab Ara juga ada rasa sedikit kebencian terhadap Sahila.
"Bahkan kamu lebih mentingin Sahila disaat Ara sakit begini Kevin," ucap Ara dalam hati.
"Ya udah lah jangan bahas-bahas Kevin, bikin emosi," ucap Dinda mengalihkan pembicaraan. Dinda kasian kepada Ara, dia tidak mau sahabatnya bertambah pusing apabila memikirkan pacarnya yang sekarang sedang bersama perempuan lain.
"Iya bener, ini lo makan dulu aja, habis itu minum obat, biar cepet sembuh." Septi mengambilkan sepiring nasi goreng (karena di sekolah tidak ada yang menjual bubur) dan teh hangat agar dimakan Ara.
✨✨✨
Teet teet teet
Tak terasa Ara sudah menghabiskan waktu sekolahnya hanya berdiam diri di UKS.
Mendengar bel pulang sudah berbunyi, Ara yang sedari tadi tiduran di ranjang langsung bangun dari tidurannya untuk mendudukkan diri.
Memang Ara tidak masuk kelas karena pusingnya yang semakin parah dan larangan Dinda dan Septi agar tidak masuk kelas dulu, mereka menyuruhnya untuk istirahat di UKS sampai jam pulang. Jadi Ara menuruti permintaan kedua sahabatnya itu.
"Hai Ara, hehe..." Dinda melongokkan kepalanya ke dalam UKS.
Mendengar ada yang memanggil namanya, Ara langsung menolehkan kepalanya ke arah pintu yang sejak tadi tertutup.
"Astaga Ra, kok lo tambah pucat sih," heboh Dinda setelah berada di depan Ara.
"Gimana, tambah pusing ya?" tanya Septi sambil mengecek dahi Ara dengan punggung tangannya.Ara hanya menganggukan kepalanya karena badannya yang sangat lemas, bahkan lebih lemas daripada tadi sewaktu istirahat.
"Kevin mana?" Ara mencoba bertanya dimana keberadaan Kevin yang sampai sekarang belum juga menemuinya.
"Hah? Apa? Oh Kevin. Gue nggak tau," jawab Dinda. Sedangkan Septi hanya menggelengkan kepalanya.
Sebenarnya mereka tau dimana Kevin berada. Karena sebelum mereka kesini, mereka berdua sempat berpapasan dengan Kevin dan teman-temannya dan juga jangan lupakan Sahila yang berjalan disamping Kevin.
Huh...
Ara hanya menghela nafas lelah."Ya udah ayo pulang, gue anterin deh sampe rumah dengan selamat wal'afiat." Dinda mengalihkan pembicaraan melihat muka Ara yang lesu.
"Iya ayo Ra," ajak Septi.Setelah melihat anggukan dari Ara, keduanya langsung memapah Ara keluar dari UKS menuju ke luar gerbang sekolah karena sopir Dinda sudah sampai di sana.
Tapi sebelum mereka bertiga sampai luar gerbang sekolah, langkah Ara berhenti yang langsung diikuti Dinda dan Septi. Ara memandang satu titik yang membuat wajahnya menjadi sendu bahkan matanya sudah berkaca-kaca.
Melihat sahabatnya seperti itu, Dinda dan Septi langsung memcari objek yang membuat Ara sedih. Dan disana mereka melihat Kevin yang sedang memakaikan jaket di pinggang Sahila kemudian memakaikan helm ke kepala Sahila dengan lembut.
Melihat itu Dinda dan Septi langsung gelagapan. Mereka berdua saling tatap seolah berbicara lewat mata mereka.
"Ara, ayo dong jangan liatin mereka terus," ucap Septi sambil mengelus bahu Ara menenangkan.
"Iya bener, nanti lo tambah sakit lagi," ujar Dinda.
"Mending kita cepet-cepet pulang yuk," lanjut Dinda.Ara mengedip-ngedipkan matanya menghalau air matanya keluar.
"Ayo,"ucap Ara sembari berjalan yang langsung kembali dipapah oleh Dinda dan Septi.
Sedangkan di parkiran tempat Kevin dan teman-temannya serta Sahila berada.
"Eh, itu bukannya Ara ya?" tanya Benji ke ketiga temannya karena Kevin dan Sahila sedang sibuk sendiri.
"Iya anjir, kok pucet banget ya," sahut Bayu heboh.
"Kasian banget sih jadi Ara, dianya lagi sakit pacarnya malah lagi sibuk sama cewek lain," sindir Bayu kepada Kevin yang sedang memasangkan helm ke kepala Sahila.Sedangkan orang yang disindir tidak mendengar dan bahkan sekarang sedang tertawa bersama Sahila.
"Iya, kalo gue jadi Ara sih mending tinggalin aja pacarnya."
"Cari yang baru, yang lebih perhatian dan tentunya setia, ya nggak?" lanjut Benji bertanya kepada ketiga temannya.
"Iya lah, orang pacarnya ngeselin gitu sih," setuju Bayu."Udah deh, itu urusan mereka berdua, kita nggak usah ikut campur, tugas kita cuma nasehatin Kevin kalo dia udah keterlaluan." Aska yang sedari tadi hanya mendengar dan memperhatikan akhirnya angkat suara.
"Iya bener, kita omelin tuh si Kevin kalo dia udah keterlaluan," ucap Arka menyetujui ucapan Aska.
Bayu dan Benji langsung terdiam dan mengangguk-anggukan kepalanya tanda setuju.
"Ya udah, yok kita pulang," lanjut Arka.
Kemudian mereka menaiki motornya masing-masing termasuk Sahila yang naik ke boncengan motor Kevin. Lalu mereka meninggalkan parkiran bersamaan menuju rumah masing-masing.
෴෴෴෴
Jangan lupa vote dan komennya ya..
Terima kasih yang sudah membaca 🤗Follow akunku yang lain :
IG : a_rumlvlyy
Tiktok : a_rumlvlyy
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiara's Story
Teen Fiction⚠️ FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA ⚠️ PART LENGKAP DAN SUDAH ENDING "Bisa anterin Ara pulang dulu nggak?" "Bisa dong," Kevin tersenyum menatap kekasihnya yang membuat Ara juga ikut tersenyum ceria. "Kevin, gimana sih, katanya kamu mau anteri...