ʚ Welcome back ɞ
༻ Happy Reading ༺
Tandai kalo ada typo
෴෴෴෴
Di perjalanan, Ara terus terdiam. Dia masih memikirkan perkataan Sahila tadi.
Aska yang sedang membonceng Ara pun merasa Ara tidak cerewet seperti biasanya. Bahkan gadis itu sama sekali tidak membuka mulutnya.
Sesampainya di depan rumah. Ara masih belum turun dari motor Aska.
"Ra." panggil Aska. Tapi Ara masih belum merespon, "Hey, Ra. Udah sampe nih."
"Hah? Oh, udah sampe ya." Ara turun dari motor Aska pelan-pelan.
Setelah Ara turun, dia menawari Aska, "Aska mau mampir dulu nggak?"
"Nggak usah. Gue langsung pulang aja."
"Oh, ya udah. Makasih ya Aska."Aska hanya menepuk pelan pucuk kepala Ara dua kali lalu melajukan motornya kembali.
Ara membalikkan badannya dan berjalan dengan lesu menuju ke dalam rumah.
Begitu Ara membuka pintu, dia terkejut, bahkan sangat terkejut sampai-sampai air matanya keluar.
"Mama papa!" seru Ara sambil berlari ke arah kedua orang tuanya.
"Mama papa kapan pulang? Kok nggak kabarin Ara dulu sih. Hiks..." Ara sudah masuk ke dalam pelukan keduanya, dengan mamanya di sebelah kanan dan papanya di sebelah kiri.
"Eh, kok princess kesayangan papa nangis sih. Jangan nangis dong." papa Ara mengelus rambut putrinya dengan sayang.
"Iya nih. Harusnya seneng dong mama papanya pulang. Kok malah nangis sih." ucap mama Ara dengan nada sedikit mengejek.
Hiks hiks hiks
"Ih, mama sama papa kok malah ejek Ara sih." rengek Ara masih dalam pelukan mereka.
"Ya udah dong nangisnya. Kan mama sama papa mau liat wajah cantik Ara. Kok malah nangis."
"Ish, kan Ara kangen banget sama mama papa. Hiks..."
"Iya iya, kita juga kangen kok sama Ara."
"Sini dong, papa mau liat muka kesayangan papa. Masih cantik enggak?""Masih dong. Masa Ara jelek sih." ucap Ara disela-sela tangisannya yang membuat kedua orang tua Ara tertawa.
Melihat mama papanya tertawa di depannya, Ara ikut tertawa walau masih sedikit menangis.
Mereka bertiga sudah duduk di sofa ruang tamu. Ara memeluk erat tubuh hangat papanya, sedangkan mama Ara sedang menyuapi Ara camilan yang dibeli mereka dari Amerika.
"Mama sama papa di rumah sampe kapan?"
Sambil menepuk bahu Ara yang ada di dekapannya, papa Ara menjawab, "Kita cuma bisa di rumah lima hari."
"Yahh, kok cepet banget sih. Kan Ara masih kangen."
"Iya, mama sama papa tau kok. Makanya ikut kita aja kesana yuk.""Ish, nggak mau ah. Ara masih betah disini."
"Betah karna ada Kevin kan." goda papa Ara sembari menjawil pipi bulat putrinya."Ih, papa." rengek Ara menyembunyikan wajahnya di dada papanya.
Papa dan mamanya tertawa melihat tingkah malu-malu Ara.
"Kevin nggak jahat sama kamu kan?"
"Enggak kok pa." jawab Ara masih menyembunyikan wajahnya."Emang kenapa?" Ara mengangkat wajahnya dan menatap wajah papanya yang masih terlihat tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiara's Story
Teen Fiction⚠️ FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA ⚠️ PART LENGKAP DAN SUDAH ENDING "Bisa anterin Ara pulang dulu nggak?" "Bisa dong," Kevin tersenyum menatap kekasihnya yang membuat Ara juga ikut tersenyum ceria. "Kevin, gimana sih, katanya kamu mau anteri...