❀ 34 ❀

529 49 25
                                    

Hay hay👋
Karna aku lagi baik hati🤭🤭
Aku up lagi

Seneng nggak kalian?

Oh iya, jangan lupa vote dulu ya😉😉

༻ Happy Reading ༺

Tandai kalo ada typo

෴෴෴෴

Setelah Kevin menyelesaikan ceritanya, Bayu meraih kerah seragam Kevin agar berdiri, dan langsung memukul tepat ke pipi kiri Kevin.

Bugh

"Brengsek." ucap Bayu.

Kevin langsung terdorong karena pukulan itu. Bayu yang akan menghampiri Kevin langsung ditahan Benji.

"Udah Bayu, dia temen lo." sentak Benji sambil menahan tubuh Bayu yang masih memberontak.

"Lepasin Ben, gue mau kasih pelajaran lagi sama tu orang."

Kevin masih terdiam, dia sadar dirinya salah. Makanya Kevin tidak membalas pukulan Bayu.

"Benji, lepasin gue!"
"Brengsek banget sih lo Vin, kalo lo mau tunangan sama orang lain. Putusin Ara dulu, jangan jadi orang brengsek."

Setelah mengatakan itu, Bayu menyentak tangan Benji yang masih menahan tubuhnya lalu berlalu pergi.

Brak

Bayu menutup pintu kelas dengan sangat kencang.

Setelah Bayu pergi, ruangan itu diisi keheningan selama beberapa saat.

"Putusin Ara sekarang." ucap Aska yang membuat semua orang disana tersentak, termasuk Kevin.

"Enggak, gue nggak bisa."
"Terus lo mau pacarin Ara dan tunangan sama Sahila sekaligus."

"Tapi gue nggak bisa Ka, gue cinta sama Ara."
"Tapi lo udah tunangan sama Sahila. Gue tanya, lo lebih milih Sahila atau Ara. Pilih salah satu, jangan jadi laki-laki brengsek." ucap Aska dengan nada datar khasnya dan tatapan yang sudah menajam.

"Gue nggak bisa milih salah satu."
"Brengsek." ujar Aska dingin lalu pergi dari situ yang langsung diikuti Benji.

Arka yang sejak tadi hanya menyimak menepuk satu bahu Kevin lalu ikut keluar dari sana.

Begitu teman-temannya pergi, Kevin langsung menendang kursi disampingnya.

"Argghhh..."

✨✨✨

Di tempat lain, tepatnya taman samping sekolah. Ada seorang gadis yang sedang menangis sendirian.

Bahu gadis yang sedang duduk dan menunduk itu terlihat bergetar.

"Ara!" panggil Dinda setelah menemukan orang yang dari tadi dicarinya.

Lalu Dinda berlari dan diikuti Septi dibelakangnya. Sesampainya di depan Ara, mereka berdua mengambil tempat duduk di sisi kanan dan kiri Ara.

Septi dan Dinda memeluk tubuh Ara sambil mengelus punggung sahabatnya yang sedang menangis.

"Di-dinda, Septi, hiks..." ucap Ara sedikit terbata karena masih menangis.

"Iya iya, kita disini kok. Lo udahan ya nangisnya." ujar Septi.

Ara menggelengkan kepalanya, "Kevin jahat sama Ara, hiks, Kevin- kevin..." Ara tidak bisa melanjutkan ucapannya, tapi tangisan Ara yang menjadi bertambah kencang.

Tiara's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang