Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam dan Jane memutuskan untuk membawa Rose makan malam di restaurant karena mereka memang belum sempat memakan makan malam setelah meninggalkan acara pernikahan Leonara.
"Oppa jangan dengarin omongan mereka. Biarkan saja Reon sendiri yang bertanggungjawab mengurus Leonara sama anak mereka" ujar Rose.
"Tapi aku merasa tidak enak sama Mama kamu" ujar Jane.
"Lupakan saja. Mama hanya ingin mengambil kesempatan si"
Jane mengangguk faham "Baiklah"
Tidak butuh waktu yang lama, makanan yang dipesan oleh mereka akhirnya tiba.
"Ayo makan" ujar Jane.
Drttt drttt
Keduanya sontak menatap kearah ponsel Jane sehingga terlihatlah nama sosok yang menghubungi Jane.
Suasana diantara keduanya seketika menjadi hening. Jane menatap Rose dengan tatapan tidak enaknya.
"Angkat saja" singkat Rose.
Jane menghela nafasnya dengan kasar sebelum menjawab panggilan itu "Halo Lisa-ya"
Rose pula memilih untuk diam. Dia bahkan tidak memakan makanannya itu karena dia menunggu Jane.
"Hey, jangan nangis. Tunggu aku. Aku kesana sekarang!" Jane berseru dengan panik.
Dia mematikan panggilan itu lalu menatap Rose dengan panik "Aku harus pergi. Lisa nangis dan dia butuh aku. Tidak apa apa aku pergi bukan? Aku akan memesan taksi untuk kamu"
"Tidak perlu" sahut Rose dengan cepat "Kamu pergi saja. Aku bisa pulang sendiri kok. Jangan khawatir soal aku" lanjutnya tersenyum palsu.
"Terima kasih Sayang" dengan segera Jane bangkit dan berlari pergi meninggalkan Rose.
Hah~
Helaan nafas kasar Rose mula kedengaran. Kenapa disaat Jane hampir saja membuka hati untuknya, Lisa malah kembali muncul? Apa benar Jane memang cowok yang ditakdirkan untuk Lisa? Bukan untuk dirinya?
"Ternyata benar. Jangan pernah memulakan hubungan dengan orang yang belum bisa melupakan sosok masa lalunya" gumamnya tersenyum miris.
"Tante Rose!"
Rose terlonjak kaget. Ditatapnya bocah yang memanggilnya itu "Junghwan?"
"Halo Tante" sapa Junghwan.
"Hai Rose"
"Jisoo Oppa? Kenapa kalian bisa ada disini?" Tanya Rose.
Jisoo terkekeh mendengarkan pertanyaan konyol dari calon adek iparnya itu "Aku bawa Junghwan kesini untuk makan malam dan kebetulan kita ketemu sama kamu"
Rose mengangguk faham "Ah, bagaimana kalau kalian gabung saja sama aku?"
"Apa tidak apa apa? Dimana Jane?"
Rose melirik makanan milik Jane yang bahkan belum dimakan itu "Dia pergi"
Raut wajah Jisoo sontak berubah. Buru buru pria ini berganjak duduk dibangku didepan Rose setelah dia mendudukkan Junghwan dibangku disamping Rose "Apa lagi masalah kalian kali ini?"
"Tidak ada masalah kok. Tadi Jane pergi setelah Lisa menghubunginya. Lisa juga lagi nangis jadi dia pasti butuh Jane disampingnya" jelas Rose.
Jisoo mengusap wajahnya dengan kasar "Tapi pacar Jane itu kamu, bukan Lisa. Seharusnya kamu menghalang Jane untuk pergi"
"Seberapa keras aku berusaha menghalang dia, aku tetap tidak bisa menghilangkan sosok masa lalunya. Cinta Jane Oppa hanya untuk Lisa dan aku hanya dijadikan pelampiasan" sahut Rose tersenyum miris.
"Kamu menyadarinya tapi kenapa kamu masih bertahan?"
"Karena aku mencintai Jane Oppa" sahut Rose.
"Dan aku ingin menghabiskan waktu aku bersama orang yang aku cintai sebelum aku pergi menyusul Mommy" lanjut Rose yang hanya membatin.
*
*"Lisa-ya" Jane bergegas berjongkok disamping Lisa yang menangis dibangku ayunan taman.
"Hiks Jane" isak Lisa beralih memeluk Jane dengan erat.
"It's okay. Keluarkan saja semuanya. Aku ada disini bersama kamu" bujuk Jane mengusap punggung sang mantan.
"Hiks dia jahat. Aku baru saja resmi menjadi tunangannya tapi ternyata dia malah selingkuh. Hiks dia jahat Jane!" Isak Lisa mengadu kepada sang mantan.
"Kamu sudah omongin baik baik sama dia?" Tanya Jane.
"Hiks sudah. Dan aku sama dia sudah putus"
"Baguslah. Dia bukan sosok yang harus kamu perjuangkan. Biarkan saja dia menyesal karena sudah mensia siakan sosok berharga seperti kamu"
Lisa tidak menjawab namun dia hanya menangis didalam dakapan Jane sementara cowok itu hanya bisa diam dan memberi kenyamanan.
Beberapa menit kemudian, tangisan Lisa akhirnya terhenti dan kini mereka sudah tidak lagi berpelukan.
"Maafin aku. Mungkin ini karma atas apa yang sudah aku lakukan kepada kamu dulu" lirih Lisa memecahkan keheningan.
"Aku sudah memaafkan kamu kok. Lagian semua yang terjadi juga salah aku. Aku yang tidak ada disamping kamu disaat kamu membutuhkan aku" sahut Jane.
"Rose beruntung karena bisa mendapatkan kamu"
Jane tersenyum tipis "Aku yang beruntung karena bisa mendapatkan cewek seperti dia yang sanggup menerima semua kekurangan aku"
"Memangnya dulu aku tidak bisa menerima kekurangan kamu?"
Jane tersentak "A-Aniyo. Bukan seperti itu maksud aku. Ak-"
"Gwenchana. Aku mengerti kok" potong Lisa "Ngomong ngomong, apa kita bisa menjadi teman?"
Tanpa ragu Jane mengangguk "Bisa dong. Kamu teman aku!"
Lisa tersenyum tipis "Kenapa dulu gue mensia siakan sosok sebaik Jane?"
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Choice ✅
FanfictionApa yang harus Jane lakukan? Memperjuangkan Lisa atau mempertahankan Rose? Chaennie/Jensé📌 Jenlisa📌 Jentop📌 Fanfiction 📌